-02- FLASHBACK ONE

1.6K 98 5
                                    


Flashback on

Aku berjalan dengan santai di trotoar itu. Lalu langkahku terhenti saat lampu yang berwarna merah mulai menyala. Tandanya aku harus menunggu kendaraan berlalu-lalang. Baru aku bisa menyebrang.

Ini sudah larut malam. Tapi anehnya masih banyak yang ada di luar. Mungkin mereka pulang kerja.

Sama sepertiku. Aku sehabis bekerja di sebuah restoran. Aku menjadi pelayan di sana. Ah, ya. Aku tak hanya bekerja di sana. Aku juga menjadi kasir di beberapa minimarket. Yah, aku banyak bekerja. Dalam satu hari aku bisa bekerja dalam bidang apapun. Oh ya. Aku juga seorang pengantar pizza. Intinya, pekerjaanku banyak, tapi tidak terlalu.

Lampu untuk pejalan kaki mulai berwarna hijau. Para pengendara mulai berhenti saat lampu itu menyala. Dan para pejalan kaki pun mulai menyebrang di zebra cross. Begitu juga aku.

Aku berjalan dengan tenang. Aku tidak ingin tergesa-gesa. Takutnya aku akan terjatuh begitu saja jika tergesa-gesa. Yah, kuakui aku orang yang ceroboh.

Baiklah, sedikit lagi aku mencapai trotoar di seberang. Dan..

Sial.

Aku bahkan belum mencapai trotoar. Tapi aku malah tergeletak di tengah jalan.

Kepalaku sakit sekali. Seperti ada yang mengalir. Kaki dan tanganku juga seolah tak bisa berfungsi. Terlalu sakit untuk digerakkan. Leherku juga. Rasanya ngilu kalau aku menggerakknya.

Telingaku terus berdengung. Suara orang-orang yang kepanikan sekarang mulai menghilang dari pendengaranku. Pengelihatanku mulai buram. Aku hanya bisa melihat seseorang yang sangat dekat ada di hadapanku. Ia sangat panik. Suaranya berat, saat ia menelepon seseorang. Sebelah tangannya memegang ponsel. Sebelahnya lagi mengusap-usap pelan pundakku. Seolah menenangkan. Sepertinya ia seorang namja. Ia memakai kacamata hitam, masker hitam, jaket hitam, segala hitam.

Tiba-tiba semuanya menjadi gelap. Dan suara terakhir yang kudengar hanyalah 'Tenanglah. Kau akan baik-baik saja'.

Suaranya terdengar familiar di telingaku.

--

Mataku mulai terbuka. Ah, rasanya masih sakit.

Lalu tiba-tiba seseorang menghampirku. Sepertinya dia menungguiku dari tadi. Dia pria berkacamata. Wajahnya familiar bagiku.

"Annyeong" sapa pria bertubuh besar itu.

Aku hanya melemparkan senyum padanya.

"Boleh aku tahu namamu? Karena aku akan melakukan pembayaran." Ujarnya.

"Tapi kau siapa?" Tanyaku pelan. Aish, suaraku serak.

"Aku... perwakilan dari orang yang menabrakmu. Dia meminta maaf sebesar-besarnya. Kemarin kau belum sadar. Dan orang itu menungguimu sampai pagi. Lalu aku menyuruhnya untuk pulang karena dia harus beristirahat" jelasnya.

Oh, jadi aku tidak sadar untuk waktu yang agak lama, ya.

"Memang... siapa yang menabrakku?" Tanyaku. Suaraku masih serak.

Pria berkacamata itu menunduk sejenak. Lalu kembali menatapku. "Akan kuberitahu. Tapi rahasiakan ini. Dan aku juga harus tahu namamu dulu."

"Arraseo. Namaku Seo Nahyun" ucapku dengan cepat.

Pria itu tersenyum. "Oke, jadi yang menabrakmu adalah.. Kim Taehyung. V BTS."

Aku membulatkan mataku dengan sempurna. KIM TAEHYUNG BTS??? BENARKAH?! INI GILA!

Walaupun dia bukan biasku, tapi aku tetap senang. Aku kan menyayangi semua member BTS.

Ah, ini gila.

I AM AN ARMY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang