aku menyerah, aku mundur atas apa yang ku rasakan dulu !
Aku kalah, semua perasaan yang dulu dia perjuangkan kini berbalik menyerangku
Aku kalah, benar benar kalah~ Nadya
Setelah pertemuan ku dengan Rian di rumah Waku itu aku tak pernah bertemu Rian lagi. Aku merendahkan diriku untuk mencoba menghubungi dia tapi dia serasa benar-benar menolak kehadiran ku. Aku serasa dibuang dari kehidupan Rian. apa kini aku harus berhenti untuk menghubungi Rian lagi ?
Aku menggetikkan pesan lagi pada Rian, aku menyerah Rian, jika memang kamu memilih untuk membuangku maka aku akan menuruti keinginan mu, aku menyerah Rian. Jika ini hukuman yang kamu berikan karna sikap acuh ku dulu pada perasaaan mu, aku pasrah Rian.
Kalau emang Lo ngga mau kenal gue lagi oke gue terima Jom, gue ngga akan ganggu Lo lagi ! Tapi gue mau Lo bilang ke gue kalau emang itu mau Lo !
Sekali lagi Rian tak menjawab pesan dariku. baiklah mungkin ini jawabnya. Mungkin aku memang harus melupakan Rian toh dulu sebelum ada Rian kehidupanku baik-baik saja. Baru saja aku meraih topi milikku, pesan baru dari Rian ku terima.
Lupain gue Nad !
Gue harap Lo bahagia tanpa gue
Anggap aja kita ngga pernah saling kenal
Ya kamu adalah Rian paling menyebalkan yang pernah ku kenal. Aku hanya membaca pesan tadi dan kini berangkat ke restoran untuk bernyanyi, ya... Aku sadar tak seharuanya wanita seperti ku mencintai Rian. Dia terlalu memukau, meski Tasya sakit jiwa dia lebih cantik dariku jadi wajar saja jika Rian memilih dia.Perasaanku makin kacau saat aku tiba di restoran, karna disana aku melihat Rian sedang bersama dengan Tasya. Ya Tuhan jika memang dia bukan jodohku, jika kami tak ditakdirkan bersama maka buat kami berhenti bertemu. Rian menatap kearahku sekilas kemudian mengalihkan pandangannya dariku. Lucu ya dulu kita sering membicarakan bagaimana indahnya hari-hari dimasa depan, dan kini kita bercerita tentang semua yang berubah menjadi kenangan.
Aku mencoba tak perduli dan langsung berjalan menuju tempat ku bernyanyi. Aku mencoba tak melihat kehadiran Rian dan Tasya, tapi anehnya mataku terus menatap mereka. Ayo Nadya kamu bisa kamu kuat Nadya kamu bisa. Aku memainkan gitar milikku menyanyikan lagu-lagu yang biasa ku nyanyikan. Lagu ceria bernada pilu menyenangkan bukan ?.
Baru membawakan beberapa lagu, aku seolah menyerah tak sanggup melanjutkan bernnyanyi di depan Rian dan Tasya. Hatiku sakit sekali, aku menunduk tak ingin memperlihatkan air mataku pada pengunjung.
" Suara Lo selalu bagus Nad " kata seseorang yang kini berdiri dihadapanku
Aku menatapnya sekilas, ia mengulurkan tangannya untuk menghapus air mataku. Ia mengulaskan senyum yang sebelumnya tak pernah ku lihat.
" Jangan nangis ! "
" Sakit Vin ! Sakit banget " kataku yang kini justru semakin terisak
Kevin entah sejak kapan dia berubah seperti ini ? Dia tak lagi menyebalkan, dia selalu ada saat aku benar-benar kecewa. Kevin jadi menginggatkan aku pada Falah, andai saat ini Falah masih ada, ku pastikan semua ini tak akan pernah terjadi. Kevin meraih gitar milikku dan meletakkannya di dekatku ia kembali menghapus air mataku dan kini memeluk tubuhku. Dasar pria bodoh ! Jika seperti ini aku yakin dalam hitungan jam berita Kevin memelukku sudah tersebar dimana-mana. Tapi entahlah saat ini memang ini yang aku butuhkan.
Kevin menuntun langkah ku untuk pergi dari tempat itu, ke tempat yang lebih sepi. Dia membiarkan aku menangis meluapkan semua kekecewaan ku pada Rian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepersen Cinta || Rian Ardianto
Fanfic" 99 persen gue yakin Lo ngga akan bisa bikin gue jatuh cinta Rian Ardianto " " Setidaknya gue masih punya 1 persen " " Satu persen ngga akan menang lawan 99 persen " " Dan 99 persen ngga akan jadi seratus kalau ngga ada satu persen " Segala pesona...