Lilin aroma, bunga mawar dan lampu kelap kelip yang berasal dari lampu yang menyala di gedung tinggi pencakar langit disekitarnya. Sangat indah.
Sudah lama Yara tidak merasakan hal semacam ini sejak bertahun-tahun yang lalu, entah kapan terakhir kali ini merasakan makan steak dengan harga jutaan dolar dan meneguk anggur mahal hanya untuk makan malam yang luar biasa.
Hari ini Chanyeol mengajaknya dan juga Yuan untuk makan malam bersama diluar, benar-benar seperti keluarga bahagia dengan Chanyeol yang mengenakan jas hitam dan kemeja putih pun dengan Yuan yang mengenakan pakaian yang persis dipakai sang ayah, sedangkan Yara mengenakan dress putih sebawah lutut dengan anting indah yang menempel ditelinga nya, tentu saja itu pemberian Chanyeol tepat saat mereka bersiap beberapa jam yang lalu.
Entah mendapatkan ide dari mana Chanyeol mengajaknya dan Yuan makan di sebuah atap gedung restoran bintang lima ini. Mungkin bukan ide yang buruk jika ini makan malam romantis bersama kekasih namun ini ide buruk jika untuk makan malam keluarga, pasalnya bagaimana jika Yuan sakit jika terkena angin malam terlalu lama. Bagaimana pun Yuan hanyalah batita yang rentan terkena penyakit.
"Silahkan nyonya Park, ini yang tebaik dari restoran kami." Yara sedikit melirik pada si pelayan namun Chanyeol menatapnya seolah mengatakan agar mengiyakan saja apa yang dikatakan si pelayan.
Atensi nya beralih pada makanan dihadapanya yang hanya sebesar kurang dari kepalan tangan orang dewasa. Makanan itu terbuat dari hati
angsa yang dibumbui sedemikian rupa dan dihias dengan indah, entahlah apa namanya sangat sulit diucapkan hingga Yara pun lupa apa namanya."Apa kau tidak suka makannya? Atau perlu kupesankan makanan lain?" Tanya Chanyeol saat melihat wajah Yara yang terlihat enggan dengan makanan dihadapanya.
Yara menggeleng mantap, ia hanya heran melihat makanan dihadapanya. Dengan sekali sendok saja mungkin sudah habis ia telan, entahlah lama tidak datang ketempat semewah ini membuat nya sedikit aneh.
"Mama, uan mau disuapi.." rengek anak yang duduk diantara Chanyeol dan Yara.
Yara tersenyum lalu mengambil piring yang ada dihadapan Yuan namun tangannya terhenti oleh suara Chanyeol yang terdengar sedikit dingin.
"Biarkan dia makan sendiri."
"Dia kesulitan Chan, biarkan aku yang menyuapinya."
"Papa.."
"Ayolah ini bukan rumah Yara."
"Lalu kenapa? Putraku hanya ingin minta disuapi memangnya itu salah?"
Putraku? Ingatkan Yara bahwa ia baru saja mengakui Riyan sebagai putranya.
"Baiklah, lakukan apapun yang kalian inginkan."
---
Ketiganya sudah berada didalam mobil, selesai makan malam bersama mereka memutuskan untuk langsung pulang kerumah. Seperti biasa Yuan akan tertidur didalam mobil dengan keadaan berada dipangkuan Yara.
Yara sedikit memainkan bibir Yuan yang tidak kalah tebal dengan bibir milik Chanyeol ayahnya. Memainkan karena sedikit terbuka saat bocah itu tengah tertidur. Karena gemas sendiri akhirnya Yara mencium bibi Yuan lalu kedua pipi Yuan yang merah seperti apel.
Yuan sedikit terusik lalu menggeliat dalam dekapan Yara.
"Yara.." panggil Chanyeol.
"Hmmm?"
Yara masih fokus pada Yuan tanpa melihat kearah Chanyeol yang memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You and Your Past |Chanyeol|
FanfictionRate: 17++ Tentang sikap dingin seorang duda tampan seperti Park Chanyeol, sikapnya yang kadang berubah ubah. it's about his past. "Bercerailah dengannya, Yuan butuh aku dan Chanyeol untuk membesarkan nya. Bukan dirimu~"