"kenapa kau pulang, bukankah kontrakmu masih beberapa hari lagi?" Tanya Joy bingung.
Yara diam, wajahnya murung sejak tadi pulang kerumah mereka Joy pun sibuat bingung karena Yara belum mengatakan apapun sejak gadis itu pulang kerumah.
"Ya! Yara-ah "
Gadis yang menandai sahabatnya itu malah menangis saat Yara menyebut nama nya. "Kau kenapa Yara?"
"Yu-yuan sakit hiks-" sekarang tangisan Yara pecah matanya sudah tidak mampu menahan air mata yang kian menumpuk di kelopak matanya.
"Lalu kenapa kau malah pulang kesini, bukan menjaga dia."
"Hiks- manusia raksasa itu menyalahkan ku atas putranya yang sakit, hiks-demi tuhan aku ingin bersama bayi itu, aku tidak tau apa-apa, sumpah demi tuhan aku sangat menyayangi nya." Yara menangis sambil menjelaskan semuanya pada Joy.
Joy memeluk tubuh sahabatnya yang menangis ceceguk, mengelus pundaknya berharap dapat menenangkan sahabatnya itu.
Satu jam kemudian Yara baru bisa berhenti menagis, meskipun belum sepenuhnya tapi sudah lebih baik dari satu jam yang lalu bahkan matanya sekarang membengkak karena terlalu lama menangis.
"Berhentilah murung Yara, kau terlihat semakin jelek dengan mata bengkak dan wajah sembap mu itu." Ledek Joy.
Gadis itu masih diam, Yara terlihat sangat buruk sekarang dengan penampilannya yang benar-benar berantakan mata bengakak, wajah sembap rambut berantakan. Benar-benar kacau, Yara menyedihkan.
"Kenapa kau sedih sekali, seperti dia anakmu saja."
"Hiks.." isakan kembali terdengar dari bibir Yara.
"Aigoo-, bocah ini sudahlah jangan menagis." Joy kembali mengelus pundak sahabatnya berharap bisa menenangkan nya.
"Aku sangat sayang padanya, aku membenci nya PARK CHANYEOL!!!..
... hiks- harusnya dia tidak menuduhku seperti itu mana mungkin aku melakukannya." Tangisan Yara semakin pecah menghambur ke dalam pelukan Joy.
Joy hanya diam membiarkan sahabat nya mengeluarkan semua yang menggangu pikirannya.
"Mana bisa dia mengira aku meracuninya, dengan tanganku sendiri aku memberinya susu membuatkannya makanan, menyuapinya...
..aaa hiks- aku juga yang memandikannya. Aku Joy!" Ucap Yara lirih.
---
Chanyeol mengusap wajahnya gusar melihat anaknya yang terbaring diatas ranjang rumah sakit. Sejak semalam anaknya itu belum juga membuka matanya."Apa kau sudah memanggil nya?" Tanya kyungso sambil memegang pundak chanyeol.
"Kau gila Kyung! Dia yang sudah membuat putraku seperti ini.mana bisa aku membiarkannya datang kesini."
"Jangan berlebihan, kau sudah dengar sendiri pernyataan dari dokter anakmu ini baik-baik saja dia hanya demam." Ucap Kyungso dengan nada khasnya.
"Tetap saja, gadis itu yang membuat nya seperti ini." Balas Chanyeol.
"Jangan bersikap egois, setidaknya lakukan ini demi Yuan dia terus saja memanggil nama gadis itu sejak semalam-" kyungso menjeda ucapannya lalu kembali mengencangkan pegangannya pada pundak sahabat sekaligus atasannya itu.
"...baru sekarang dia merasakan kembali kasih sayang seorang ibu setelah sekian lama dude,dia merindukan nya." Lanjutkan lalu mengambil jasnya diatas sofa sebelum pergi keluar dari ruangan tempat Yuan dirawat.
Chanyeol semakin mengusap wajah nya gusar, chanyeol tidak tau anaknya akan sebergantung seperti ini pada gadis bernama ahn Yara itu, sedekat itukah Putranya dengan Yara? Hingga saat sakitpun Yuan terus menyebut namanya dalam tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
You and Your Past |Chanyeol|
Hayran KurguRate: 17++ Tentang sikap dingin seorang duda tampan seperti Park Chanyeol, sikapnya yang kadang berubah ubah. it's about his past. "Bercerailah dengannya, Yuan butuh aku dan Chanyeol untuk membesarkan nya. Bukan dirimu~"