"Kau tunanganku sekarang. Jadi, jangan menyukai pria lain."
Kalimat tersebut terus terngiang di telinga Jinhye seperti kaset rusak. Tiga hari sudah berlalu sejak Doyoung mengatakan itu. Tetapi ia masih mengingatnya dengan sangat jelas, seolah kalimat tersebut baru saja dikatakan beberapa detik yang lalu.
Apa maksud Doyoung mengucapkan kalimat seperti itu? Apa itu berarti dia tidak boleh menyukai pria lain karena status mereka? Tapi bukankah Doyoung juga menyukai perempuan lain? Doyoung menyukai Sejeong. Jinhye tahu itu. Lalu kenapa dia berkata begitu?
Suara deringan ponsel membuat Jinhye sedikit terlonjak. Ia berjalan menghampiri meja belajar dan meraih ponselnya yang menyala. Kedua matanya membulat saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya.
Dengan satu tarikan napas, Jinhye mengangkat panggilan tersebut dan menyapa seseorang di seberang sana.
"Halo?"
"Cepat siap-siap. Aku akan tiba dalam waktu sepuluh menit."
Jinhye mengernyit begitu mendengar ucapan pria di seberang telepon. "Kau mau mengajakku pergi?"
"Iya."
"Ke mana?"
Jinhye dapat mendengar pria itu berdecak pelan diiringi suara klakson mobil yang bersahutan.
"Jangan banyak tanya. Pakailah pakaian yang nyaman. Aku akan menjemputmu."
Jinhye menghela napas panjang saat sambungan telepon ditutup sepihak.
Dasar Kim Doyoung!
🌱🌱🌱
"Tidak perlu pamit. Tidak ada siapa-siapa di rumah," ujar Jinhye begitu ia tiba di dekat mobil Doyoung dan mendapati pria itu berjalan memutar ke arahnya.Doyoung mengangguk pelan dan membukakan pintu mobil untuk Jinhye. "Masuk," ucapnya saat melihat Jinhye terdiam dan menatap bingung ke arahnya.
Jinhye masuk ke dalam mobil dengan bingung. Doyoung bahkan mengulurkan tangannya untuk melindungi kepala Jinhye saat ia masuk ke dalam mobil.
Ada apa dengan Kim Doyoung? Jinhye merasa asing dengan sikap pria itu.
"Kenapa?" tanya Doyoung ketika merasakan tatapan Jinhye padanya. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Kenapa kau bersikap aneh?" tanya Jinhye menyuarakan apa yang ada di kepalanya.
"Maksudmu?"
"Kau bersikap baik padaku."
"Kenapa? Apakah aneh jika aku baik padamu?"
"Sangat aneh."
Doyoung tersenyum mendengar ucapan Jinhye. "Dari awal aku memang pria yang baik. Kau saja yang tidak pintar menilai karakter seseorang."
Jinhye menatap Doyoung sebal. "Ya, ya, terserah."
Setelah menghabiskan waktu selama lima belas menit dalam keheningan, Jinhye akhirnya menyadari sesuatu yang seharusnya ia tanyakan sejak awal, sebelum ia masuk ke dalam mobil ini.
"Kau mau mengajakku ke mana?"
"Kencan."
"Kencan?" tanya Jinhye terkejut. "Kenapa?"
Doyoung melirik Jinhye sekilas kemudian mengangkat bahunya. "Hanya ingin."
"Kau menakutiku."
Doyoung tertawa pelan mendengar ucapan Jinhye. "Kau akan menyukai tempat yang akan kita kunjungi. Kau bisa tidur jika mengantuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED ✔
أدب الهواة"Apa yang kau lihat?" "Menurutmu?" "Jangan terus menatapku seperti itu." "Ini mataku. Terserahku mau menatap siapa." __________________ Kim Doyoung dan Park Jinhye terpaksa harus menuruti keinginan kedua orang tua mereka yang menyuruh keduanya untuk...