Pagi-pagi sekali Grisy terbangun. Ia memikirkan bagaimana Darell nantinya jika ia terus-terusan dihantui dengan kejadian dulu yang telah membuatnya trauma. Ia memang tak bisa menjamin apakah ia bisa sembuh atau malah semakin parah ketika mating nanti. Grisy takut. Ia tak tega dengan Darell namun apa yang harus ia lakukan? Cinta memang telah tumbuh dihatinya. Namun raganya belum rela jika harus dijamah!
"Aku harus apa? Apa aku tanya saja kepada mom?"
Pilihan yang sulit. Grisy bahkan tak pernah berpikir sekeras ini. Sifatnya yang selama ini ceria dan centil begitu terbalik dengan sifat aslinya. Ia melakukan itu semua semata-mata sebagai objek pengalihan dari masa kelam yang begitu hitam.
"Hoaammm"
Grisy menoleh kearah Darell yang tengah mengucek matanya itu. Seketika Ia menahan tawanya tat kala melihat garis putih dipinggir mulut Darell. Panjang dan tercetak dengan jelas.
"Kau sudah bangun?"
"Hmm..mmm"
Darell mengernyit. Suara matenya seperti mengandung tawa yang tertahan. Ia semakin bingung ketika Grisy meledakkan tawanya yang mengelegar dan nyaring itu.
"Kok malah ketawa? memangnya ada yang lucu?"
"Kau yang lucu, sayang"
Blush. Pipi Darell terasa memanas. Kini Ia seperti abg yang baru mengenal cinta.
"Ah kau bisa saja" ucap Darell dengan berlagak seperti wanita, Tangannya menyelipkan rambut pendeknya kebelakang telinga. Tentu saja apa yang Darell lakukan, sontak membuat Grisy semakin kaku.
"Ya ampun. Disini yang berfungsi sebagai laki-laki aku atau kau?"
"Tentu saja aku. Memangnya kau punya pedang?"
"Punya" Saut Grisy dengan menaik turunkan alisnya. Ia memang berniat untuk mengoda Darell.
"Mana?"
"Nanti ya aku ambilkan di kerajaanku"
Grisy tersenyum. Namun bukan senyuman tulus yang Darell lihat. Melainkan seperti senyuman terakhir yang begitu memilukan.
"Apa?! kau akan meninggalkanku?!"
"K.e.r.a.j.a.a.n Sayang, bukan meninggalkan. Lagian aku hanya akan mengunjungi orang tuaku"
"Kau tak mengajakku?" tanya Darell dengan menunjukkan puppy eyes nya
Tangan Grisy terulur mengelus jambang-jambang halus yang mulai tumbuh didagu Darell. Ia menubruk tubuh Darell dengan dekapannya.
"Aku hanya sebentar. Lagian kau harus melaksanakan tugasmu sebagai Beta,kan?"
"Tapikan....kalau aku izin baik-baik kepada Lucas, dia pasti akan memperbolehkan" mohon Darell untuk di izinkan ikut. Ia tak ingin menjadi menantu yang durhaka. Yang hanya menyayangi anaknya, tanpa mau berbaur dan bercengkrama dengan mertuanya.
"Tapi apa kau tak kasihan dengan Lucas? Dia pasti lelah, sayang. Jadi aku mohon tetaplah disini ya. Aku hanya sebentar kok"
Darell menimang-nimang permintaan Grisy. Tak mungkin juga ia menahan Grisy untuk pergi menemui orang tuanya. Sedangkan ia tahu jika matenya sudah lama tidak berkunjung ke kerajaannya.
"Apa kau bisa memegang janjimu?"
"Yes, i can"
"Baiklah. Nanti hati-hati ya dijalan. Berjanjilah untuk pulang cepat. Karena setiap detik aku akan merindukanmu"
Grisy mengangguk. Ia memeluk tubuh kekar Darell. Begitu besar cinta yang ia miliki untuk kekasih sableng nya itu. Tak peduli dengan setiap kelakuan Darell yang jauh dari normal. Karena ia mencintai Darell tanpa syarat.
![](https://img.wattpad.com/cover/232547530-288-k365395.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mate Is Psychopath (END)
Werewolf[TERBIT] Aku tak percaya akan semua ini ! Bagaimana bisa seorang Alpha tampan sepertiku mendapatkan mate seorang Psychopat?! Bahkan tatapannya sangat dingin dan kelam. Tak ada kasih sayang yang aku lihat di matanya! Lalu bisakah aku hidup dengan s...