"kamchagya!" Kaget Yara saat merasakan seseorang
menyelipkan rambutnya dengan lembut kebelakang telinga.Dengan mata yang masih berat Yara berusaha menormalkan rasa kantuknya untuk sadar. Demi tuhan setelah nyonya Park pergi tanpa memikirkan bagaimana keadaan pahanya yang mulai terasa kebas karena Chanyeol ada diatasnya, Yara tertidur? Berapa lama?
Terdengar suara kekehan, Yara tau itu suara Chanyeol. "Sudah bangun putri tidur?" Goda Chanyeol.
"K-kau sudah bangun sejak tadi?"
Chanyeol mengangguk.
"Lalu kenapa masih tidur diatas pahaku,kau tau pahaku kebas karena- aishh!" Omelan Yara terhenti saat melihat wajah bodoh Chanyeol yang hanya tersenyum diatas pahanya.
"Bagaimana bisa aku bangun dari sini, jika dihadapanku ada wajah mu yang sedang tidur seperti anak sekolah yang mengantuk saat jam pelajaran, heoh?"
Pipi Yara memanas, apa wajahnya tadi seperti orang bodoh? "Bangun! Aku mau mandi."
"Stttt-, Yuan masih tidur."
Yara melihat kearah perut Chanyeol, dan benar anak gembil itu masih tertidur dengan pulas di sana. "Aku sulit memindahkan nya."
"Lalu kita harus seperti ini sampai Yuan bangun, begitu?"
Langit mulai memerah, menandakan mentari sudah kembali ketempat persembunyiannya, menyisakan cahaya indah sisa-sisa kecerahannya. Perlahan menggagalkan orange menjadi biru kehitaman mengubah mentari jadi rembulan. Tak kalah indah sebenarnya, Yara akan menikmatinya jika saja pahanya tidak terlalu kebas bahkan hanya untuk berdiri dari tempatnya.
"Mama!" Teriak Yuan yang baru saja bangun.
"Sayang,," jawab Yara sambil melebarkan kedua tangannya, menunjukkan bahwa ia baik-baik saja.
Yara mengambil Yuan dari gendongan Chanyeol, mencoba untuk berdiri namun oleng jika saja Chanyeol tidak menahannya agar tidak jatuh ketanah. "Berhati-hatilah, jika tadi Yuan ikut jatuh bersamamu bagaimana?"
Ia hanya bisa menundukkan kepalanya, sampai Yara dikejutkan dengan Chanyeol yang tiba-tiba menunduk dan meletakkan tangannya di pinggang dan batas antara paha dan betisnya. Ya, Chanyeol tengah menggendongnya ala bridal dan jangan lupakan Yuan yang juga masih dalam gendongan Yara.
Benar-benar! Kekuatan nya tidak bisa diragukan, Chanyeol telah membuktikan otot-otot ditangan dan perutnya bukan hanya hiasan saja.
Yara tersipu, pipinya menghangat ia benci keadaan ini.
"Apa yang kau lakukan, turunkan aku." Ucap Yara sedikit berbisik.
"Aku tidak yakin kau bisa berjalan, diamlah dan menurut saja." Jawabnya.
Pasang mata tertuju pada Yara, siapa lagi jika bukan para maid yang ada di sana, mereka berbisik, sambil sesekali melihat kearah ketiganya sambil tersenyum, meledek? Entahlah apapun itu Yara benci ini.
Nyonya Park ada di sana memperhatikan mereka sambil tersenyum senang, ia menghampiri chanyeol, Yara dan Yuan kemudian mengambil Yuan yang ada diatasnya. "Cucuku sayang ayo ikut nenek, biarkan mama dan papa berduaan dulu." Ucap nya dengan nada menggoda.
"Eomma, biar dia bersamaku saja aku akan memandikannya setelah ini."
"Tidak perlu, eomma akan membawanya menginap di rumah ku. Jadi malam ini bersenang senang lah kalian berdua." Godanya lagi, kali ini Yara yakin pipinya semakin memerah, seketika para maid yang berdiri dibelakang mereka terkekeh kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
You and Your Past |Chanyeol|
FanfictionRate: 17++ Tentang sikap dingin seorang duda tampan seperti Park Chanyeol, sikapnya yang kadang berubah ubah. it's about his past. "Bercerailah dengannya, Yuan butuh aku dan Chanyeol untuk membesarkan nya. Bukan dirimu~"