"Sudahlah dia akan bangun nanti." Chanyeol mengusap punggung Yara berusaha menenangkan gadis itu.
"Mama-" tangis Yara seketika berhenti saat mendengar suara kecil memanggilnya.
Yara menoleh kearah Yuan disana, bayi itu sudah membuka matanya meskipun masih sayu. Sontak saja Yara langsung menangkup lembut kedua pipi Yuan, menatapnya penuh kekhawatiran seperti dialah ibu yang telah melahirkan Yuan.
"Sayang- hiks,,"
"Mama-" ucapnya dari mulut mungilnya.
"Hiks,, cepatlah sembuh sayang." Yara mengusap air mata nya.
Melihat interaksi keduanya tanpa sadar bibit Chanyeol terangkat membentuk sebuah lengkungan manis dibibirnya. Yara tidak menyadarinya bahkan Chanyeol sendiri pun tidak.
--
Yara berjalan dikoridor rumah sakit mengekor dibelakang Chanyeol,saat dokter membuat Yuan tertidur beberapa menit yang lalu. Yara tidak ingin meninggalkan kamar Yuan tapi Chanyeol terus memaksanya untuk keluar dengannya.Chanyeol membawanya kekantin yang ada dirumah sakit ini, keduanya hanya diam sibuk dengan pikirannya masing-masing. Jika boleh jujur sebenarnya Yara masih sangat kesal dengan kelakuan Chanyeol yang main menuduhnya bahkan pria bermarga Park itu tidak menunjukkan rasa bersalahnya sama sekali membuat Yara merutukinya dalam hati.
"Maaf-" satu kata, membuat Yara yang semula sedang mengacak-acak makanan yang ada dipiringnya menongak menatap Chanyeol tidak percaya.
"Maaf-" ulangnya lagi.
"Maaf?" Yara menaikan sebelah alisnya.
"Iya, apa kau tuli!?"
"Kenapa?"
"Aku tau seharusnya aku tidak asal tuduh padamu." Jelas Chanyeol.
Yara mengangguk anggukan kepalanya beberapa kali sebelum menyendok makanannya kedalam mulut. "Kenapa kau hanya mengangguk?"
"Memangnya apa lagi yang harus aku lakukan?" Yara balik bertanya.
---
Tangan mungil yang masih terlilit selang infus ditangannya itu terus Yara elus, duduk disampingnya menunggu bocah tiga tahun itu membuka matanya. Keadaannya memang sudah sangat baik dari semalam namun tetap saja Yara merasa sedih sebelum Yuan membuka matanya.
Suara seseorang membuat Yara menengok untuk melihat, bukan tidak tau suara siapa itu, Yara hanya ingin memastikan. "Cucuku.."
Nyonya Park wanita tua itu langsung berdiri disamping tempat cucunya terbaring. "Kenapa kau sakit sayang?" Lirihnya.
Yara berdiri memberi salam pada nyonya Park, dan dibalas ramah seperti biasanya oleh nyonya Park. "Eomma tidak akan cemas lagi jika kau ada disini." Ucapnya.
"I-iya eomma."
"Chanyeol diamana?"
"Aku disini." Jawab Chanyeol tiba-tiba saat baru masuk kedalam ruangan tempat putranya dirawat.
Nyonya Park menyipit menatap anaknya, "kenapa kau pergi, harusnya kau disini menjaga putra kalian bersama."
"Aku membeli ini untuk Yara."
Jujur saja Yara terkejut karena orang seperti Park Chanyeol membelikan sesuatu yang tidak ia minta sama sekali.
Apa ini apa dia membelikanku pakaian?
"Eomma kira kau kerja, memangnya apa yang kau beli?"
"Saat kemari Yara tidak sempat membawa baju ganti jadi aku membelikannya."ucapnya santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
You and Your Past |Chanyeol|
FanficRate: 17++ Tentang sikap dingin seorang duda tampan seperti Park Chanyeol, sikapnya yang kadang berubah ubah. it's about his past. "Bercerailah dengannya, Yuan butuh aku dan Chanyeol untuk membesarkan nya. Bukan dirimu~"