"dia pasti rindu padamu." Ucap nyonya Park.
Yara mengangguk singkat, disertai senyuman dibibir Nya. Sebenarnya Yara merasa tidak enak karena harus berbohong pada wanita sebaik Nyonya Park.
Bertahanlah Yara ini hanya sebentar. Batin Yara meyakinkan dirinya.
"Eomma tidak sabar melihat Yuan bermain dengan adiknya nanti."
"Iya eomma, eomma ayo kita makan siang dulu kau pasti sudah lapar." Ucap Jo mengalihkan pembicaraan mereka.
"Ah menantuku ini perhatian sekali."
--
Saat dimeja makan Yara tidak henti-hentinya mendapatkan pujian dari wanita paruh baya dihadapannya, mulai dari rasa masakan Yara yang sangat enak hingga tidak hentinya memuji tentang betapa cantiknya Yara dan beruntungnya Chanyeol memiliki calon istri seperti dirinya.
CK! Bisa gila aku, batin Yara.
"Daebak! Apa sekarang cucuku mau makan sayur,hmm?" Ucapnya menatap Yuan tidak percaya, "ini semua pasti berkat mama mu kan sayang?" Wanita paruh baya itu tersenyum pada cucu nya diikuti oleh Yuan.
"Gamawo Yara." Ucapnya.
"Ah aniya eomma, kenapa kau berterima kasih padaku, Yuan adalah anak yang pintar kan sayang aaaa-" ucap Yara sambil kembali menyikapi Yuan.
"Kau baik sekali."
Keduanya duduk diruang keluarga ketika Yara sudah menidurkan Yuan Dikamarnya, jantung Yara ingin melompat rasanya sekarang. Ini seperti terjebak didalam gua yang gelap dan menyeramkan harus bagaimana Yara menghadapi wanita seperti nyonya Park ini.
Yara memainkan jarinya gelisah menunggu wanita paruh baya disampingnya berbicara, entah apa yang sedang dipikirkan wanita itu hingga hanya menatap Yara dari tadi tanpa bicara sepatah katapun dan tatapan yang benar-benar Yara tidak bisa menerjemahkan nya.
Matanya berbinar mengambil tangan Yara yang tadi ia mainkan gelisah, wanita yang menyandang marga Park itu menggenggam tangan Yara seakan mengatakan bahwa ia sangat bahagia sekarang, kegelisahan nya sudah terbayar sekarang bahkan hingga matanya berkaca-kaca.
"Eomma apa kau menangis." Yara spontan menghapus air mata wanita paruh baya dihadapannya, membuatnya tersenyum lebar.
"Tidak, eomma hanya bahagia sayang."
"Minta chanyeol agar cepat pulang, dan menikahlah eomma ingin kalian membuat adik untuk Yuan." Tambah Nyonya Park membuat Yara sedikit terbatuk karena ucapnya.
"Kau kenapa?" Nyonya Park mengusap- punggung Yara lalu memberikan segelas air putih yang ada dimeja.
---
Chanyeol mengerutkan keningnya menatap layar ponselnya yang berdering.
Yara
Calling youChanyeol menutup laptopnya sebelum mengangkat panggilan diponselnya, kebetulan sekali Chanyeol memang ingin bicara padanya.
"Yo-"
'Ya! Aku tidak mau tau kau harus secepatnya mengatakan pada eommamu."
Chanyeol memijat pelipisnya, mendengar suara Yara yang membuat sakit kepala nya, bahkan Chanyeol tengah pusing sekarang harus bagaimana dia menjelaskan pada eommanya nanti.
"Ya! Apa kau masih disana? " Ucap gadis itu lagi membuat Chanyeol menghela nafas panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
You and Your Past |Chanyeol|
Fiksi PenggemarRate: 17++ Tentang sikap dingin seorang duda tampan seperti Park Chanyeol, sikapnya yang kadang berubah ubah. it's about his past. "Bercerailah dengannya, Yuan butuh aku dan Chanyeol untuk membesarkan nya. Bukan dirimu~"