Lima belas menit, keduanya hanya diam Yara yang hanya fokus pada Yuan yang ada di pangkuannya dan Sehun yang diam memperhatikan adiknya itu.
"Apa kau mau jeruk lagi?" Tanya Yara pada Yuan.
Bayi itu mengangguk antusias sambil menggigit jeruk terakhir yang baru saja diberikan oleh Yara.
Sehun mengajaknya kekantin yang ada dirumah sakit tempat Yuan dirawat, entah apa yang akan dibicarakan kakaknya ini, yang pasti Yara tidak akan memulai pembicaraan jika Sehun tidak memulainya lebih dulu.
"Apa kau tidak lelah mengurus bayi orang?" Ucap Sehun akhirnya.
Yara mengangkat kepalanya menatap sekilas Sehun lalu kembali bermain dengan Yuan.
"Kau sendiri tidak lelah jadi budak appa?"
Skakmat
Sehun membisu sesaat.
"Pulanglah, appa sakit memikirkanmu." Bujuk Sehun.
"Sakit? memikirkanku atau sakit karena perusahaannya akan bangkrut?" Sindir Yara dengan nada tenang.
Sebenarnya hati Yara sangat sakit saat mengatakan hal yang seharusnya tidak ia ucapkan pada kakaknya sendiri. Semuanya telah berubah Sehun kakaknya bukan sosok pelindung lagi baginya, ia sama saja seperti appanya. Ingin menjual nya.
"Jangan egois Yara, ayo pulang bersama oppa."
"Egois?" Mata Yara berkaca-kaca.
"Aku atau kalian!?"
---
"Ya! Dari mana saja kau membawa putraku!" Bentak Chanyeol.
Yara tersadar dari lamunannya, "ah- maaf tadi aku mengajaknya main ketaman." Jawab Yara.
"Kau tau kan putraku sedang sakit, jika dia kenapa-kenapa bagaimana kau mau tanggung jawab!?"
"Lagipula dokter mengizinkannya, dokter bilang Yuan sudah baik-baik saja."
Yara kembali terdiam, melamun dengan Yuan yang tengah memainkan mobil-mobilan miliknya. Sedangkan Chanyeol yang masih berdiri diambang pintu menatap heran pada Yara. Kenapa tiba-tiba dia seperti ini? Batin Chanyeol.
Pria jangkung itu memutuskan untuk duduk dihadapan Yara, "apa kau baik-baik saja?" Tanyanya.
Gadis itu masih diam, menatap kosong dihadapanya membuat Chanyeol membuang nafas panjang. "Ya! Yara?!"
"Ya?"
"Kau ini kenapa? Kau sakit?"
"T-tidak, aku baik memangnya ada yang salah?"
Appanya, adalah alasan diam nya Yara saat ini. Ia juga masih punya hati bagaimanapun appanya dia tetaplah ayahnya.
"Chanyeol."
"Hmmm?"
"Apa aku boleh pergi sebentar?" Tanyanya takut-takut.
Chanyeol menautkan kedua alisnya, "kemana?"
"Nanti saja, sebentar lagi Yuan sudah boleh pulang. Setelah itu kau boleh pergi." Jawabnya, bahkan sebelum Yara membuka mulutnya untuk menjawab.
Diam-diam Yara menghela nafas, mau bagiaimana lagi Yara tidak bisa semaunya pergi kemanapun. Ia sedang bekerja.
---
"Apa sekarang aku boleh pergi?, Yuan juga sudah tidur." Tanyanya lagi, saat sudah sampai dikediaman Chanyeol.
Chanyeol yang sedang duduk dimeja kerjanya menaikan pandangan nya, melihat Yara yang sudah berdiri dihadapannya. "Mau kemana?"
"Aku tidak bisa memberitahu mu."
KAMU SEDANG MEMBACA
You and Your Past |Chanyeol|
FanfictionRate: 17++ Tentang sikap dingin seorang duda tampan seperti Park Chanyeol, sikapnya yang kadang berubah ubah. it's about his past. "Bercerailah dengannya, Yuan butuh aku dan Chanyeol untuk membesarkan nya. Bukan dirimu~"