17 : Apartemen

3K 459 18
                                    

Jinhye menatap ban mobilnya dengan helaan napas kasar. Teman-temannya sudah pulang duluan, sementara ia masih berada di parkiran dan memperhatikan ban mobilnya yang bocor.

Kenapa ini harus terjadi padanya di hari pertama masuk kuliah? Sangat menyebalkan.

Jinhye mencoba menghubungi Jinyoung, tapi tidak ada jawaban. Pria itu pasti sedang bekerja.

"Kenapa masih di sini?"

Jinhye memutar tubuhnya dan merasa lega saat mendapati Doyoung berdiri di hadapannya dengan mata tertuju pada ban mobil Jinhye yang bocor.

"Aku akan menelepon pamanku untuk mengurus mobilmu. Dia mempunyai bengkel.

"Memangnya bisa?" tanya Jinhye dengan wajah senang.

Doyoung hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban lalu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi sang paman.

"Terima kasih," kata Jinhye setelah Doyoung selesai melakukan panggilan telepon.

"Ayo, aku akan mengantarmu pulang."

"Bagaimana dengan mobilku?"

"Pamanku akan mengurusnya."

Jinhye menatap Doyoung ragu kemudian melihat sekelilingnya. Sepi, tidak ada satu pun mahasiswa yang terlihat. Tapi tetap saja, ia takut jika nanti ada orang yang melihat mereka bersama dan menyebarkan gosip yang tidak-tidak.

"Aku naik taksi saja."

Doyoung menghela napas panjang kemudian menarik pergelangan tangan Jinhye dan menuntunnya menuju mobil miliknya yang diparkir tidak jauh dari mobil gadis itu. Ia tidak menghiraukan Jinhye yang berusaha melepaskan diri dan terus melangkah menuju mobilnya.

Doyoung membukakan pintu untuk Jinhye. "Masuk," suruhnya menatap gadis itu datar.

Jinhye menatap Doyoung kesal dan berhasil menarik tangannya karena pegangan lelaki itu padanya tidak sekuat tadi. Ia masuk ke dalam mobil tanpa mengatakan apa pun. Dan mengamati Doyoung yang berjalan memutar lalu masuk ke mobil.

"Pakai sabuk pengaman," suruh Doyoung menyalakan mesin mobilnya.

Jinhye menuruti ucapan Doyoung kemudian memakai sabuk pengamannya.

Doyoung melajukan mobilnya meninggalkan kampus mereka dan membelah jalanan yang tidak cukup ramai.

Jinhye melirik sekilas pada Doyoung kemudian menyadari satu hal saat ia melihat jalanan yang dilewati.

"Aku tidak pulang ke rumah. Aku sudah pindah ke apartemen."

Doyoung menoleh pada Jinhye kemudian memelankan laju mobilnya. "Di mana apartemenmu?"

Jinhye menyebutkan alamat apartemennya dan melihat pria di sampingnya terlihat terkejut.

"Kau tinggal di sana?"

Jinhye mengangguk. "Kenapa?"

"Aku juga tinggal di sana."

"APA?!"

Doyoung mengusap telinga kanannya mendengar teriakan Jinhye. "Aku tidak tuli," sahutnya kesal.

Jinhye tidak menghiraukan ucapan Doyoung karena ia masih terkejut dengan apa yang diucapkan pria itu. "Kau tinggal di sana? Kenapa?"

Doyoung menghentikan mobilnya saat lampu merah menyala kemudian menatap Jinhye dan menghela napas panjang. "Kenapa lagi? Aku membeli apartemen di sana. Tentu saja aku tinggal di sana."

"Kenapa harus di sana? Maksudku, kenapa kita harus tinggal di tempat yang sama?" keluh Jinhye dengan wajah kesal.

Doyoung tidak menanggapi ucapan perempuan itu. "Kapan kau pindah? Kenapa aku tidak pernah melihatmu?"

UNEXPECTED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang