Yara terusik saat tidurnya diganggu oleh gerakan gelisah seseorang, ia membuka matanya perhatian mencoba bangkit meski pening yang ia dapat dari kepalanya. Membuat nya urung melakukan nya dan kembali ketempat nya
Ia meringis, sambil memegangi kepalanya yang pening Yara melihat seseorang yang berbaring disampingnya. Lantas Yara terkejut dan spontan melepaskan dekapannya pada pria disampingnya.
"Ya!!! Apa yang kau lakukan dikamarku!?"
Gadis itu memeriksa seluruh tubuhnya, dan menghela nafas segera saat merasakan pakaiannya lengkap ditubuhnya.Chanyeol bangkit dari tempat tidur Yara, menyilangkan kedua tangannya didepan dada sambil menatap kesal Yara sebelum berlalu begitu saja mengabaikan Yara yang mengumpatinya tanpa henti.
"Ya!! Kurang ajar! Apa~ apa yang kau lakukan diatas ranjangku? Kenapa kau bisa- kenapa kita bisa tidur bersama!?"
Tangannya yang semula ingin memutar knop pintu Yara, mendadak berhenti lalu membalik tubuhnya menghadap Yara, memperlihatkan wajah memerah gadis itu yang memerah menahan marah dan tangan yang mengepal.
"Tanyakan pada dirimu sendiri." Setelah nya pria jangkung itu hilang dari balik pintu kamar Yara.
"Yaaa!!!!!!!"
----
"Tu-tuan, tuan Chanyeol." Yara melangkah mendekati Chanyeol sambil memainkan ujung bajunya yang lecak dibuatnya.
Chanyeol yang tengah asik menikmati sarapannya pun menoleh, dengan tatapan dingin seperti biasa. Atau lebih tepatnya canggung.
"Ma-maaf." Ucapnya lagi, kali ini lebih pelan. Sekarang Yara ingat semuanya, ayam goreng pedas, Soju hingga ia mabuk dan meracau tidak jelas. Yara memang bukan seorang peminum yang handal, dua kali teguk Soju saja sudah mampu merenggut kesadarannya.
"Sudah ingat rupanya." Sindirnya dengan senyum lebar, namun terlihat menyebalkan dimata Yara.
"Tapi sungguh yang kuucapkan saat mabuk itu,, bohong."
"Termasuk saat kau bilang aku suka padamu dan Yuan adalah anak kesayangan mu itu juga bohong? " Skak mat. Yara menelan salivanya kasar.
Ditambah saat Chanyeol tiba-tiba bediri menyudutkannya dimeja makan membuatnya terkurung oleh mata dan tubuh tinggi Chanyeol. Matanya tidak mampu menatap balik mata Chanyeol tubuhnya mendadak kaku diikuti dengan detak jantung nya yang loncat tak karuan kesana kemari.
"A-aku rasa kau salah dengar, iya- kau salah dengar."
Chanyeol berdecih, menunjukkan smirknya jika saja Yara mau melihat keatas, "ah~ benarkah? Lalu..." Ia menjedanya lalu menagkup wajah Yara agar gadis itu menatap matanya, menguncinya dengan tatapan elang andalannya membuat Yara merasa takut. Takut jatuh terlalu dalam mungkin?
Ia mendekati wajah Yara, membuat keduanya saling merasakan nafas masing-masing. "Kenapa kau mencium pipi dan bibirku seperti ini?"
Bagai tersetrum listrik ribuan kali membuat tubuh Yara seakan kaku tak mampu bergerak bahkan hanya untuk mengedipkan matanya sangat susah, pria itu, Chanyeol mencium pipinya sebelum beralih mengecup bibir nya singkat.
Sial! Bahkan tubuhnya masih kaku setelah Chanyeol pergi dan membawa tas kerjanya. Ia pergi begitu saja menyisakan perasaan aneh yang masih saja menjalar keseluruh tubuhnya, membuat nya seakan orang bodoh, bertanya-tanya apa benar ia mencium Chanyeol semalam? Karena sungguh Yara tidak mengingat nya sama sekali. Dia ingat semua ucapannya kepada Chanyeol tapi tidak dengan ciuman itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You and Your Past |Chanyeol|
FanfictionRate: 17++ Tentang sikap dingin seorang duda tampan seperti Park Chanyeol, sikapnya yang kadang berubah ubah. it's about his past. "Bercerailah dengannya, Yuan butuh aku dan Chanyeol untuk membesarkan nya. Bukan dirimu~"