-21- LET GO

530 52 17
                                    


DIREKOMENDASIKAN!! BACA CHAPTER INI SAMBIL DENGER LAGU HEIZE-CAN YOU SEE MY HEART! ATAU LAGU APAPUN YG KALIAN SUKA YG GENRENYA GALAU2 GITU :) BIAR MAKIN KERASA FEEL NYESEKNYA :")

~~









Aku terus menatap mereka seperti itu. Berpelukan. Dengan romantisnya. 

Air mata ini terus jatuh. Hatiku memaksa untuk menjadi kuat. Tidak, aku tidak ingin terlalu kuat. Ini menyiksa.

Aku mulai berdiri. Menghampiri mereka dengan langkah yang berat. Semakin dekat, semakin hatiku terasa sesak. Aku seolah tidak bisa bernapas lagi begitu aku ada di hadapan mereka yang tak menyadari kehadiranku.

Aku tersenyum miring sementara air mataku turus jatuh dengan derasnya.

"Tae-"

Baru juga akan memanggil nama orang itu, seseorang sudah memanggilku.

"NAHYUN-SSI!!"

Ya, itu Jungkook.

Membuat Taehyung tersadar akan kehadiranku. Begitu juga Haejin.

"Hyu.. Hyun-ah.."

Pemuda itu mendekatiku. Namun aku menghindar. 

"A, aku... Ini-"

"Berpelukan  saja" kataku tanpa menatapnya.

Aku langsung berbalik. Berjalan menuju Jungkook. Menghindari Taehyung.

"Hyun-ah, aku"

"LEPASKAN!" teriakku begitu Taehyung menggenggam pergelangan tanganku.

Aku terisak. "Ka.. kalau kau mencintainya, lupakan aku!"

Air mataku semakin deras. Apalagi saat menatap Taehyung. Rasanya sungguh sesak. Aku tak sanggup ada di hadapannya.

"Aku mencintaimu, Hyun-ah.. Dia-"

"JANGAN BILANG SEPERTI ITU! KAU PIKIR AKU TIDAK TAHU?!!"

Taehyung tersentak mendengar teriakanku. Sungguh, badanku bergetar.

"Tadi itu, bukan seperti yang kau pikir! Aku hanya berteman dengannya!"

Aku terkekeh meremehkan. Ya, masih dengan air mata yang mengalir dengan deras. "Aku ingin bertanya sesuatu padamu"

Taehyung mengangguk-angguk.

"Kau menyembunyikan sesuatu dariku?" 

Taehyung terdiam. Ia malah mengalihkan pandangannya.

Sial, hatiku semakin sesak. "Kau mencintainya kan?" tanyaku dengan suara yang serak.

Ia tidak menjawabku.

Aku tersenyum miring. "Ya. Kurasa jawabannya iya."

Taehyung tidak menangkal ucapanku ataupun menggeleng. Ia malah memandang benda yang lain. Kau tahu? Ini rasanya sesak, bodoh.

"Hyun-ah.. Biar kujelaskan. Aku-"

"Tidak perlu. Aku sudah tahu dari mulut orang lain. Dan kau tahu? Mendengar kebenarannya dari orang lain hanya membuatku semakin sesak. Seharusnya kau memberitahuku dari awal. Kalau kau itu hanya menjadikanku sebagai benteng. Sebagai perlindungan. Agar kau bisa tetap berhubungan dengan Haejin"

I AM AN ARMY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang