18% Tak Dianggap

46 6 0
                                    

Menguatkan diri dengan kata kata sendiri tak membuat hati merasa lebih baik. Sudah retak. Remuk pula.
-HARA-

Hara tidak mengikuti pelajaran hari ini. Dia tidak berniat meminta tolong untuk dibukakan pintu.

Hingga tiba waktu pulang sekolah.

Candra berniat menghampiri Hara dikelas karena tadi dia berangkat bersama.

"eh dit, Hara mana?".

"gatau, bolos lagi dia". Kata dito lalu pergi.

"bolos? Bukannya tadi pagi di kantin bareng farrel sama reyhan?" gumam Candra.

Candra lalu menuju ruang tempat mereka biasa berkumpul. Setelah sampai ternyata mereka sudah ada di sana.

"bro! Kalian lihat Hara."

"lah tadi pagi habis ke kantin dia ke Kelas. Habis itu gue galiat sih". Kata reyhan.

"bolos paling, suka menyendiri dia". Kata farrel.

"ck, kalian ga niat nyari gitu?".

"gue pulang dulu ya bro maaf banget gabisa ikut nyari Hara. Gue udah di tungguin bokap di rumah Bye!" kata farrel lalu meninggalkan ruangan itu.

"gc ah! Kayanya Hara masih di sekolah". Kata reyhan lalu keluar untuk mencari Hara.

Mereka sudah mencari Hara ke seluruh sudut sekolah namun nihil hasilnya.

"tinggal satu tempat sih". Kata candra.

"iya tau, toilet wanita. Bodoamat masuk aja paling udah pada pulang. Mau kepergok guru pun gaada yang berani negur gue." kata reyhan sambil berjalan menuju toilet wanita diikuti candra di belakang.

"raa Hara! Lo disini?"

Hening

Mereka melihat satu bilik tertutup.

Tok tok tok

"permisi, ini siapa?". Kata reyhan

Tok tok tok

Hara terbangun dari tidur nya.

"ada gue, Hara".

"di cariin malah di sini, ngapain lo? Boker?". Kata candra si mulut cabe.

"brisik lo Dasar cabe, tolongin kek gue di kunci dari luar."

"gue mau dobrak,lo munduran ya". Kata reyhan

"oke, udah nih".

Brakkkk

Hara lalu segera keluar berniat membersihkan darah di pipinya yang sudah mengering.

"luka lo ngeluarin darah lagi?". Tanya reyhan.

"iya". Bohong Hara.

"gamungkin, orang udah mau kering masa berdarah lagi." kata candra.

"diem deh, kalo ga percaya ya udah, brisik banget".

"nih cewe ya!".

"udah udah, lo obat in di rumah aja ya, ini udah sore. Gue anter lo".

"oke, makasih kak Rey, oh ya masalah sepeda gue lo ambilin ya can".

"enak aja lo, males ah biar aja nanti di jual sama mang dudung."

"makasih candra nanti parkir depan rumah aja ya. Yuk kak! bye candra." Hara tak perduli ucapan candra karena dia yakin akhirnya candra pasti mau mengambil sepeda nya.

Hara dan reyhan berjalan bersama menuju parkiran. Jika farrel dengan mobil nya, candra dengan vespa nya. Maka reyhan dengan motor sport hitam nya.

Setelah memakai helm mereka lalu pulang bersama. Hara lupa bahwa yang sedang me mbonceng nya adalah cowo idaman kembaran nya. Oshi.

Setelah sampai di rumah Hara.

"makasih kak". Kata Hara setelah turun dari motor.

"sama sama besok kalo mau berangkat bareng juga boleh".

"eh gausah kak, nanti malah ngrepotin, oh ya gue penasaran kenapa kak Rey gapake mobil gitu? Ga kaya si kak farrel?".

"nyaman pake motor la, ga sumpek. Terus kalo gue bonceng lo lo bisa peluk gue kalo pake mobil kan ga bisa hehehe".

'astagfirullah ya allah Hara baper, senyumnya manis banget astaga.'   kata Hara dalam hati.

"ck, sejak kapan kak Rey bisa gombal kek gitu ga pantes tau".

"sejak kenal lo".

"ah bodoamat lah, gue masuk dulu Bye kak, makasih sekali lagi." setelah mengucapkan itu Hara berlari memasuki rumah nya.

"manis banget sih lo". Gumam reyhan.

🌙🌙🌙

"tamparan gue kurang keras apa gimana?" kata Oshi yang sudah berdiri di hadapan Hara yang baru masuk ke rumah.

"gue gak! Peduli lagi sama anceman lo! Gue udah cukup di sakiti di rumah ini. Udah banyak orang yang benci gue karna lo! Dan setelah mereka datang buat gue bahagia mana mungkin gue jauhin mereka. Lo ga ada hak buat ngatur gue, sekarang gue ga akan diem aja lo sakitin terus menerus."

" Dasar perempuan busuk". Kata Oshi sambil mendorong Hara hingga jatuh.

"ck busuk?".

Hara berdiri lalu,

Plakkk!

Kali ini bukan Hara yang di tampar, tapi Hara yang menampar.

"lo udah berani sama gue?".

"iya kenap-". Ucapan Hara terpotong saat mereka datang. Orang tua nya.

"kamu berani nampar anak saya?". Kata Audrey.

"aku juga sering di tampar bun, bunda ga pernah bela Hara."

"ya karna kamu ga kami anggap anak kami." kata dika.

"tapi Hara tetap anggap kalian orang tua Hara. Selamanya." untuk menghindari tamparan dari bunda, dia segera berlari ke kamarnya.

"ya karna kamu ga kami anggap anak kami."

"segitunya kalian anggep gue? Gak! Gue ga boleh mikir gitu! Mereka bilang kek gitu cuma mau buat gue lebih baik lagi."
namun percuma meyakinkan diri seperti itu. Ujung ujungnya menangis juga. Siapa sih yang gak sakit hati jika orang tua nya bilang seperti itu.

Pukul 10.30

Hara turun hendak mengambil air minum. Tetapi dia justru keluar rumah diam diam. Rumah sudah sepi, semua lampu di bawah sudah mati itu artinya semua sudah tidur.

Hara berjalan menuju supermarket yang sering dia kunjungi dengan mengenakan piama bergambar bulan yang kebesaran di tubuhnya.

Setelah sampai saat dia hendak masuk ke supermarket itu,

"gue gabawa uang dong, dasar pelupa akut."

Dia lalu duduk di depan supermarket itu. Tiba tiba seorang lelaki mengenakan seragam supermarket itu keluar dengan membawa kantong sampah di kedua tangan nya.

"lo!". Kata Hara setengah terkejut.

Si lelaki itu pun sama terkejutnya. Tapi
Si lelaki itu memilih diam lalu melanjutkan jalan nya menuju tong sampah depan supermarket itu.

🌙🌙🌙

Kira kira siapa ya?

Gomawo💜

Oshi Hara🌙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang