Chapter 35

4.1K 372 7
                                    

Pagi yang cerah kini telah datang. Meninggalkan rembulan malam yang bersinar terang. Sayup-sayup burung berkicau kian terdengar. Tetesan embun yang bulat dan bening, membasahi seluruh rerumputan yang bergoyang. Semangat pagi untuk menjalani hari kian berkoar. Namun berbeda dengan gadis yang masih saja memejamkan matanya. Badannya panas akibat gigitan dari kekasihnya.

"Astaga! bagaimana ini ibu?! dia belum bangun juga"

"Tenanglah, Luc. Zwetta akan baik-baik saja. Setelah dia bangun nanti jangan pernah biarkan laki-laki lain masuk kekamarmu!"

"Tentu saja. Aku akan selalu dikamar ini"

Lucas mengamati wajah matenya. Cantik. Natural. Dan begitu manis. Tak ada wanita secantik Zwetta yang pernah Lucas temui. Rata-rata mereka akan memoles wajah mereka dengan bedak yang tebal dan lipstik merah merona.

"Luc, ibu akan mengurus Ebert dulu ya"

"Baik ibu"

Dikamar yang hanya diterangi sinar matahari itu. Lucas terus menjaga Zwetta. Ia membersihkan wajah matenya. Tangan dan juga kakinya. Namun tidak dengan melepas bajunya. Lucas masih tahu batasan meskipun ia sangat ingin.

"Huh kau itu sangat kebo sayang. Padahal sekarang sudah hampir siang"

Lucas tak pernah menurunkan tangannya dari perut Zwetta. Bahkan pintu kamarnya pun ia kunci. Ia memegang dengan teguh wejangan dari ibunya untuk tidak membiarkan satu lelaki saja masuk kedalam kamarnya. Atau jika tidak maka hal-hal yang tidak diinginkan akan terjadi.

Tak adanya hiburan ataupun seseorang yang bisa diajak bicara, membuat mata Lucas berat dan mulut yang terus saja menguap. Ia sudah tak tahan lagi dengan kantuk yang semakin menyerangnya. Akhirnya Lucas kembali tidur bersama dengan Zwetta yang masih saja tak sadarkan diri

                           🔪🐺🐺🔪

Suara lengkuhan terdengar dengan jelas ditelinga Lucas. Ia meraba-raba Zwetta yang tidur disampingnya. Tangannya yang begitu usil kini naik merambat kewajah Zwetta. Lucas masih saja memejamkan matanya. Ia tak tahu jika hari kini telah berganti sore. Dan sebentar lagi malam akan tiba.

"Aww...."

Zwetta mengaduh sakit ketika tangan Lucas tak sengaja mencolok matanya. Dengan kesalnya ia membanting tangan Lucas kesamping.

"Luc.."

Tak ada sahutan.

"Lucas"

Lagi-lagi hanya keheningan yang membalas panggilan Zwetta. Ia mencoba lagi. Namun sama seperti yang pertama dan kedua. Tak ada sahutan. Zwetta mencoba menoleh kearah Lucas. Takut-takut jika Lucas sudah tidak bernyawa.

Pukk...

"Aduh! Dasar tukang usil! bahkan saat tidur saja tangannya tak pernah diam!"

Zwetta memindahkan tangan Lucas yang bertengker manis diatas dadanya. Ia tak marah karena rasa panas yang masih menjalar ditubuhnya. Dengan sedikit kesal dan menahan semua rasa panas yang semakin malam semakin meningkat. Zwetta mencubit perut Lucas yang tak menggunakan bajunya.

"Akkkkhhhhh...."

Seketika mata Lucas terbuka dengan lebarnya. Ia menatap tak suka kearah Zwetta yang kini tengah tersenyum senang.

"Dasar manusia bar-bar!"

"Tentu saja. Jika tidak bar-bar dan beringas bukan aku namanya"

Lucas tertawa dengan kejujuran Zwetta. Memang ia masih kesal, namun rasa bahagia ketika melihat mata itu terbuka kini menjalar diseluruh ruang hatinya.

My Mate Is Psychopath (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang