Lucas pov'
Aku masih mengingat dengan betul apa kata Mate ku. Disepanjang jalan aku hanya memikirkan akan ancaman yang dia berikan padaku.
"Itu semua salahmu! mate kita marah karena sikapmu yang keteraluan!" omel James yang entah sejak kapan memulai mindlink
"Aku rasa kau tau mengapa aku bersikap begitu, James"
"Iya aku paham! Tapi bukan seperti itu caranya! Dia dan kita terpaut 6 tahun! Seharusnya kau bisa bersikap lebih dewasa!"
What?! Apa-apaan James?! Aku tampan, mapan, dan matang begini dibilang kurang dewasa? Bukankah itu terbalik? James hanya tau marah-marah tanpa berusaha. Sudah tahu mate kita gadis SMA yang entah seperti apa sifatnya. Tapi aku yakin suatu saat dia akan melihat perjuanganku. Meskipun dengan membuatnya kesal.
"Aku tidak peduli! Aku harus segera membawanya ikut bersamaku! Aku tak ingin dia diambil orang lain. Ka....karena Aku sangat mencintainya James...." ucapku berubah parau. Pertahananku hancur karenannya. Rasa takut akan kehilangan telah ada semenjak aku melihatnya. Jika disuruh memilih, lebih baik aku memilih dia marah padaku daripada aku harus kehilangan jejaknya lagi.
James tak menjawab apa kataku. Mungkin dia juga merasakan apa yang aku rasakan. Didalam mobil, aku dan James kembali terdiam. Merenungi setiap kejadian yang aku alami hari ini. Mungkinkah yang aku lakukan tadi memang salah? tapi aku memiliki alasan bukan? Aku sungguh mencintainya. Meskipun nanti beribu kata cinta tak di hiraukan oleh mateku.
"Sejauh manapun kau pergi. Aku akan tetap mengejarmu, sayang..."
Ingatan akan penolakannya kembali menelusup ke pikiranku. Terutama perkataannya yang terakhir. Aku ingat dengan betul bagaimana ia menutup pintu dengan keras seakan dia sangatlah kesal padaku.
"Sekeras apapun kau menolakku. Aku tak akan mundur....Karena kau belahan jiwaku. Kau adalah jantungku, nafasku..."
🐺🐺🐺🐺
Tak teras aku telah sampai di rumahku. Memakirkan mobilku di garasi. Aku memasuki rumahku yang sunyi dengan langkah perlahan. Tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Entahlah moodku saat ini tidaklah bagus. Semangatku tiba-tiba hilang. Padahal aku telah menemukan mateku.
Ceklek
"Baru pulang?"
Aku terkejut. Siapa itu? Bagaimana dia bisa masuk? sementara kunci rumah ini aku bawa sedari pagi tadi hingga saat ini.
Aku berjalan menuju tempat dimana saklar lampu berada. Tidak terlalu sulit karena aku hapal dengan betul dimana letaknya.
Klik
Seketika lampu menyala. Menampakkan wajah seseorang yang sangat aku kenal.
"Darell? kenapa disini?" ucapku kepada Darell yang tengah menikmati kopi
"Kau tak senang aku datang mengunjungimu?!" ujarnya sarkastik
Aku tak menangapi ucapannya. Meninggalkan dia sendirian dengan segala kebingungannya untuk beristirahat.
"Hei! Aku bukan cenayang sepertimu! jawab pertanyaanku, Blender!"
Apa dia bilang aku blender? Berani sekali dia! Aku membalikkan badanku yang sudah berada di ujung tangga. Menatapnya tajam dan membunuh.
"Kau bilang apa tadi? aku blender? kalau begitu kau Jen...NY BLACKPINK!"
"Mampus. Kau pikir aku tak bisa membalasmu. in your mind, Darell" batinku
Darell hanya diam tak berkutik. Aku rasa dia sudah tidak bisa membalasku. Hah...senangnya diriku!
"Siapa Jenny blackpink itu? apa dia cantik?" tanya Darell yang hampir membuat rahangku jatuh. Apa dia sekolot itu? Bahkan dengan salah satu anggota penyanyi 'dududu' saja dia tidak tahu?
"Iya dia cantik. Tapi lebih cantik mateku dari segi manapun, kalau kau ingin tahu" ucapku dengan percaya dirinya
Ku lihat Darell mengangkat sebelah alisnya. Seakan dia meragukan apa yang aku katakan. Ditambah lagi aku belum cerita perihal bertemunya mateku.
"Aku telah menemukannya"
"Menemukan siapa?"
Ada kapak tidak sih? Rasanya aku ingin membelah kepada Darell saat ini juga. Biar otaknya bisa aku cuci dan tidak lemot lagi. Sekalian biar aku laundry saja.
"Mate Darell! Mate!" Kata ku dengan sedikit berteriak. Sungguh aku kesal dibuatnya. Sudah cukup pikiranku ingin meledak karena mate. Semoga Darell tidak bertingkah bodoh yang akan membuatku serasa ingin mencekiknya.
"Mate siapa? kalau bicara jangan setengah-setengah dong! yang jelas, runtut dan bisa dipahami!"
Astaga kesabaranku sungguh habis. Bagaimana bisa aku mengangkatnya menjadi Beta? kali ini aku menyesal. Aku berjalan menaiki tangga yang tertunda hanya karena Darell. Mengabaikan Darell yang berceloteh dibelakangku.
"Hey! Luc, siapa yang kau maksud itu? mate? mate mu atau mate ku?"
"Eh tunggu bukankah kau bilang kau sudah menemukannya? terus dilanjut dengan kata mate? Bravo! Kau sudah menemukan matemu, Luc!"
Darell berjingkrak-jingkrak seperti anak kecil di depan kamarku. Aku membalikkan badan dan menonyor kepalanya.
"Aduhh...Sakit, Luc!" Erangnya dengan mengelus-elus kepalanya. Aku ingin tertawa namun rasa kesal saat ini lebih mendominasi. Aku terus menatapnya dan yang ditatap hanya cengegas-cengeges.
Bukan masalah jika sifat Darell yang seperti anak kecil. Namun yang aku sayangkan mengapa dia juga telmi? biasanya dia cekatan dan langsung mengerti apa maksudku. Sesingkat apapun ucapanku.
"Mengapa tidak dari tadi kau pintar? Aku sudah mengatakannya dengan jelas, bukan? Aku telah menemukannnya dan dia adalah mateku!"
Darell hanya menyengir kuda. Dia mengaruk tenguknya yang aku yakini tidak gatal sama sekali. Dia menatapku dan menampilkan wajah anak kecilnya
"Heheh....Sebenarnya tadi aku hanya mengerjaimu. Aku pikir kau akan tahu dengan kemampuan cenayangmu itu"
Aku tidak menyangka telah dikerjai oleh Darell. Aku pikir dia.... ah sudahlah.
"Kalau begitu kau berhasil! Kini aku bertambah lelah karenamu! jangan ganggu aku selagi aku tidur!"
Aku masuk kedalam kamar untuk segera beristirahat. Namun sebelum aku menutup pintu aku berkata kepada Darell.
"Oh dan satu lagi. Jangan panggil aku CENAYANG!"
Blam
Pintu ku tutup dengan keras. Meninggalkan Darell yang masih terbengong didepan kamarku. Aku meletakkan tas, sepatu di sembarang tempat. Membiarkan badanku yang masih lengket dengan keringat berbaring diatas kasur.
"Hufh...Semoga hari esok menjadi hari yang baik dari hari ini"
Ucapan terakhirku sebelum aku berselam dengan alam mimpi.
TO BE CONTINUE
Yeayy update🎉🎉
Maapkeun ya kalau lama update ku ini bikin kalian nunggu :(
Aku usahain biar bisa lebih cepet update , kalau tidak ada jadwal padat ya heheh
Selamat membaca
25 September 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mate Is Psychopath (END)
Werewolf[TERBIT] Aku tak percaya akan semua ini ! Bagaimana bisa seorang Alpha tampan sepertiku mendapatkan mate seorang Psychopat?! Bahkan tatapannya sangat dingin dan kelam. Tak ada kasih sayang yang aku lihat di matanya! Lalu bisakah aku hidup dengan s...