"Karena pendampingmu adalah seorang gadis psikopat"
Kata-kata Zwetta itu terus terngiang dikepalanya. Lucas bingung harus bersikap bagaimana. Disatu sisi ia senang karena Zwetta telah jujur padanya. Namun disatu sisi ia takut jika sewaktu-waktu Zwetta melukai orang-orang terdekatnya. Dirinya saja yang dicintai Zwetta dilukai. Bagaimana dengan orang terdekatnya? Apa tidak sekalian dimutilasi seperti korban Zwetta terdahulu?!
Lucas menatap Zwetta yang terlelap dalam dekapnnya. Meskipun agak susah karena luka yang Zwetta torehkan. Namun ia berusaha menahannya. Memang tadi setelah Zwetta mengungkapkan siapa dirinya, Lucas tak menanggapi apa-apa. Pikirannya terbang kesana kemari tak tentu arah. Hingga akhirnya Zwetta meminta untuk tidur kembali.
Sebenarnya Lucas masih tak percaya bahwa gadis yang kini tertidur dengan polosnya dan begitu manis memiliki jiwa psikopat. Ia juga tak menyangka akan ditakdirkan dengan gadis bentukan Zwetta. Memang sih Lucas tak tahu menahu perkara apa yang membuat Zwetta jadi seorang psikopat. Namun ia yakin bahwa gadisnya adalah perempuan yang lembut, penyayang, dan berakhlak baik.
"Aku berjanji akan membantumu sembuh dari sikap terkutukmu itu. Meskipun aku tahu itu tidaklah mudah. Namun aku akan terus berusaha. Demi dirimu apapun akan aku lakukan" ucap Lucas dengan tulus dan kesungguhan.
Ia membelai pipi Zwetta dengan hati-hati. Seakan pipi itu seperti cermin yang jika ditekan terlalu kuat akan berakhir pecah. Namun bukan itu alasan Lucas. Ia takut matenya terbangun karenannya. Dan benar saja pergerakan tangannya itu membuat Zwetta mengeliat. Lucas menghentikan sejenak pergerakannya itu dan sedikit menjauh dari Zwetta.
Namun bukannya semakin menjauh malah kini semakin dekat. Tangan Zwetta meraba-raba mencari pinggang Lucas untuk ia peluk. Lucas tersenyum. Ia merasakan beribu kupu-kupu berterbangan diperutnya. Sebagai seorang laki-laki tentunya ia merasa tersanjung. Bagaimana tidak? disaat dirinya mencoba menaruh jarak, namun dengan sigapnya Zwetta mengikis jarak itu. Sepertinya kini Zwetta memang sudah terlalu bucin dengan Lucas.
Setelah pinggang Lucas berhasil Zwetta raih. Tanpa banyak bergerak lagi. Zwetta langsung mengeratkan pelukannya dan membenamkan kepalanya pada dada bidang Lucas.
Lucas tersenyum akan tingkah Zwetta. Ia senang dengan Zwetta yang seperti ini. Zwetta yang apa adanya. Zwetta yang selalu bersikap tidak peduli dengan sekitar. Dan Zwetta yang selalu manja bercampur mengerikan secara bersamaan.
Tangan Lucas juga ikut mengerat pada pinggang Zwetta. Ia tak mau kalah dengan matenya itu. Lucas mencium puncak kepala Zwetta dengan sayang. Kemudian ia ikut menyusul Zwetta menuju alam mimpi yang lebih indah. Tanpa Lucas sadari, sedari tadi Zwetta mendengar semua perkataannya dan tersenyum simpul dibalik dada bidang Lucas.
"Kau memang yang terluar biasa, Luc. Tak salah aku mencintaimu" Bisik Zwetta dalam hatinya dan kembali terlelap seperti Lucas.
🔪🐺🐺🔪
Disebuah kamar yang terbilang cukup luas dan besar. Dengan nuansa maskulin tentunya. Terdapat gadis yang tengah mendesah gusar atas perilaku prianya. Ia lelah karena sedari tadi mengeluarkan teriakannya. Tak henti-hentinya dirinya berbolak-balik mencari posis tidur yang membuatnya nyenyak. Dari yang miring kanan, miring kiri, tengkurap, pindah kesofa, kelantai, hingga dirinya sampai membuat tebeng pembatas dengan bantal. Namun apa yang ia lakukan hanya sia-sia. Bagaimana pun caranya, pasti akan dikacaukan oleh prianya.
"Darell! tak bisakah kau diam dan tidur dengan tenang?!"
"Tidak. Grisy sayang sungguh menggoda Darell tampan"
Grisy menaikan sebelah alisnya. Apa hubungannya coba? Grisy hanya memintanya tidur dengan tenang tanpa menganggu dirinya. Apa itu sulit? Lama-laam Grisy semakin yakin kalau otak Darell memanglah sudah konslet.
Grisy menghembuskan napasnya. Ia menatap Darell dengan tatapan mengoda. Tentu saja Darell yang ditatap seperti itu merasa sangat senang. Ada sedikit harapan yang tumbuh dihatinya.
"Darell sayang....yang tampan seperti barbie..."
Darell tertawa dengan guyonan Grisy. Ia tak tersinggung sama sekali. Bahkan mungkin jika Grisy lebih mengolok-oloknya dari saat ini. Darell hanya akan menanggapi dengan tawanya. Bagi Darell umpatan dan perkataan buruk untuknya adalah sebuah pujian. Terlebih lagi jika orang yang ia cintai yang mengataknnya. Ia akan menganggap itu semua sebagai wujud cinta Grisy padanya.
Darell masih menatap Grisy dengan senyum mengembangnya. Ia menunggu perkataan matenya itu. Matanya terpejam. Napasnya mulai tak beraturan. Tangan Grisy sungguh nakal. Dengan ritme yang pelan Grisy bermain-main didada Darell. Membuat sensasi aneh pada tubuh Darell. Lama kelamaan tangan Grisy semakin merambat turun. Menerobos masuk menuju perut Six pack Darell. Membelai abs itu dengan sayang dan pelan. Darell semakin memejamkan matanya. Ia sungguh sangat tergoda.
"TIDUR!!" teriak Grisy dibarengi dengan gerakan tangan yang memilin abs Darell.
Darell merintih. Tak disangka Grisy hanya mempermainkanya. Dan kembali pada mode garangnya. Ia pikir Grisy benar-benar akan melakuka 'itu' dengannya.
"Yah gagal!" kesal Darell dalam hatinya.
Darell yang dipelototi oleh Grisy terus menerus, Akhirnya memilih untuk mengalah. Ia menuruti apa mau Grisy. Dengan posisi tidur yang menghadap punggung Grisy. Darell bisa melihat dengan jelas bahu Grisy yang terekspos bebas. Darell meneguk salivanya susah payah. Ingin rasanya dia menyentuh bahu itu. Namun ia takut jika Grisy marah lagi.
"Ah sudahlah masa bodo dengan dirinya yang mengamuk. Salah dia juga tidur dengan baju seperti itu" Batin Darell dengan pikiran yang frustasi.
Dengan tekat yang bulat, Darell memeluk Grisy dari belakang. Ia menghirup dalam-dalam aroma matenya. Itulah Darell meskipun dia nurut namun anggota tubunya yang lain tidak. Seperti saat ini. Tangan Darell tidak bisa diam. Ia terus meraba perut rata Grisy dan menelusupkan tangannya seperti apa yang Grisy lakukan.
Grisy yang merasakan sentuhan pada kulitnya hanya diam. Ia menunggu waktu yang pas untuk meledakkan kembali amarahnya. Hingga..
"Semakin kau menaikkan tanganmu. Aku pastikan dirimu tidak akan pernah melihatku tidur disampingmu!!"
Ancaman Grisy mampu membuat nyali Darell menciut. Bagaimanapun juga Darell tak ingin tidur sendiri lagi. Apalagi akhir-akhir ini suhu didunia immortal cenderung dingin.
Dengan terpaksanya Darell mengeluarkan tangannya dari balik piyama Grisy. Ia memeluk Grisy dengan biasa. Tak ada sentuhan kulit seperti tadi. Hanya saja wajah Darell yang memang ia tempelkan pada ceruk leher Grisy. Membuat napasnya berhembus mengenai ceruk leher Grisy.
Grisy menghela napas. Ia bosan untuk kembali marah. Akhirnya Grisy hanya membiarkan Darell dengan napas yang terus mengenai ceruk lehernya.
TO BE CONTINUE
NEXT?
13 Oktober 2020
![](https://img.wattpad.com/cover/232547530-288-k365395.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mate Is Psychopath (END)
Werewolf[TERBIT] Aku tak percaya akan semua ini ! Bagaimana bisa seorang Alpha tampan sepertiku mendapatkan mate seorang Psychopat?! Bahkan tatapannya sangat dingin dan kelam. Tak ada kasih sayang yang aku lihat di matanya! Lalu bisakah aku hidup dengan s...