"Oh? Maaf, aku pasti mengganggu waktu kalian. Aku akan kembali lagi nanti."
Jinhye buru-buru menghampiri Jinyoung yang akan menutup pintu apartemen dan menarik lengan pria itu agar masuk ke dalam.
"Kau sama sekali tidak mengganggu, Oppa," ucap Jinhye tersenyum senang. Senang karena akhirnya ia bisa menghindari pembicaraan serius dengan Doyoung.
Jinyoung menatap Jinhye heran. Tidak biasanya adiknya bersikap seperti ini. Apa karena sudah lama tidak bertemu, jadi Jinhye merindukannya?
"Halo Hyung," sapa Doyoung yang sejak tadi terdiam.
"Oh, hai. Kau sedang berkunjung ke sini? Atau memang setiap hari ke sini?" tanya Jinyoung tersenyum menggoda.
Doyoung terkekeh pelan. "Tidak Hyung. Apartemenku juga di sini. Hanya beda satu lantai."
"APA?!"
Jinhye mengusap telinganya mendengar teriakan Jinyoung. "Oppa tidak tahu?" tanyanya bingung.
Jinyoung menggeleng. "Kenapa kau tidak memberitahuku?" tanyanya pada sang adik.
Jinhye mengangkat bahu. "Aku pikir ibu sudah memberitahumu."
Jinyoung berdecak pelan. "Aku tidak tahu kalian tinggal di apartemen yang sama."
Jinhye menghela napas panjang kemudian menatap Jinyoung dan Doyoung bergantian. "Ayo ke dalam. Kenapa jadi mengobrol di sini?" tanyanya saat menyadari jika mereka masih berada di dekat pintu.
Jinyoung dan Doyoung berjalan menuju sofa atas suruhan Jinhye, sementara perempuan itu melangkah ke dapur untuk menyiapkan minum.
"Kau tinggal di sini sejak kapan?"
Sayup-sayup Jinhye bisa mendengar pertanyaan kakaknya.
"Setelah ujian, Hyung."
Jinhye membawa nampan yang berisi tiga kaleng cola dan camilan seadanya ke ruang televisi. Ia menatap Jinyoung dan Doyoung yang duduk berdampingan kemudian mengalihkan pandangan saat tatapannya bertemu dengan manik Doyoung.
"Aku hanya punya ini," ucapnya meletakkan nampan di atas meja kemudian duduk di sofa lain.
"Bagaimana kuliah kalian?"
"Seperti biasa. Aku langsung mendapatkan tugas dari dosenku," sahut Jinhye malas.
"Baguslah. Setidaknya kau tidak akan menonton youtube terus-terusan."
Jinhye mencebikkan bibirnya mendengar ucapan sang kakak.
"Kau bagaimana?" tanya Jinyoung pada Doyoung.
"Aku juga sama, mendapat banyak tugas," jawabnya diikuti kekehan pelan.
Jinyoung tertawa. "Bertahanlah. Sebentar lagi kau akan lulus."
Doyoung menganggukkan kepalanya mendengar ucapan Jinyoung. "Ngomong-ngomong, kau tidak pergi bekerja, Hyung?"
"Sudah," jawab Jinyoung dengan senyuman lebar. "Tetapi aku pulang lebih awal karena pekerjaanku sudah selesai."
Doyoung mengangguk-anggukkan kepalanya. "Enak sekali bisa seperti itu."
"Tidak seenak perkiraanmu," sahut Jinyoung kemudian tertawa pelan.
Deringan ponsel membuat Jinyoung menoleh ke arah sang adik. "Ponselmu," ucapnya menyadarkan Jinhye yang tengah melamun.
Jinhye mengerjap, melihat sekeliling, kemudian bangkit dan berjalan menuju kamarnya untuk mengambil ponsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED ✔
Fiksi Penggemar"Apa yang kau lihat?" "Menurutmu?" "Jangan terus menatapku seperti itu." "Ini mataku. Terserahku mau menatap siapa." __________________ Kim Doyoung dan Park Jinhye terpaksa harus menuruti keinginan kedua orang tua mereka yang menyuruh keduanya untuk...