Aku membuka mataku. Untuk kedua kalinya, aku terbangun di ruangan ini. Kamar Jaera. Aku tidak terbangun tiba-tiba. Aku bangun karena ada suara ketokan pintu.
Agar tidak mengganggu yang lain, aku berniat untuk membukakan pintu untuk orang itu.
Tadi kulihat jam, ini masih pukul 3 pagi. Astaga, siapa yang datang pagi buta seperti sekarang ini??
Cklek
"Si-"
"Hyun-ah"
Mataku membulat dengan sempurna. "TAEHYUNG?!" pekikku.
Dengan cepat Taehyung mengisyaratkanku untuk tidak berteriak. Aku langsung menutup mulutku. Karena aku takut membuat beberapa orang terbangun.
"Kau.. kenapa kesini??" tanyaku dengan berbisik.
Taehyung menunjukkan boxy smile-nya. "Aku tidak bisa tidur. Aku merindukanmu" bisiknya.
Aku menghela napas. Astaga, anak ini. Aku juga merindukanmu, bodoh! Aku hanya kesal dengan perlakuanmu. Menyebalkan!
"Pulang ya? Kumohon.." rengek Taehyung sembari mengerucutkan bibirnya.
Aku kembali menghela napas. "Taehyung, aku-"
"Pulang saja, eonnie"
Dengan terkejut kami berdua menoleh ke arah Jaera yang sepertinya sadar saat aku membukakan pintu untuk Taehyung.
"Jae.. Jaera?" lirihku pelan.
Jaera tersenyum. "Eonnie. Menyia-nyiakan seorang Kim Taehyung itu adalah sebuah kesalahan besar. Kau cocok bersamanya, eonnie"
Taehyung menyenggol pelan badanku. "Lihatkan? Orang lain saja berpikir kita cocok"
Aku menatap sinis Taehyung. Bisa-bisanya dia kembali berbicara dengan santai setelah membuatku geram.
"Eonnie? Bagaimana? Bukannya aku mengusir eonnie.. Aku hanya ingin eonnie jujur pada perasaan eonnie sendiri"
Aku terdiam. Aku memikirkan apa yang Jaera katakan. Jujur pada perasaanku sendiri?? Aku saja tidak tahu apakah aku sudah mencintainya sebagai pemuda biasa.
"Eonnie?"
Aku kembali pada kesadaranku. "A, aku akan pulang"
Astaga, mulut ini berkata seenaknya saja. Entahlah, itu keluar dari mulutk begitu saja. Padahal aku ingin membuat Taehyung merasa bersalah dan menyesal. Tapi sialnya aku sudah terlanjur merindukan pemuda itu.
Jaera tersenyum. "Baiklah eonnie. Semoga kau berbaikan dengan Kim Taehyung, ya. Aku kembali tidur dulu"
Aku mengangguk pelan. "Terima kasih untuk semuanya Jaera. Aku akan selalu mengingatmu"
Jaera kembali tersenyum. "Aku juga akan selalu mengingatmu, eonnie"
"Annyeong" ucapku pelan.
"Annyeong" balas Jaera.
Sungguh, aku takkan pernah melupakannya.
~~
"Nahyun-ah, tidur denganku, ya??" tawar Taehyung dengan nada merengek.
Aku mengkode pada Taehyung untuk tidak berisik. Karena takut menganggu member lain yang sedang tidur. Yah, kami sudah sampai di dorm.
"Hyun-ah, tidur dengankuuu" bisik Taehyung sembari memelukku dari belakang. Aish, dia membuat badanku semakin sakit.
"Lepaskan" suruhku pelan.
Dengan cepat Taehyung melepaskan pelukan kami. "Kau kenapa sih, bersikap dingin terus?? Aku tidak suka.."
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM AN ARMY [END]
FanfictionAku hanyalah seorang ARMY. Fans kalian. Tapi apakah salah jika aku merasa sakit saat melihat orang yang paling kucinta ternyata menutupi sebuah rahasia selama ini?? Sebuah rahasia yang membuatku hancur berkeping-keping.