Chapter 1

36.1K 1.8K 205
                                    

Tepat pukul 00.00 A.M seorang gadis kembali beraksi. Melampiaskan hasratnya yang haus akan darah. Mencabut nyawa orang tak bersalah, seakan-akan dirinya malaikat pencabut nyawa yang siap mengantarkan para arwah hasil buruannya menuju neraka.

Tidak cukup satu dua orang saja yang telah ia bunuh. Namun beribu-ribu nyawa yang telah ia renggut tanpa belas kasihan dan simpati. Hingga malam ini menjadi saksi dari aksi pembunuhan sadis untuk kesekian kalinya.

"Hmm.....matamu indah, Aku menyukainya"

Gadis itu menyeringgai. Siapapun yang melihatnya pasti akan bergidik ngeri. Tanpa babibu, ia mencongkel bola mata nan indah itu. Menyisakan rasa sakit yang teramat dalam.

"Arrrggghhhh sa..kit"

Jeritan demi jeritan bagaikan alunan musik penghantar tidur untuknya. Bau anyir darah yang menyeruak tajam sangat menyengat di indera penciuman orang normal. Namun baginya bau darah adalah napasnya.

"Ya..menjeritlah. Aku akan sangat puas jika kau kesakitan"

Gadis itu kembali menggerakkan pisaunya kebagian tubuh lain. Kini dia tengah bermain-main dengan perut sang korban. Menyayat,mengores, dan menggambar berbagai bentuk di perut mulus nan putih itu.

"Dulu sewaktu kecil Aku menang lomba melukis,lho. Jadi kamu tidak usah kuatir kalau gambarnya jelek" racaunya selagi menggambar abstrak di perut korban.

"Ka..kamu......kenapa kamu sa..sakiti aku? Salah ak...aku apa?" Tanya sang korban yang juga seorang gadis sepertinya disela-sela menahan rasa sakit yang ia alami.

"Salah kamu,ya?"

Seolah tengah berpikir dan mengingat kesalahan apa yang telah dilakukan oleh sang korban. Hingga dirinya membalas dengan cara seperti ini.

"Salah kamu itu karena........kamu terlalu BAHAGIA! dan itu sangat mengangguku!"

Dengan sekali tancap, kini pisau andalannya tengah mengoyak dan mengeluarkan isi perut sang korban. Kemudian mencincangnya seakan organ dalam tersebut sebuah sayur yang akan dimasak.

Tak hanya itu, bahkan dengan sadisnya dia memengal kepalanya dan membelahnya menjadi dua. Dia menatap korban yang telah tak berbentuk itu dan tersenyum puas atas karya yang telah dia buat.

"Makanya jangan sekali-kali bahagia di depan Zwetta Wylie Laurels"

Ya, gadis itu bernama Zwetta Wylie Laurels. Gadis Psikopat berdarah dingin yang tak punya rasa simpati sedikitpun.

Zwetta meninggalkan tempat itu setelah menelepon seseorang untuk membereskan semuanya.

                               🔪🔪🔪

Paginya Zwetta kembali beraktivitas seperti biasa. Mengabaikan kejadian tadi malam seperti angin lalu. Memasang topeng seakan dirinya tidak tahu menahu atas tragedi pembunuhan sadis yang telah diberitakan pagi ini.

Hingga kini Zwetta telah sampai di sekolahnya, Froks High School.

Dia berjalan dengan santainya menyusuri koridor yang masih sepi dan belum banyak dipadati oleh siswa siswi penghuni FHS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia berjalan dengan santainya menyusuri koridor yang masih sepi dan belum banyak dipadati oleh siswa siswi penghuni FHS.

Tatapannya dingin dan kelam namun tertutupi oleh senyum manis yang dia tampilkan. Jika tidak diamati dengan jeli, orang pasti akan mengira bahwa dia hanyalah gadis polos nan lugu. Namun kenyataannya dia bahkan lebih dari seorang Narapidana.

Taktik Zwetta dalam menyembunyikan perbuatan kejinya sangatlah apik dan tak terdeteksi. Saat Polisi melakukan otopsi dan sidik jari pun tak ada tanda-tanda yang mengarah pada Zwetta. Semua telah diatur olehnya sebelum menumpahkan darah seseorang.

Zwetta terus berjalan dan berjalan. Mengabaikan sapaan dari teman Laki-laki nya.

"Eh ada Zwetta. Sendirian aja Zwe"

"Duh cantik banget si"

"Bening uyy"

Tak di pungkiri Zwetta memang berparas cantik dan berkulit kuning langsat. Matanya yang sebening air dengan bulu mata yang lentik sangat kontras dengan mata birunya yang seindah lautan . Setiap orang yang melihatnya pasti akan merasa seolah-olah melihat barbie di kehidupan nyata.

Tidak terasa Zwetta sudah sampai di depan pintu kelasnya. Namun saat ingin masuk kedalam kelas, tangan Zwetta di tarik oleh seseorang. Zwetta lantas mengambil pisau andalannya, akan tetapi ia urungkan setelah mendengar suara orang tersebut.

"Etta...!!"

Teriakan nan melengking itu sangat tidak enak untuk di dengar. Bahkan bisa saja gendang telinga Zwetta rusak kalau dia tidak segera menutup telinganya.

"Ck,masih pagi ini Gris, ngapain teriak didepan telingaku!"

Grisy hanya menyenggir kuda

"Heheh maaf lah Ett,aku kan senang karena bisa bertemu denganmu"

"Lebay!" Cibir Zwetta

Setelah itu mereka masuk kedalam kelas dan duduk dibangku yang sama. Seperti biasa, setiap bangku yang ada memang di isi 2 murid sekaligus.

"Ett,kamu tahu tidak ada gadis seumuran sama kita meninggal secara tragis gitu. Bahkan organ dalamnya aja sudah tidak berbentuk. Iyuuhh" ujar Grisy saat pagi tadi tidak sengaja menonton berita itu.

"Oh ya? Kok aku tidak tahu ya?"

Seperti rencana yang sudah dia jalankan. Zwetta pura-pura tidak tahu atas kematian gadis yang semalam dia bunuh.

"Kok aku jadi ngeri ya. Jangan-jangan kasus pembunuhan selama ini, pelakunya sama seperti yang bunuh gadis semalam"

Grisy berpikir menerka-nerka siapa kah sosok pembunuh yang dengan teganya berbuat sekejam itu. Tanpa dia sadari sosok tersebut berada di sampingnya. Bahkan dia adalah sahabatnya sendiri.

"Entahlah Gris,aku juga tidak tahu"

Tak ingin di ambil pusing. Grisy hanya mengedikkan bahu nya dan membahas hal lain dengan Zwetta. Hingga tak terasa suara bel memenuhi seantero sekolah. Pertanda bahwa jam pelajaran pertama akan segera di mulai.



TO BE CONTINUE

Hay guys gimana kabar kalean??
Kalau aku baik wkwk😂
Oh ya gimana nih sama part yang ini?
Seru? Tegang? Atau ngebosenin?
Moga pada suka ya😊

Jgn lupa sama vomentnya

Dan......

Temukan kejutannya di next Chapter guys😉

Lope you guys💕

My Mate Is Psychopath (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang