Happy Reading
****
Pagi-pagi sekali Lucas berangkat ke dunia manusia melalui portal yang dia buat. Tidak membutuhkan waktu lama. Kini portal itu telah mengantarkannya ke tempat yang dia tuju. Rumah sementara yang akan ia tempati di dunia manusia ini. Tidak terlalu megah dan juga tidak terlalu sederhana. Karena Lucas hanya Sendiri tanpa ditemani Darell. Rasanya sedikit aneh, karena biasanya ia di dampingi oleh Darell. Tak ada lagi kejailan dan kehebohan Darell.
"Hah...ngapain juga aku mikirin Darell. Nggak penting juga. Seharusnya aku mikirin mate ku yang entah dimana aku juga tidak tahu" monolog Lucas selagi berjalan menuju rumahnya. Untungnya saat Lucas sampai tidak ada orang yang berlalu lalang. Jadi tidak menimbulkan keterkejutan dan kecurigaan karena cara ia datang yang tidak lazim itu.
Lucas memasukkan kunci dan memutar knop pintu rumah yang baru saja ia beli. Tanpa menunggu lagi, ia langsung memasuki rumahnya itu. Tak ada sapaan untuk tetangga ataupun dari tetangga. Karena setiap rumah memiliki jarak yang lumayan jauh. Kira-kira 5-10 meter. Sekitarannya banyak di kelilingi oleh pepohonan yang menjulang tinggi. Sangat pas dengan dirinya yang notabenya adalah seorang werewolf.
Lucas merebahkan tubuhnya diatas sofa panjang di ruang tengahnya. Mengamati dengan benar setiap pahatan rumahnya.
"Interiur yang bagus. Darell memang mengerti apa seleraku. Tak sia-sia aku mengandalkannya"
Semua kebutuhan Lucas memang sudah diatur oleh Darell. Tanpa ia harus repot-repot memikirkannya. Bahkan Lucas datang tidak membawa pakaian ataupun sebagainya. Dia hanya membawa raga.
Kruk...krukk...krukk!
Suara perut Lucas sangat terdengar dengan jelas. Kesunyianlah yang membuatnya tahu bahwa kini Lucas membutuhkan asupan gizi.
Tanpa banyak ita itu. Lucas bergegas menuju dapur. Mencari makanan yang bisa ia makan. Kalaupun tidak ada makanan yang matang mungkin ia akan memakan daging mentahan. Namun sepertinya keberuntungan sedang berpihak padanya. Di meja makan sudah tertata dengan rapi berbagai makanan yang ia yakini kerjaan Darell. Tepat di pinggiran meja makan terdapat secarik note yang dengan langsung di baca oleh Lucas.
"Jangan geer aku peduli padamu atau apapun itu. Aku hanya tidak ingin kau kelaparan dan mati di sana!"
Salam hangat,
Darell yang tampanLucas hanya bisa tersenyum membaca note dari sahabatnya itu. Dari kecil sampai sekarang Darell tidaklah berubah. Meskipun kadang tidak waras namun Lucas tahu Darell sangat peduli padanya. Kebersamaan yang memang sudah terjalin lama membuat Lucas dan Darell paham akan sifat satu sama lain.
"Aku beruntung memiliki sahabat sepertimu, Rell"
🐺🐺🐺🐺
Jam menunjukkan pukul 06.50 a.m. Seharusnya matahari sudah terbit dari jam 06.30 tadi. Namun hanya kabutlah yang Lucas lihat. Tak ada tanda-tanda akan munculnya cahaya di ufuk timur.
"Hufh....Sepetinya hujan akan turun pagi ini"
Lucas kembali ke dalam rumah untuk mengambil tas nya. Ia akan mulai bekerja hari ini. Mengajar anak-anak SMA yang ia yakini akan terpesona dengan ketampanannya. Bahkan mungkin yang lebih parahnya lagi akan pingsan dan mimisan. Lucas mengelengkan kepalanya. Membuang jauh-jauh semua pikiran anehnya.
"Ah tidak! tidak!....Aku hanya perlu menyetel mode cold dan tak usah hiraukan sekitar"
Dengan langkah pasti. Lucas menuju garasi untuk mengemudikan mobil lamborgininya. Menyusuri jalanan sepi nan panjang tanpa adanya pemandangan lain selain pepohonan.
Tak berselang lama, kini Lucas telah sampai di sekolah tempat ia mengajar. Memakirkan mobilnya di antara mobil para siswa dan Lucas tak menyadari itu.Saat Lucas keluar mobil. Hal pertama yang ia lihat adalah tatapan para siswi yang memandangnya tanpa henti.
"Astaga mereka pikir aku siswa baru disini? hahah....apa aku kerjai saja ya?" Tanya Lucas dalam pikirannya.
Dengan cool nya Lucas berjalan menuju gedung sekolah bersama dengan siswa siswi lainnya. Menampakkan kecocokannya sebagai siswa daripada seorang guru. Wajah Lucas yang memang tampan dan awet muda, menyangkal segala kenyataan bahwa ia sudah berumur 23 tahun. Postur tubuhnya yang tinggi dan kulitnya yang putih bersih membuat dirinya yang paling mencolok dibandingkan murid-muridnya.
"Hai! Kamu murid baru ya?" Tanya seorang gadis yang entah siapa namanya Lucas tidak tahu. Karena disini tidak memakai seragam. Namun pakaian biasa lah yang di gunakan untuk sekolah.
"Iya" jawab Lucas dingin namun dalam hati ia tertawa. Bagaimana tidak? hari pertama mengajar namun ia sudah berhasil mengerjai muridnya.
"Wah senang bertemu dengan mu!. oh ya..namamu siapa? Aku Queen Grisyla Kyle,Kalau kamu?" Tanya gadis yang bernama Grisy tersebut.
Entah mengapa Lucas merasa bahwa gadis didepannya ini memiliki perasaan padanya. Pada saat ia membaca pikirannya, memang benar lah adanya. Grisy menyukainya! Bahkan secara terang-terangan dalam pikiran, Grisy berharap bisa memilikinya!
"Astaga apa lagi ini?" batin Lucas
Karena tak ingin berlama-lama dengan Grisy. Lucas berlalu begitu saja meninggalkan Grisy yang melongo tidak percaya akan perilaku Lucas.
"Ishh.....kok malah pergi sih! sombong banget jadi cowok!" Kesal Grisy dengan menghentakkan kakinya.
🐺🐺🐺🐺
Bel berbunyi mengiring siswa dan siswi FHS memasuki ruang kelas. Membubarkan setiap siswa yang sedang berpacaran, ngantin, maupun bergosip ria.
Lucas yang memang mendapat tugas mengajar di jam pertama segera menuju kelasnya. Tak membutuhkan waktu lama, kini Lucas sudah berada di depan pintu kelas yang akan ia ajar. Tak ada suara gaduh seperti kelas lainnya. Hal itupun membuat Lucas bingung.
"Apa semua murid di kelas ini pendiam atau memang sopan-sopan?" batin Lucas
Tak ingin rasa penasaran itu semakin tinggi. Dengan yakin Lucas mengetuk pintu terlebih dahulu dan baru masuk ke kelas. Pandangan para murid tak lepas saat Lucas berjalan ke bangku guru. Hingga suara Bariton Lucas menyadarkan mereka untuk kembali ke kenyataan.
"Good Morning Student!"
"Morning Sir" jawab mereka serentak kecuali gadis yang berada di barisan 4. Dia tak menjawab apapun. Hanya diam dan memandang luar lah yang ia lakukan.
"Perkenalkan saya guru fisika baru kalian, Lucas Zander Clell. kalian bisa panggil saya Mr. Lucas. saya rasa kalian sudah tahu alasan saya mengajar disini. Dan apakah ada pertanyaan?" terang Lucas memulai berinteraksi dengan murid-muridnya
"No sir!"
"Baiklah kita mulai pelajarannya. Buka halaman 78 kemudian kalian baca. Jika ada yang tidak maksud bisa tanyakan ke saya!"
Lucas duduk di bangkunya. Mengamati setiap gerak gerik muridnya. Satu persatu ia amati dengan jeli tanpa terlewat barang sedikit pun. Hingga hal tak terduga membuatnya terkejut sekaligus senang.
"Mate! mate!"
TO BE CONTINUE
Akhirnya bisa update juga😂
aku seneng bangett guys, nggak ngegantungin kalian dengan cerita ini😂
aku harap kalian nggak bosen sama cerita ini. Dan semoga yang baca nambah banyak ya. Biar cerita ini nggak cuma di nikmatin beberapa orang saja wkwk
Jangan lupa vote nya ya, 1 vote insakallah suatu bentuk pahala bagi kalian❤19 September 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mate Is Psychopath (END)
Hombres Lobo[TERBIT] Aku tak percaya akan semua ini ! Bagaimana bisa seorang Alpha tampan sepertiku mendapatkan mate seorang Psychopat?! Bahkan tatapannya sangat dingin dan kelam. Tak ada kasih sayang yang aku lihat di matanya! Lalu bisakah aku hidup dengan s...