Chapter 25

5.6K 514 19
                                    

Lucas Pov'

Aku terpaksa meninggalkan mateku. Sebenarnya aku tak ingin. Namun sekolah Zwetta juga sangat penting. Tak mungkin juga aku melihat Zwetta bersedih karena dikeluarkan dari sekolah. Apalagi di FHS kedisiplinan sangat dijunjung tinggi. Namun minim toleransi. Pembullyan dan pengucilan disana bukan menjadi masalah besar. Bahkan sex bebas juga banyak terjadi disana. Aku yang notabe nya guru baru awalnya terkejut. Namun seiring berjalannya waktu,Aku menjadi terbiasa.

Aku dan Darell memasuki portal yang aku buat. Menuju rumahku yang telah aku tinggalkan selama 1 bulan. Mungkin saat ini banyak sarang laba-laba yang menempati disetiap sudut dan barang-barang dalam rumahku. Namun aku tak peduli. Kepedulianku hanya terpusat pada Zwetta.

"Huh......akhirnya sampai juga" ucap Darell melega.

"Ayo kita langsung kesekolah" ajakku yag dibalas anggukan oleh Darell.

Aku menggunakan mobilku yang penuh dengan debu. Awalnya Darell menolak. Karena aku dan dia bisa saja menggunakan Wolf kami untuk menuju kesekolah. Namun aku tak setuju. Dunia manusia sangat berbeda dengan dunia immortal. Banyak kejahatan yang mungkin lebih parah daripada di duniaku.

Darell pun menyanggupi ajakanku. Ia duduk disebelahku dengan tenang tanpa kerusuhan seperti biasanya. Begitupun juga aku.

Tak lama kemudian, aku telah tiba di FHS. Banyak pasang mata yang melihat kearahku. Tepatnya mobilku. Masa bodoh juga dengan pikiran mereka yang mengatakan mobilku buriq. Toh aku kesini bukan untuk pamer mobil.

Aku keluar dan melangkahkan kakiku menuju ruang kepala sekolah. Darell? tak usah pikirkan dia. Buktinya saat ini dia tengah menebar pesona ke bocah SMA yang sedang ber istirahat. Tubuhnya yang memang atletis membuat lelehnya hati para kaum hawa.

"Dasar wanita!" desisku sinis.

Tak terasa aku telah sampai diruang kepala sekolah. Disana sudah ada Mr. Gerald Jhon yang senantiasa menduduki kursi kebesarannya.

Tok....tok..tok

Setelah Mr. Gerald meyahut, aku segera membuka knop pintu dan masuk kedalam.

"Mr. Lucas, ah tepat sekali anda datang hari ini"

Aku hanya tersenyum menanggapinya. Aku duduk dikursi depan mejanya. Aku menarik napas terlebih dahuku sebelum memberikan penjelasan tentang Zwetta.

"Sebelumnya maaf jika saya tidak pernah mengajar selama 1 bulan. Saya kesini ingin menyampaikan perihal kondisi Zwetta"

"Oh baiklah. Dari kami juga sudah lama menunggu kejelasan Zwetta. apakah lukanya sangat parah, sehingga dia dirawat selama 1 bulan?"

Aku bingung. Dengan cara apakah aku menjelaskannya? Aku tak sanggup mengingat kejadian itu. Namun jika aku tak memberikan penjelasan yang logis, maukah pihak sekolah memberi kesempatan pada Zwetta? Aku rasa tidak.

"Lu...luka yang pertama sudah lama sembuh. Namun 3 minggu yang lalu dia di gigit Ro....serigala" Ucapku yang hampir saja keceplosan menyebut Rogue.

Mr. Gerald terkejut. Terlihat dari matanya yang terbelak.

"Astaga, lalu sekarang dia dirawat dimana? mengapa bisa digigit serigala?"

Sebenarnya aku sedang di interview untuk melamar pekerjaan atau apa sih? Dari tadi banyak pertanyaan yang terlontar. Tak tahukah Mr.Gerald bahwa aku tengah bersedih. Ingin rasanya aku mengamuk. Namun sebisa mungkin aku tahan.

"Dia aku bawa keluar negeri untuk penanganan yang lebih insentif. Sepertinya nasib sedang berpihak pada Zwetta, jika saja saya tahu dia akan digigit serigala. Pasti saya akan melindunginya"

My Mate Is Psychopath (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang