20% Wacana

33 5 3
                                    

Hara memulai daftar pertama nya yaitu melukis. Menurut Hara melukis itu bisa mengekspresikan rasa terpendam yang tak bisa di sampaikan.

Hara mulai melukis pukul 9 dan selesai pukul 11 dia selesai dengan lukisan ke 5 lukisan sederhana nya.

Setelah itu dia melanjutkan daftar ke dua nya. Yaitu membuat pie susu dan milk shake.

"bi inemm, hara mau buat sesuatu yang spesial hehe".

"wah mau buat apa non, bibi siram tanaman di depan dulu ya, nanti bi inem bantu".

"ga usah bi, hara kan mau praktek masa di bantuin". Nanti bi inem harus yang pertama nyobain oke".

"okeeeee".

Hara pov

"pie susu siap, sekarang milk shake nya."

Oke jadi.

"bi inemm, udah jadi nii".

"wah wangi non, tapiii agak bau gosong".

"iya bi luar nya gosong soalnya api nya tak besarin tadi, takutnya ga mateng. Hehe".

Setelah buat pie susu gosong itu gue ke kamar,,, dan karena males bersihin alat lukis tadi, ya kamar nya udah kaya kapal pecah. Gue ambil novel yang mau gue baca lalu turun, gue gajadi baca di kamar karena kotor banget.

Gue baca novel itu sampe ketiduran dan bangun pukul 2 siang. Gue langsung siap siap sholat, dan gue mau keluar dulu, ngebersihin kamar nya entaran aja.

Tapi... Saat gue turun tangga bunda sama Oshi udah pulang.

"mau kemana kamu?". Kata bunda setelah duduk di sofa ruang tamu.

"mau keluar sebentar bund, boleh yaa".

"gaboleh, kamu itu udah tau kan kalau nilai kamu masih merah masih aja mau main main, di rumah aja kenapa? Belajar gitu. Bentar lagi ujian tengah semester kan?"

Sudah ku duga.

"iya betul bund, kalo Oshi jadi Hara Oshi bakalan belajar, yang ada usaha nya kek udah tau nilai jelek gaada usaha gitu biar dapet nilai bagus?".

Ini lagi nenek lampir ikut ikut ngomel dasar.

Huh. Gue udah kesel banget sama mereka. Belajar. Belajar. Belajar. Bosen banget tau, gue udah usaha dari dulu, ya memang kapasitas otak gue cuma segini mau di apain lagi.

Rencana hanya wacana. Gue tuh udah jadi cewe kurang piknik tau. Ahh tau ah males.

Gue memutuskan bersihin kamar. Lalu mencoba belajar matematika. Bunda benar sebentar lagi ujian tengah semester, gue harus siap entah harus siap kena marah atau harus siap siap begadang belajar yang ujung ujungnya punya nilai merah. Ugh.

🌙🌙🌙

Author pov

Pagi ini hara berangkat sangat pagi, dia tidak mampir ke taman seperti biasa.

Pagi yang menyebalkan bagi semua siswa. Hari senin pagi yang cerah semua harus berkumpul untuk mengikuti upacara yang amat sangat melelahkan, apalagi dengan pidato bu darsini yang amat panjang. Semuanya menggerutu. Kenapa kepala sekolah tidak berangkat. Semuanya akan sangat kesal bila bu darsini yang pidato karena apa? Selain pidato yang panjang dan membosankan beliau juga selalu memanggil anak anak tak berseragam lengkap maju ke depan. Farrel dan Reyhan adalah murid langganan.

Hara sudah pusing sekali. Dia tidak sarapan dan tak ada yang mau bicara dengannya rasanya seperti mau tumbang saja.

Untungnya, karena pidato lama tadi pembacaan doa dan menyanyikan lagu tak di lakukan.
Upacara selesai semuanya pergi ke kelas. Em, tidak juga pasti ada yang ke kantin atau ke uks pura pura sakit lalu tidur. Hara contohnya, sebenarnya dia tidak terlalu pusing. Tapi setelah ini adalah pelajaran matematika, dengan keadaan perut kosong tentu amat sangat tidak tepat untuk menelan pejaran itu. Apalagi matematika sampai istirahat pertama. Tentu amat sangat membosankan.

Setelah bel istirahat berbunyi hara pergi ke kelas, ternyata tadi ulangan hara lupa, lebih tepatnya dia tak peduli. Dia lalu meminta lembar ulangan di ruang guru.

"assalamualaikum".

"waalaikumsalam". Jawab beberapa guru yang sudah ada di sana.

"permisi, pak arif ada tidak bu?".

"pak arif sedang ke kantin, kamu tunggu sebentar ya".

"iya bu".

Taklama setelah itu.

"eh hara, sudah sembuh? Kamu masih pucat loh."

"sudah kok pak, ini Hara mau minta kertas ulangan nya."

"oh iya sebentar".

Setelah itu hara pergi ke perpustakaan untuk mengerjakan ulangan nya.

"apasih ini pusing banget".

15 menit berlalu dan hara baru mengerjakan dua soal dari 20 soal.

Dari tadi dia hanya merebahkan kepalanya di meja. Lalu tiba tiba ada sebungkus roti keju di depannya.
Hara mendongak, ternyata Candra.

"ulangan? Susulan?kenapa?"

"berisik lo, pusing gue."

"coba gue liat!salah semua ra".

"ya iyalah baru gue jawab 2 soal."

"masih ada 15 menit mau gue ajarin."

"eh ini ulangan ogeb".

"biarin, pak arif kan? Yang penting lo ga dapet nilai jelek dan harus di hukum lagi, sekarang kalo malem sok hujan lo mau tidur di luar lagi? Lo berat loh btw, gue males harus ngangkat lo kalo pingsan".

"yaudah buruan".

15 menit berlalu dengan cepat dan hara sudah menyelesaikan semua.

"makasih ya udah bantuin gue, eh btw gue paham di ajarin lo. Lo mau ga ngajarin mapel lainnya."

"boleh asal lo bayar".

"yeee gajadi ah, gue mana punya duit, kartu kredit gue udah di sita satu tahun lalu".

"canda elah,, oke gue mau waktu dan tempat silahkan anda putuskan saya siapa melayani dengan sepenuh hati."

"astagfirullah, ogeb dasar byee".

🌙🌙🌙

Pulang sekolah hara ingin mampir ke panti. Dia memang belum kenal dekat dengan anak anak di sana tapi dia sudah rindu tempat itu. Tempat yang penuh tawa.

"assalamualaikum, hai hai". Sapa hara setelah sampai di sana.

"eh kak hara ya?"

"iya kalian masih inget ga?"

"masih dong, temen temen ada kak hara nih".

Mereka bermain bersama, hara tak lupa menemui pemilik panti dan meminta maaf tidak membawa apa apa ketika datang.

Lalu tiba tiba ada anak perempuan yang duduk di kursi roda menghampiri mereka bersama mbak Nisa anak pemilik panti itu. Hara kenal dia.

"loh kamu kan?...."

To be continued

Hai halo temen temen. Aaa jumpa lagi sama aku. Maafkan lah rasa malasku ini. Aku udah selesai PAS seminggu yang lalu tapi males banget buka WP. Serasa hiatus wkwk.

Gomawo💜

Papay<3

Aku yang nulis sambil rebahan

Oshi Hara🌙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang