"Apa yang ibu lakukan di sini?"
Jinhye menatap kesal ibunya karena ikut berdiri di depan rumah selagi ia menunggu Doyoung menjemput.
"Tentu saja untuk melihat calon menantuku, apa lagi memangnya," sahut Nyonya Park dengan wajah senang.
Jinhye menghela napas panjang mendengar ucapan ibunya.
Tadi malam Doyoung mengirim pesan padanya jika pria itu disuruh berangkat bersamanya ke kampus oleh ibunya. Dan tentu saja ibu Jinhye tahu soal ini dari ibu-nya Doyoung.
Semalam Jinhye juga mendapat banyak pertanyaan dari ayah dan ibunya perihal pertemuannya dengan Doyoung, karena Nyonya Kim memberi tahu ibunya bahwa Doyoung mengajak Jinhye bertemu.
Dan Jinhye bicara pada orang tuanya jika ia dan Doyoung bersedia untuk saling mengenal lebih dulu. Dan respon orang tuanya membuat Jinhye terkejut. Mereka sangat senang hingga memeluk Jinhye bergantian, berkali-kali.Sebuah mobil porsche putih berhenti di depan Jinhye dan Nyonya Park. Doyoung keluar dan berjalan menghampiri Nyonya Park kemudian membungkukkan tubuhnya dengan senyuman lebar.
"Aku berangkat, Bu," pamit Jinhye kemudian berjalan menuju mobil dan membuka pintu lalu masuk ke dalam. Ia memperhatikan Doyoung dan ibunya yang terlihat mengobrol.
Jinhye mendengkus pelan saat melihat senyuman lebar Doyoung pada ibunya kemudian mengambil ponselnya dari dalam tas dan mulai sibuk dengan benda pipih tersebut.
"Tidak ada yang tertinggal?" tanya Doyoung saat ia siap melajukan mobilnya.
"Hm," balas Jinhye tanpa mengalihkan tatapannya dari ponsel.
Doyoung mulai melajukan mobilnya menjauhi rumah Jinhye dan sesekali melirik ke arah perempuan yang duduk di sampingnya.
"Apa yang kau bicarakan dengan ibuku?" tanya Jinhye memecah keheningan.
"Ibumu mengajakku untuk makan malam bersama."
"Dan kau setuju?" tanya Jinhye terkejut.
"Aku tidak mengiyakan, tapi aku bilang aku akan melakukannya jika tidak ada halangan."
Jinhye tidak merespon ucapan Doyoung dan kembali menatap ponselnya karena sedang bertukar pesan dengan Yoora.
Kim Yoora:
Jadi hari ini kau berangkat naik bus?"
Park Jinhye:
Iya.
Kim Yoora:Baiklah. Hati-hati.
Park Jinhye:
Iya. Kau juga.
Jinhye menatap ponselnya kemudian menghela napas panjang. Ia terpaksa harus berbohong pada Yoora karena ia tidak ingin orang lain tahu soal perjodohannya dengan Doyoung."Kau biasa berangkat ke kampus dengan siapa?" tanya Doyoung tiba-tiba.
"Kakakku," jawab Jinhye dengan pandangan yang tidak lepas dari jalanan di depannya.
"Apa dia sudah bekerja?"
"Ya. Di perusahaan ayahku."
Doyoung menganggukkan kepalanya mendengar ucapan Jinhye.
Dan hening kembali menyelimuti mereka. Baik Doyoung mau pun Jinhye memilih diam karena tidak tahu harus bicara apa.
Perjalanan ke kampus terasa begitu lama karena mereka merasa tidak nyaman satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED ✔
Fiksi Penggemar"Apa yang kau lihat?" "Menurutmu?" "Jangan terus menatapku seperti itu." "Ini mataku. Terserahku mau menatap siapa." __________________ Kim Doyoung dan Park Jinhye terpaksa harus menuruti keinginan kedua orang tua mereka yang menyuruh keduanya untuk...