Hari indahnya menjadi kelabu, rahangnya mengeras. Hatinya seolah kembali basah karena terbukanya luka lama yang dulu sangat sulit untuk mengering, bahkan ia tidak bisa lagi merasakan udara disekitarnya.
"Lama tidak bertemu." Tiga kata satu variabel, yang langsung mengubah suasana hati dan mimik wajahnya. Menjadikan hal yang lama terpendam kembali mengemuka, kenangan lama yang dengan susah payah ia lupakan kembali ada dihadapannya.
"Apa kabarmu?" Bukan Chanyeol, namun wanita dihadapanya kembali bersuara, dengan basa basi menanyakan kabarnya. Sangat memuakkan pikir Chanyeol.
"Apa yang kau lakukan disini? Noona?"
"Noona?"
Wanita dihadapanya berjalan mendekati Chanyeol yang masih berdiri diambang pintu dengan sorot mata dingin tak terbaca. Ia menagkup pipi sebelah kanan Chanyeol menatap nya sendu sebelum mengusap tangannya disana "sejak kapan kau memanggilku Noona?"
"Mau apa kau kemari?" Chanyeol menyingkirkan tangan wanita itu dari wajahnya.
Bisa ia lihat dari iris matanya, wanita itu tersenyum tulus meskipun terlihat menjijikkan bagi Chanyeol, "putraku, aku rindu dengannya."
Chanyeol menautkan kedua alisnya, menatap wanita dihadapanya tajam. "Yuan kemari sayang, jangan lari-lari nanti kau akan jatuh!" Suara Yara terdengar dipenjuru ruang tamu diikuti Yuan yang berlarian kearah nya dengan cengiran menggemaskan si bocah.
"Lihat papa sedang ada tamu." Ucap Yara lagi setelah berhasil menangkap Yuan.
"Putraku." Gumam wanita itu dengan mata berkaca-kaca melihat Yuan berada digendong Yara.
"Maaf mengganggu, kalian lanjutkan saja obrolan kalian." Yara berbalik melangkah pergi.
"Dia?" Tunjuknya.
"Istriku." Chanyeol menahan tangan Yara sesaat setelah gadis itu berhasil menggapai dua langkah nya yang ingin menjauh. "Dia istriku dan juga ibu dari putraku. Park Yara!"
Yara masih dalam posisinya, dengan keadaan terkejut kala Chanyeol menarik tangannya kuat hingga ia berada di dekapan pria itu. Chanyeol merangkuh pinggangnya posesif dengan Yuan yang ada digendongnya. Ia melihatnya. mata syarat akan sakit, pedih, rindu dan entahlah Yara benar-benar bisa melihat semua yang pria itu rasakan sekarang. Diaa bukan lagi Chanyeol si pria pandai dalam menyembunyikan perasaan nya, bukan pria dingin menyebalkan yang terkadang konyol. Hari ini, detik ini dihadapannya sendiri Yara melihat sisi lain Chanyeol.
"Kau berbohong~" suara wanita itu tercekat, lagi. Drama apa yang tuhan mainkan untuknya kali ini. Orang bodoh pun tau wanita glamour dihadapannya menahan tangis terlihat dari pelupuk matanya yang mulai dipenuhi bulir bening menyakitkan.
"Kenapa aku harus berbohong padamu nyonya Mabel. Wu?" Jawab Chanyeol datar dengan menekankan marga wanita keturunan China dihadapannya.
Yara sadar, wanita dihadapanya adalah mantan istri Chanyeol. Yang dulu digadang-gadang sebagai kesayangan si tuan muda Park Chanyeol yang pria itu perjuangkan dari ketidaksetujuan ayahnya sendiri. Setidaknya itulah yang diceritakan bibi Kim padanya beberapa waktu lalu.
"Jika ingin bertengkar setidaknya jangan dihadapannya, aku permisi."
----
Sebenarnya Tuhan sedang merancang nasibnya seperti apa? Apa ia begitu menyesal ketika menciptakan Yara, hingga setiap harinya diberi cobaan dengan sangat sulit nya? Apa sang pencipta semesta tidak ingin sedikitpun berbelas kasih padanya barang sejenak?
Mengapa hal-hal aneh seperti ini selalu saja hadir di kehidupan nya? Apa tuhan tidak cukup hanya mengambil ibunya dari dunia ini? Atau sang pencipta belum merasa belum puas ketika ia menjauhkan nya dari orang-orang kesayangan nya? Sehun dan Siwon ayah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You and Your Past |Chanyeol|
Hayran KurguRate: 17++ Tentang sikap dingin seorang duda tampan seperti Park Chanyeol, sikapnya yang kadang berubah ubah. it's about his past. "Bercerailah dengannya, Yuan butuh aku dan Chanyeol untuk membesarkan nya. Bukan dirimu~"