Ting.
Lift terbuka dan menampilkan sosok Doyoung yang tengah berdiri dengan menggandong tas di pundak kanannya. Lelaki itu mengenakan kaus cokelat, kemeja navy yang tidak dikancingkan, dan celana dengan warna yang senada dengan kemejanya.
Jinhye mengerjap pelan saat melihat Doyoung tersenyum padanya. Ia masuk ke dalam lift dan berdiri di samping pria itu.
"Kau sudah sarapan?" tanya Doyoung setelah menekan tombol lift yang akan membawa mereka menuju basemant di mana mobil Doyoung diparkir.
"Sudah."
"Dengan apa?"
"Roti."
"Kau setiap hari sarapan dengan roti?"
Jinhye menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Makanlah nasi, tidak baik jika terus memakan roti."
"Kenapa? Orang Prancis selalu memakan roti sebagai sarapan," sahut Jinhye.
"Kita warga Korea, bukan warga Prancis. Jadi berhentilah menyamakan diri dengan tradisi di sana."
Jinhye berdecak pelan mendengar ucapan Doyoung. Sekarang masih pagi, tapi pria itu sudah mengomel. Dasar menyebalkan.
"Lain kali kita harus sarapan bersama."
"Tidak mau," tolak Jinhye langsung.
"Aku pintar memasak jika kau ingin tahu."
"Aku tidak peduli," sahut Jinhye cuek.
Doyoung mendengkus pelan mendengar ucapan Jinhye dan tidak mengatakan apa pun.
Setelah pintu lift terbuka, mereka berdua langsung berjalan menuju tempat di mana mobil Doyoung terparkir.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Lima menit berlalu dalam keheningan membuat Doyoung berinisiatif untuk menyalakan musik karena merasa tidak nyaman.
Setelah beberapa menit berlalu, Jinhye menoleh pada Doyoung saat melihat tempat biasa ia diturunkan terlewat.
"Kau akan menurunkanku di mana?" tanya Jinhye.
"Tentu saja kita akan turun di parkiran kampus bersama-sama."
"Apa kau ingin kita digosipkan oleh mahasiwa lain?" tanya Jinhye kesal. "Turunkan aku di sini!"
Doyoung menghela napas pelan dan menepikan mobilnya di dekat gerbang kampus. Ia menoleh ke samping dan melihat Jinhye sudah melepas sabuk pengaman dan membuka pintu mobil.
"Kau tidak bilang apa pun padaku?" tanya Doyoung membuat gerakan kaki Jinhye yang akan keluar dari mobil terhenti.
"Apa?" tanya Jinhye menghadap Doyoung. Ia menatap Doyoung bingung, sementara pria itu tidak mengatakan apa pun dan hanya memasang wajah datar. Setelah berpikir beberapa saat, Jinhye menganggukkan kepalanya tiga kali saat ia mengerti apa maksud ucapan Doyoung. "Terima kasih," ucapnya kemudian turun dari mobil dan berlari kecil menuju gerbang kampus.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED ✔
Fanfiction"Apa yang kau lihat?" "Menurutmu?" "Jangan terus menatapku seperti itu." "Ini mataku. Terserahku mau menatap siapa." __________________ Kim Doyoung dan Park Jinhye terpaksa harus menuruti keinginan kedua orang tua mereka yang menyuruh keduanya untuk...