Keesokan harinya
Rendy bersiap siap untuk menjemput abel untuk berangkat bareng, sampainya di rumah abel Rendy pun mengetuk pintu.
Tok! Tok! Tok!
"Assalamualaikum," ucap Rendy
"Waalaikumsalam," jawab Abel
"Ayo ... Langsung berangkat saja," Rendy pun mengangguk dan langsung menggandeng tangan Abel, Abel pun tersenyum.
Skip sekolah
Rendy dan Abel pun turun dari mobil dan langsung berjalan menuju kelas masing masing.
Abel pun langsung masuk kedalam kelas nya dan langsung duduk ditempat duduknya Abel.
"Selamat pagi anak anak," sapa bu Sari.
"Pagi juga bu ..." jawab anak muridnya, Bu Sari pun langsung melanjutkan pelajaran nya, sampai istirahat.
Kring! Kring! Kring!
"Baik anak anak, ibu akhiri pelajaran hari ini, assalamualaikum," dijawab oleh semua murid, kemudian semua murid langsung berhamburan entah kemana, termasuk Rendy cs dan Abel cs.
"Mau pesan apa?" tanya Rafiq,
"Samain saja sama lu," jawab Rendy , dianggukkan oleh semua sahabat nya.
"Kalian apa?" ucap Desty
"Samain ae lah," Desty pun langsung pergi ke stand makanan bersama Rafiq, selang berapa menit kemudian makanannya pun datang dan langsung menyantap nya sambil bercanda tawa.
Skip pulang sekolah ...
Rendy ingin membalaskan dendam nya yang mencoba melawan dirinya dan ingin menghancurkan hubungan mereka dan tentu saja bersama sahabatnya tetapi gak semua sahabatnya sih, hanya bertiga saja.
Tentu saja si korban disuruh ketemuan di gudang dan akan menjadi tempat favorit untuk membunuh.
"Ada apa kalian temuin gw ke sini?" ucap Cowo itu , Rendy pun tak menghiraukan nya.
"Ada apa lu bilang?" Cowo itu mengangguk, Rendy menyeringai seram.
"Lu tau kan resiko nya kalau lu lawan gua," cowo itu mengangguk, dia tahu betul kalau ngelawan geng psycopath akan gimana nasib.
"Kalau tau, kenapa di lakukan bodoh," ucap Rendy yang sudah emosi.
"Maaf, gw di suruh sama orang untuk mengganggu hidup lu," cowo itu langsung memucat saat pisau ada disampingnya.
"Kenapa lu mau di suruh begitu saja, gak mikir panjang hah!! Padahal lu sendiri sudah tau resikonya," ucap Fauzan yang emosi, cowo itu hanya diam saja.
"Gua terpaksa melakukan itu," Rendy mendecih,
"Terpaksa lu bilang? keterpaksaan lu akan berujung maut," cowo itu tetap hanya diam,
"Rendy, enaknya diapain yah," Rendy pun mulai mendekati cowo itu dan mencengkram dagu nya cowo itu dengan erat hingga berdarah.
"Yang ancam keluarga lu siapa sampai lu antusias ingin melawan gua hmm," ucap Rendy dingin,
"Gua disuruh sama musuh lu," Rendy pun bingung, apa katanya? Musuh? Setau dia, dia gak punya musuh.
"Namanya siapa?" tanya Rendy dingin, cowo itu gak menjawabnya,
"Gua tanya! Siapa namanya?" lanjut Rendy, cowo itu tetap diam saja,
"Oke, gak mau jawab, kan," sifat Rendy sama persis seperti Tante nya, cowo itu tetap diam saja.
Sreeeeettt ...
Pipi cowo digores oleh Rendy, kemudian dijahit oleh Rendy, Fauzan dan Nio memotong tangan dan kaki cowo itu, cowo itu berteriak minta tolong berharap dia mendapatkan pertolongan, tetapi itu sia sia.
Mereka tertawa jahat, kemudian Rendy membelah perut cowo itu dengan belati.
Sreeeeettt ...
"Gua mohon--- ber--hen--ti," Rendy cs pun tak menghiraukan nya, lanjut dengan aksi nya.
"Ga semudah itu berhenti bg**," cowo itu menahan sakit yang luar biasa, Rendy pun tersenyum licik.
Isi organnya Rendy aduk aduk hingga hancur sampai cowo itu mati mengenaskan, kemudian setelah sudah membunuh dia, langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah sudah mereka pulang ke rumah masing masing.
****
29 Juli 2020
Rabu