Memang apa masalahnya jika Yara pergi keluar sebentar, bukankah Yuan sedang bersama nyonya Park, ibunya?
Yara turun dari taxi, setelah Chanyeol memaksanya untuk segera Kembali. Yara menggenggam erat tali tasnya, memandang malas pada gerbang istana Chanyeol yang menjulang megah.
Penjaga rumah yang melihat Yara hanya diam saja langsung membukakan gerbang untuk Yara, mempersembahkan nya untuk masuk. "Nona? Kenapa hanya diam?"
"Ah, tidak paman. Baiklah aku masuk dulu ya." Ucapnya ramah lalu masuk kedalam dengan malas.
Masih saja diam setelah sampai didepan pintu besar rumah Chanyeol, untuk kesekian kalinya Yara berdecak sebal dan menghela nafas panjang. Tidak lama daun pintunya terbuka memperlihatkan wajah Chanyeol yang terlihat masam saat bertatapan dengan Yara.
"Kenapa?" Tanya Yara dengan nada malas.
Duda dihadapannya hanya diam, meperhatikan nya dengan dingin. Menghujamnya dengan tatapan tajam seolah membunuh, Yara takut meskipun sedemikian rupa ia sembunyikan.
"Aku ada janji dengan temanku, cepat ada apa?"
"Masuk." Ucapnya dingin.
Terdengar hembusan nafas dari gadis Ahn dibelakangnya, mengekor meskipun dengan malas. Yara spontan berhenti saat tuannya sudah duduk diatas tempat makan, mengintruksikan Yara untuk ikut duduk.
"Ada apa, katakan?"
"Temani aku makan." Ucapnya, membuat Yara menatapnya tidak percaya. Dengan tangan yang mengepal meski tertahan. Apa pria dihadapannya ini sedang mempersiapkan nya?
"Huh! Menemani mu makan? Kau menelfonku untuk buru-buru pulang hanya untuk menemanimu makan?"
Yang benar saja! Chanyeol menelfon Yara hanya untuk ini? Hal tidak penting ini? Yara mulai menetralkan suasana hatinya yang kesal akibat ulah Chanyeol, bahkan ia mengabaikan para maid dibelakang Chanyeol yang terkekeh geli melihat tingkah tuan mereka yang aneh dan Yara yang terpancing marah.
"Iya, ayo kita makan. Aku sudah sangat lapar dari tadi menunggu mu." Jawabnya santai.
Yara berdiri lalu terdengar suara gesekan kursi yang bersentuhan dengan marmer dibawahnya, cukup nyaring membuat si empunya rumah menatapnya tajam. "Maaf tuan Park yang terhormat! Aku rasa ini tidak ada dalam kontrak kerjaku, apa kau seda~"
Tangannya ditarik cukup kencang membuat Yara duduk kembali ditempat nya semula, tidak cukup dengan menariknya, Chanyeol mulai menggenggamnya erat saat gadis itu mulai memberontak minta dilepaskan. "Aku tidak bisa makan sendiri, aku sudah terbiasa ada kau dan Yuan saat makan. Hari ini Yuan tidak dirumah jadi.... Kau harus menemani ku." Ucapnya pelan, menatap Yara dalam mengisyaratkan agar tetap duduk disampingnya. Yara tertegun hingga ia mengalihkan pandangannya ke lain arah saat dirasa tatapan Chanyeol yang menatapnya dalam.
"I-iya, lepaskan. Aku akan disini."
----
Malam ini indah, bintang dan bulan yang terbit tak beraturan menghiasi langit gelap bak lukisan abstrak yang tuhan sendirilah yang melukisnya. Angin malam ini pun tidak cukup kencang hingga masih nyaman bagi Yara untuk duduk berlama-lama di bawah langit sambil memandang nya.
Malam ini terasa membosankan tanpa Yuan bersamanya, tanpa menggendong dan mendengar tawanya. Langit indah ini pun menjadi biasa saja tanpa adanya bocah gembil itu disamping nya.
Jadilah Yara mengambil earphone miliknya dan mendengar kan playlist lagu dari ponselnya.
Suho - Starry Night
KAMU SEDANG MEMBACA
You and Your Past |Chanyeol|
FanficRate: 17++ Tentang sikap dingin seorang duda tampan seperti Park Chanyeol, sikapnya yang kadang berubah ubah. it's about his past. "Bercerailah dengannya, Yuan butuh aku dan Chanyeol untuk membesarkan nya. Bukan dirimu~"