Yara benar-benar pulang hari ini, ia benar-benar menguatkan hati untuk bisa menginjakkan kaki kedalam rumah ini lagi. sebenarnya memang sangat berat apalagi ia tau benar jika laki-laki itu ada didalam sana. Semua ini Yara lakukan semata-mata hanya demi Yuan, putranya, putra kesayangan Yara.
Sejauh mata memandang hanya ada kegelapan yang Yara lihat, hanya ada sebuah lampu hias yang dinyalakan di ujung ruang tamu. Dengan langkah gusar Yara melangkah semakin dalam, berdosa semoga si pemilik rumah sudah tidur dan Yara bisa menuntaskan tujuannya datang kemari lalu kembali pergi sebelum Chanyeol bangun dari tidurnya besok pagi.
Rumah sebesar ini benar-benar kosong, sunyi dan senyap. Sambil meraba jalannya akhirnya Yara bisa menemukan knop pintu kamar Yuan, ia memutarnya sebelum masuk dan menutup kembali pintu kamar tersebut dengan hati-hati. Langkahnya bener-bener di buat pelan agar Yuan tidak terbangun dari tidurnya.
"Anak mama sudah tidur rupanya," ucapnya sambil mengusap kepala Yuan yang basah karena keringat, mata bocah itu bengkak, pasti habis menangis fikir Yara.
"Maaf ya sayang," bisiknya tepat di telinga kanan bocah itu, Yuan spontan bergerak dari tidurnya karena merasa terganggu, bahkan bocah itu sampai meringis dalam tidurnya.
"Jangan ganggu dia, aku kesulitan saat menidurkan nya tadi."
Deg!
Rasanya Yara berhenti bernafas saat itu juga saat mendengar suara Chanyeol di belakang nya, lehernya tercekat, matanya memejam kuat merutuki dirinya sendiri karena tidak melihat ke kanan dan kiri saat masuk ke dalam kamar Yuan tadi. Yara benar-benar tidak memperhitungkan bahwa Chanyeol bisa saja ada di dalam kamar putranya.
Yara memalingkan wajahnya saat Chanyeol duduk di sisi Yuan yang lain, laki-laki itu menepuk-nepuk paha Yuan agar anaknya kembali pulas dalam tidurnya.
"Tidurlah, kau pasti lelah." Ucapnya, bahkan tanda beban sedikitpun dari nada bicaranya.
Apa Chanyeol lupa apa yang sedang terjadi pada mereka hari ini? Semudah itu?
Yara langsung menatap Chanyeol dengan gerakan cepat, matanya sampai-sampai berkaca-kaca saat melihat wajah laki-laki yang bahkan tidak menatapnya sama sekali. Alih-alih marah Yara malah menarik nafas nya lalu menghembuskan nya perlahan dan menyeka air matanya yang hampir saja jatuh, "aku akan pergi karena dia sudah tidur."
Gadis itu bahkan belum sempat bangkit dari tempat tidur Yuan saat Chanyeol menarik tangannya dan menahan nya agar tidak berdiri, "mau kemana?"
"Pulang, apa lagi?"
"Ini rumah mu, kau fikir kemana kau akan pulang jika tidak kesini?" Ucap Chanyeol penuh penekanan namun dengan nada yang pelan hampir berbisik.
Yara tertawa sarkas, "benarkah? Ku kira kau salah."
Chanyeol memejamkan mata nya kuat, sebelum akhirnya menatap Yara dalam, "tidurlah, kita bicarakan ini besok."
"Apa yang perlu di bicarakan, hah?! Memangnya apa?" Kali ini Yara menaikan intonasi suaranya samapi-sampai Yuan yang tidur terganggu dan kembali meringis.
Tidak ingin Yuan bangun dan menagis akhirnya Chanyeol menarik tangan Yara untuk keluar dari kamar Yuan. Tidak sampai di luar saja, bahkan Chanyeol menarik lengan gadis itu secara paksa menuju kamarnya yang ada di lantai dua.
"Lepaskan aku!" Yara memberontak, mencoba keras agar terlepas dari genggaman Chanyeol.
Chanyeol membawa masuk Yara kedalam kamarnya dengan paksa, melempar gadis itu sampai ia jatuh keatas ranjang sebelum akhirnya mengunci pintunya dengan rapat. Tubuh gadis itu bergetar hebat, ia memundurkan tubuhnya sampai punggung nya menabrak dasboard ranjang pria tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
You and Your Past |Chanyeol|
FanficRate: 17++ Tentang sikap dingin seorang duda tampan seperti Park Chanyeol, sikapnya yang kadang berubah ubah. it's about his past. "Bercerailah dengannya, Yuan butuh aku dan Chanyeol untuk membesarkan nya. Bukan dirimu~"