"kau yakin akan pergi kerumah sakit?" Tanya Sohyun.
Yara hanya mengangguk tangannya tidak bisa diam merapihkan ini dan itu, Sohyun tau, Yara sedang lari dari kesedihannya sendiri memalingkan wajah saat orang lain melihatnya hingga sangat kentara sekali.
Gadis itu berjalan kesana kemari melakukan hal yang sebenarnya tidak harus ia lakukan.
"Hentikan Chanyeol sekarang Yara, aku tau kau terluka."
"Aku baik-baik saja eonni."
Sohyun menyentuh pundak Yara, menepuknya perlahan memberikan kekuatan pada gadis itu. Membuatnya tenang dan menghela nafas perlahan.
Hari ini langit kelabu, tidak terlalu gelap namun nampak mengerikan dalam keadaan Yara yang seperti ini. Angin bahkan berhembus kencang seolah menandakan akan terjadi badai sebentar lagi.
Yara duduk dikursi penumpang tempat disamping kursi kemudi, tempat Sohyun mengendarai mobil. Akhir-akhir ini Yara memang cukup dekat dengan istri Kyungsoo, tanpa bercerita sedikitpun Sohyun sudah tau perasaan Yara meskipun tidak semuanya. Seperti pagi ini ia tiba-tiba datang bersama Louis, putranya, membawa beberapa makanan, seolah tau ia tidak akan makan jika tidak ada yang memaksa.
Mobil putih itu melaju cukup kencang, beruntung karena keadaan jalan hari ini sepi mungkin karena hari ini cuaca tidak bersahabat dan orang orang memilih untuk tinggal di rumah, menghangatkan tubuh dibalik perapian atau menghidupkan penghangat ruangan. Tidak dengan Yara, gadis itu tidak memiliki banyak waktu untuk menikmatinya harinya.
Yara berhenti tepat didepan pintu masuk rumah sakit, jantungnya seolah kembali berdegup dengan kencang. Merasakan angin seolah bertiup berlawanan arah mengubah suana dinginnya jadi panas menggerahkan.
"Jika kau tidak sanggup, sebaiknya kita pulang."
"Kita akan pulang setelah aku mengantarkan ini untuk Chanyeol~ dan Mabel." Yara tersenyum samar mencoba menyembunyikan air matanya yang hendak jatuh. Ia memegang erat wadah bekal berisi makanan kesukaan Chanyeol.
Keduanya tiba tepat didepan pintu masuk ruang Mabel dirawat, Yara kembali terdiam. tersenyum sambil menarik nafas menenagkan dirinya lalu menggenggam gagang pintu itu lamat.
"Kau yakin akan masuk?"
Yara hanya diam masih memegang gagang pintu itu tanpa ada minat untuk mendorongnya untuk membuka kayu berwarna putih mengkilap itu.
"Minggir, biar aku yang lakukan." Sohyun yang sudah kesal langsung mengambil alih gagang pintu itu lalu membukanya tanpa aba-aba.
"Kami-"
Sohyun berhenti ditempat, mematung diambang pintu dengan keterkejutannya sendiri. Pun Yara yang ikut tidak bergeming saat itu juga, menyaksikan yang seharusnya tidak ia saksikan. Yara menyesal datang lagi kemari.
Chanyeol, pria itu tengah bergulat dengan Mabel yang saling bertaut lewat ciuman panas diatas ranjang rumah sakit yang sempit. Yara menelan salivanya susah payah, kerongkongannya tiba-tiba mengering, matanya panas dan jantungnya berhenti berdetak. Untuk kesekian kalinya Yara dikecewakan, oleh orang yang sama.
Wanita disamping nya yang pertama bersuara, lewat deheman. Chanyeol langsung melepaskan ciuman keduanya menoleh kebelakang dan mendapati Sohyun yang melipat kedua tangannya didepan dada dan Yara yang masih belum bergeming menatap Chanyeol nanar.
"Ma-maaf mengganggu. Kami hanya ingin mengantar ini, per-permisi~"
"Chan kau!"
"Sekali lagi maaf sudah mengganggu, ayo kita pergi eonni. Permisi~" Yara menarik paksa Sohyun yang sudah akan meluapkan emosi nya pada Chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
You and Your Past |Chanyeol|
FanficRate: 17++ Tentang sikap dingin seorang duda tampan seperti Park Chanyeol, sikapnya yang kadang berubah ubah. it's about his past. "Bercerailah dengannya, Yuan butuh aku dan Chanyeol untuk membesarkan nya. Bukan dirimu~"