Chapter 14

7.5K 715 37
                                    

Aku update demi siapa coba? demi kalian atuh yang udah nunggu.
kalau kelamaan juga nggak karuan rasanya, ya nggak?
Pengen marah-marah karena nggak update-update tapi sadar kita bukan siapa-siapa. hayo siapa yang kayak gitu?
kalau ada berati kek aku, suka nyadar sama posisi😂

Langsung aja deh....baca maksute😂

Happy reading🔥

*****

Saat ini Zwetta masih terbaring lemah di sebuah kamar yang bernuansa maskulin. Sudah 3 hari lamanya dia menutup mata birunya yang indah tanpa mau membukanya untuk seseorang yang kini tengah menatapnya sendu.

Manik hitam itu tidak pernah lepas dari wajah pucat sang kekasih. Eh..tunggu? apakah pantas jika pemuda itu bilang Zwetta adalah kekasihnya? Sedangkan cintanya masih bertepuk sebelah tangan. Entahlah Pemuda itu juga bingung.

"Wake up please.....I miss you so much...baby" Ucap Pemuda itu dengan terus mencium punggung tangan Zwetta.

Lagi-lagi hanya suara angin yang membalas setiap ucapannya. Andai waktu itu dia langsung membawa Zwetta mungkin saat ini kekasihnya itu sudah sadarkan diri.

-Flashback on-

Lucas membawa Zwetta berlari menyusuri koridor. Saat ini ia harus cepat menuju rumah sakit. Kondisi Zwetta sangatlah buruk. Banyak darah yang keluar dari lukanya. Terutama pada bagian paha.

"Bertahanlah sayang....."

Pada saat Lucas melewati kelas Zwetta dan ingin menuju parkiran. Namun harus terhenti karena teriakan Grisy, sahabat Zwetta.

"Etta!!"

Deg

"Apa yang terjadi? me....mengapa Etta berpeluh darah?" tanya Grisy gemetar

"Dia tertusuk pisau. Tolong nanti bawakan tas Zwetta. Saya harus cepat membawanya kerumah sakit" pinta Lucas tak kalah pucatnya dengan Grisy.

Tanpa menghiraukan jawaban dari Grisy. Lucas langsung menuju parkiran. Namun setelah sampai dimobilnya. Tiba-tiba matanya menangkap sesuatu hal yang membuatnya marah bercampur rasa takut.

"Sial! mengapa harus bocor disaat seperti ini?!"

Dengan sangat menyesal Lucas terlambat membawa Zwetta untuk mendapatkan penanganan medis.

-Flashback off-

Lucas membersihkan tangan, wajah dan kaki Zwetta. Menyisir rambutnya tanpa terlewatkan sehelai rambutpun. Merawat matenya adalah keharusan bagi Lucas. Karena bagaimanapun ia tidak ingin matenya terinfeksi.

Suara ketukan pintu dari luar tak didengar oleh Lucas. Hingga sebuah suara menghentikan kegiatannya sejenak.

"Dia belum bangun juga?"

"Ya..begitulah. Kau tau kan lukanya sangat dalam dan darah yang Zwetta keluaran juga tidak sedikit"

Lucas meletakkan baskom yang berisi air untuk membersihkan Zwetta. ia berjalan menuju balkon kamar. Menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.

"Luc....apa nanti matemu itu tidak akan marah jika tahu kau membawanya kedunia kita?" tanya pemuda itu yang tak lain ialah Darell

"Entahlah. Aku juga tidak tahu. Namun aku terpaksa membawanya kesini. Waktu itu ban mobilku bocor. Pikiranku sudah kalut dengan melihat darah yang terus mengalir dari pahanya. Tanpa pikir panjang aku langsung membuat portal menuju ke castle" jelas Lucas

My Mate Is Psychopath (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang