|| n o m u d r a ||
"Ayahhhhh!!"
"Ahahahahaha,"
Malam ini mereka semua ngumpul di dalam ruangan Jaemin, gak semuanya. Cuma bunda, ayah, Jisung, Jeno, yang lainnya gak dateng. Dokter gak bolehin untuk terlalu rame, ini pun rasanya sudah rame kok. Bunda aja sampe sumpel mulutnya Jisung pakai buah apel yang masih utuh, kelewat kesal. Sahabat Jaemin rencananya mau datang besok pagi untuk jenguk, bunda bolehin tentunya.
Anaknya harus tetap diajak ngobrol walau dalam keadaan koma begini, makanya Jisung paling banyak ngobrol sama kakaknya.
Dia bilang sepeda Jaemin ban nya beneran kempes karena dipinjem sama temennya Jisung yang berbadan gede banget. Untung aja Jaemin gak bisa jawab, kalau bisa pasti sudah di jambak itu rambutnya Jisung.
"Aah! Ayah jangan ngupas buah nya begitu!" Jisung ngomel ke ayah yang gak bisa motong buah pir.
"Terus yang gimana? Mau dikupas tebel gitu?" Jisung mendelik, "bundaaa, ini lho ayah motongnya gak ikhlas!"
"Terus aja kalian berdua disitu, berantem mulu. Mau bunda jewer?" ancamnya. Jeno yang dengar itu tentunya ketawa, langsung diam mereka berdua karena dengar ancaman bunda.
Jeno sesekali ngobrol ke bunda yang diketik di hpnya, bunda paham kalau teman anaknya ini gak bisa ngomong. Sehari setelah Jaemin dinyatakan koma Jisung cerita kalau yang peluk dia kemarin itu teman dekat kakaknya, bunda jelas bingung.
Kenapa anaknya gak cerita kalau punya teman baru? Setelah dijelasin lagi sama Jisung kalau Jeno itu bisu, bunda kaget. Ah dia ingat ini temennya yang waktu itu diceritain anaknya pas izin untuk belajar bahasa isyarat.
Gak, bunda gak marah kalau anaknya punya teman baru dengan berlatar belakang istimewa. Bunda sambut Jeno dengan bahagia tentunya, bunda suka sama senyuman Jeno. Matanya ikutan senyum kalau Jeno senyum manis, ah bunda suka cuma sekedar suka doang lho ya. Dia masih cinta sama ayah kok, cinta anak-anaknya juga.
"Jeno mau ikut ke kantin gak? Kita mau makan malam dulu, hari ini bunda gak masak apa-apa hehe." ajak bunda. Jeno ngegeleng pelan, dia mau disini aja.
"Bunda lagi mager masak lebih jelasnya, kak." Jisung nyeletuk terus kabur keluar ruang rawat.
"Awas aja kamu ya kalau bunda sudah sampe sana, bunda habisin itu anak!" bunda berujar geram, anaknya ngeselin banget.
Terus ngelangkah lebar-lebar untuk nyusulin anaknya yang kabur duluan."Ckck, heran sama isi keluargaku kenapa deh. Maklumin bunda ya, Jen?" ayah usap bahunya Jeno terus ikut jalan keluar ruang rawat anaknya.
Jeno cekikikan setelah liat interaksi keluarga temennya itu, dia hela napas nya pelan.
Ditatapnya Jaemin masih tidur dengan damai,
"Kamu dengar kan ributnya mereka? coba aja kamu ikut gabung, pasti makin asik."
Jeno duduk dan letakin kepalanya di ranjang Jaemin. Liat bekas lukanya Jaemin yang masih sedikit keliatan, diusapnya pelan. Terus lanjut liat jemari Jaemin yang dari dulu pengen banget digandengnya tapi gak pernah bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
nomudra [ nomin ] ✓
Fiksi PenggemarTanpa suara diam membisu. Aku gak butuh alat dengar, butuhnya kamu. "baca isi hati aku bisa gak kamu?" "aku bukan cenayang hey!" ⚠b×b Menuangkan imajinasiku dalam bentuk fanfic, hasil perundingan dengan otak dan pikiran. Highest rank : #1 nomi...