Plakkk Plakkk
Hara terkejut mendapat dua tamparan tiba tiba di pipinya. Dan lebih terkejut ketika melihat siapa yang menamparnya itu.
"tt...iii..ara?".
"kenapa? Kaget? Bingung? Kalo lo Pinter dan peka seharusnya engga sih."
"ra lo kenap-".
"nah kan masih nanya lo! Emang bener kata Oshi lo itu emang bodohnya udah akut ya!"
"raaaa!"
"gausah neriakin gue bodoh, mau gue jelasin hah? Oke! Pertama lo itu ga pernah nyadar apa, hampir tiap hari lo nyontek Pr gue Tanpa tau gue begadang semaleman ngerjain sendiri.
Dan lo ga pernah mau tau berapa uang bulanan gue, dan lo seenaknya makan gratis tiap hari. Gue udah sabar tapi lo malah ngrebut cowo yang udah gue suka sejak SMP! Kak farrel ra! "." maaf maafin gue raa".
"basi sayang, eh tiara lo urus kembaran gue sendiri bisa kan? Gue cabut, gue udah keseringen nyiksa.Byee". Oshi lalu pergi meninggalkan mereka berdua.
"maaf? Maaf? Ga salah denger gue? Bahkan kesalahan lo belum gue jelasin semua dan lo masih punya muka buat ngucapin maaf?"
Plakkk
Ujung bibir Hara sudah mengeluarkan darah, sakit. Tapi tak sesakit hari Hara yang di khianati sahabat nya sendiri.
"tiara kenapa lo tega sama gue, kenapa lo ga cerita dari dulu. Lo kan yang bilang kalo kita itu bukan sekedar sahabat tapi kita keluarga."
"cerita? Gue bukan orang lemah kaya ko yang tiap hari cuma cerita masalah hidup lo! Gue bukan lo yang hanya bisa mengeluh!"
Sreett srettt
"awwww, sakit hiks...hikss".
Pipi kanan dan kiri Hara tergores pecahan kaca oleh tiara, yang entah tiara dapat dari mana.
"wahhh lihat karyaku Hara, wajah paling cantik se sekolahan ini sudah tergores, ck ck kasihan sekali kamu. Oh ya ini ada lagi."
Tiara lalu menyiram Hara dengan se ember air garam.
"Hara, asal kamu tau aku ga akan pernah menyesal melakukan ini padamu. Dan ini hadiah terakhir."
Tiara lalu memukul bahu kanan tiara dengan potongan kayu yang tak cukup besar. Setelah memastikan Hara pingsan, tiara lalu pergi meninggalkan tempat itu, tanpa tau ada yang mengawasi nya sedari tadi.
🌙🌙🌙
Rumah sakit
"tiara." gumam Hara.
"Hara? Lo udah sadar?". Dia lalu membunyikan bel untuk memanggil dokter.
"sepertinya dia sudah sadar dok".
"baiklah biar saya periksa, mohon kalian bisa menunggu di luar."
"baik dok."
Setelah dokter itu keluar dari ruang rawat Hara, mereka lalu menanyakan keadaan Hara.
"bagaimana dok?". Tanya salah satu dari mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oshi Hara🌙
Teen FictionKetika yang lebih pandai menjadi kesayangan , serta yang bodoh menjadi beban bahkan aib. Siapa yang mampu menjalani kehidupan seperti itu, yang selalu dicampakan dan di abaikan. kuatkan jika kalian yang mengalami ketidakadilan, penindasan yang dilak...