"apa kau tidak bisa mengerti?!"
Yara menatap lelaki dihapanya datar, sebelum kembali lelaki itu bersuara. "Sudah kubilang jangan membawa putraku keluar."
"Eomma?"
"Jangan bicara seperti itu pada calon istrimu, eomma yang memintanya untuk membawa Yuan keluar."
Yara melangkah melewati Chanyeol, tanpa bicara sepatah katapun pada Chanyeol.
"Lihat, dia pasti marah padamu cepat bujuk dia." Ucap nyonya Park menatap kecewa anaknya.
"Tapi eomma-"
"Minta maaf padanya, atau eomma tidak akan bicara padamu."
-
-
-
-Yara duduk didekat jendela kamar Yuan, menerawang pemandangan dihadapan nya dengan mata kosong. Tidak, Yara tidak marah atau tersinggung dengan ucapan lelaki bernama Park Chanyeol itu hanya saja dia merasa sedih karena harus bertemu dengan kakaknya saat pergi ke mall tadi.
Bahkan setelah Yara pergi begitu lama kakak dan ayahnya masih kukuh ingin menjodohkan Yara dengan orang yang tidak Yara inginkan, semuanya tidak adil bagi Yara, ia bukan barang hingga boleh dipertukarkan dengan barang yang lain.
"Yara--" ucap Chanyeol ragu saat membuka kamar Putranya.
Yara masih diam, bukan karena tidak mau menanggapi hanya saja Yara memang tidak mendengarnya.
"Demi tuhan! Jangan bersikap seakan-akan kau marah padaku, ingat disini ada eomma ku bersikaplah baik." Ucap Chanyeol lagi, tapi Yara masih menatap lurus keluar jendela.
"Ya! Nona Ahn Yara!" Teriak Chanyeol membuat Yara terkejut dan langsung menengok karah Chanyeol.
"Aish kau! Bicaralah dengan pelan kau kira aku tuli!?"
Chanyeol berkacak pinggang menatap Yara dari ambang pintu, "tuli? Kau yang tuli aku sudah memanggilmu dari tadi kau saja yang tuli."
Yara terdiam, tidak mampu menanggapi ucapan Chanyeol, memang benar beberapa saat tadi Yara memang tidak mendengat panggilan dari chanyeol.
Chanyeol mendekati Yara menatap dingin mata wanita dihadapannya, membuat tubuh Yara menegang enggan mengalihkan pandangannya dari pandangan menusuk Chanyeol.
"Mau apa kau?"
Chanyeol tersenyum sinis, "ingat yang kuucapkan semalam." Lalu ia menjauhkan wajahnya dari hadapan Yara membuat gadis dihapanya bernafas lega.
"Apa kau sudah bermaafan dengannya?"
Ucap nyoya park tiba-tiba masuk membuyarkan tatapan intimidasi keduanya."Ah eomma tentu saja." Ucap Chanyeol santai sambil memeluk pinggang Yara.
Yara sedikit bergerak risih saat Chanyeol memeluknya, namun berhenti saat mata dingin itu menatap tajam ke arah Yara.
"Apa benar Yara?"
"Nee- Nee eomma,,"
Nyonya Park tersenyum senang, mendekat keduanya lalu mengecup pipi Yara sekilas sebelum pergi meninggalkan Chanyeol dan Yara keluar.
"Lepas! Jangan macam-macam kau!" Ucap Yara menunjuk-nunjuk wajah Chanyeol.
-
-
-
-"Sedang masak apa sayang? Ada yang bisa eomma bantu?" Ucap nyonya Park menghampiri Yara.
"Ah eomma, aniya kau duduk saja ini akan segera selesai."
"Channie eomma senang kau memilih Yara untuk jadi calon istrimu, selain sayang pada Yuan dia juga pandai memasak." Puji nyonya Park.
KAMU SEDANG MEMBACA
You and Your Past |Chanyeol|
Hayran KurguRate: 17++ Tentang sikap dingin seorang duda tampan seperti Park Chanyeol, sikapnya yang kadang berubah ubah. it's about his past. "Bercerailah dengannya, Yuan butuh aku dan Chanyeol untuk membesarkan nya. Bukan dirimu~"