-18- 4 o'clock

465 45 10
                                    

"Kau yakin tidak mau ikut?" tanyaku begitu kami sudah sampai di cafe yang Lee Soomin itu maksud.

Yoongi yang sedang ada di dalam mobil menoleh ke arahku. Ia menggeleng.

Aku mengangguk-angguk. "Arraseo, tuggu sebentar ya!"

Kudengar Yoongi berdehem setelah aku berkata seperti itu. Aku yang sudah ada di depan pintu cafe tersebut langsung masuk ke dalamnya.

Aku menoleh ke kanan dan ke kiri. Mencari dimana Lee Soomin. Kemudian kunyalakan ponselku. Kuhubungi dia.

"Yeoboseyo? Kau dimana, Lee Soomin-ssi?"

"..."

"A, ah, arraseo"

Aku menutup teleponnya. Lalu aku menoleh ke arah yang Soomin maksud. Katanya dekat pintu keluar. Dan itulah dia. Dia sedang menikmati secangkir cokelat panas sembari menikmati pemandangan di luar sana. Aku berusaha tersenyum. Lalu aku menghapirinya.

"Annyeong" sapaku sembari duduk di kursi depan Soomin.

Soomin agak terkejut melihat kedatanganku. "Kukira kau tak mau datang"

Aku menyamankan posisi dudukku. Lalu aku terkekeh pelan. "Aku mau mengenalmu"

Soomin tersenyum tipis. Ia cantik. Rambutnya diikat kuda. Poninya dibiarkan menggantung begitu saja. Dia juga menggunakan riasan. Menggunakan make-up, anting, kalung, gelang, dan sangat feminim. Yah, tidak heran dulu Taehyung menyukainya.

"Seo Nahyun-ssi.. Aku menghubungimu untuk datang kesini.. bukan tanpa alasan.. Aku ingin.."

Aku berusaha tersenyum sebaik mungkin. Kau tahu? Aku sebenarnya tidak suka kepada gadis yang dekat dengan Taehyung. Ah, entahlah. Aku jadi seperti gadis egois.

"Aku ingin memberitahumu bahwa aku itu mantan-"

"Ya, aku sudah tahu itu.." timpalku dengan cepat.

Soomin mengulas senyum cantiknya. "Ah, begitu rupanya.."

"Apakah hanya itu?" tanyaku.

Soomin menggeleng. "Aniyo.. ada lagi"

Aku mengerutkan dahiku. "Apa lagi??"

Soomin tersenyum. "Aku ingin memberitahumu kalau.. Pacarmu masih sering menghubungiku"

Degh

Sialan. Sudah kuduga dia akan bersikap menyebalkan. Namun aku berusaha memajang senyuman palsuku itu. "Ah, gwaenchana.. Lagipula dia bilang kalau dia mencintaiku"

Soomin terkekeh. Dengan elegan. "Nahyun-ssi.. Taehyung oppa juga pernah berkata kepadaku seperti itu"

Taehyung oppa.

Tunggu, seperti tidak asing. 

Apa jangan-jangan gadis ini yang menculikku? Suaranya.. agak mirip.

"Yyak, Nahyun-ssi.. Tak usah terkejut begitu.. Aku-"

Aku terkekeh pelan. "Ah, Soomin-ssi.. Aku tidak terkejut.. Hanya berusaha mendengarkanmu dengan baik"

Kulihat wajah Soomin agak menjadi geram. Namun ia menutupinya dengan fake smile. Sepertiku.

Soomin tiba-tiba terkekeh sembari menutupi mulutnya. "Aigoo, Nahyun-ssi.. Kau pikir kau itu cantik?? Ahahah.. kurasa aku lebih cantik.."

Baiklah. Rasanya aku ingin mencabik-cabik gadis itu. "Omong-omong, Soomin-ssi.. Taehyung itu lebih memperhatikan hatinya, daripada tampangnya"

Soomin lagi-lagi terkekeh. Menjijikan. Ia merasa paling cantik disini. "Ah, tidak apa-apa.. yang jelas, aku hanya ingin memberitahumu kalau Taehyung oppa itu sering menghubungiku akhir-akhir ini.. Juga bercerita padaku kalau kau lama sekali membalas cintanya"

I AM AN ARMY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang