Aku menyala-matikan lampu belajar yang ada diatas meja ini. Tatapanku kosong. Aku benar-benar kacau. Dan aku ingin tahu. Apakah Taehyung sudah sadar kalau aku sudah tahu hal yang ia sembunyikan?
Hanya itu yang ada di dalam benakku.
Semua member sudah ada di dorm. Tadi aku sengaja kebawah untuk mencari Taehyung tapi kata orang-orang yang dibawah Taehyung belum pulang. Begitu juga diatas. Ia tidak ada dimana-mana.
Aku merasa khawatir. Ini sudah malam. Sejak tadi sore aku dan Taehyung bertengkar, ia tak pulang-pulang.
Bagaimana ini? Aku merasa bersalah, namun Taehyung juga salah. Dia seharusnya jujur padaku. Kalau dia memang menyayangi Haejin, akan kubantu dia untuk berhenti membuat Haejin ter-bully. Walau aku tahu aku lagi yang akan tersakiti. Bagaimanapun caranya, aku yang pasti akan tersakiti. Dunia seolah menakdirkanku seperti itu. Dunia seolah berkata, aku tak berhak bahagia. Tak boleh tersenyum bahagia sedikitpun.
Dunia tidak adil?
Yah, kurasa memang seperti itu. Tapi aku heran, kenapa aku masih bertahan disini. Aku saja bertanya pada diriku sendiri, mengapa aku masih merasa kuat menghadapi setiap masalah yang selalu hadir kapan saja. Haha, mungkin aku sudah kebal dengan semua itu.
Dulu, aku kembali memiliki semangat karena Bangtan. Kini, salah satu dari Bangtan adalah penyebab mengapa aku tersakiti. Apakah aku bisa bersemangat lagi?
Aku yakin aku bisa. Ya, aku bisa menghadapi semua ini. Salah satu dari Bangtan memang menyakiti hatiku. Tapi bukan berarti semua member Bangtan menyakiti hatiku juga kan?? Aku masih memiliki 6 member lainnya. Aku tak perlu bersedih lagi.
Kubangkitkan tubuhku dari kursi di kamar itu. Aku mengembangkan senyumanku. Aku akan kebawah. Mungkin member Bangtan yang lain bisa menghiburku.
~~
Begitu sudah berada di bawah, aku memasuki ruang TV. Lalu aku duduk di sofanya. Aku menengok ke kanan dan ke kiri. Sepertinya member-member Bangtan sudah tertidur karena kelelahan. Biarkan aku sendiri disini saja.
"Nahyun-ssi?"
Aku menoleh. "Eoh? Jungkook-ssi? Kau baru pulang??"
Jungkook terkekeh pelan. Ia mengangguk-angguk. "Aku ada janji dengan teman-teman 97 line-ku"
Aku tersenyum. "Begitu rupanya.. Beristirahatlah"
Jungkook menggeleng. "Aniyo.. aku ingin menemanimu disini.. Apa boleh??"
Aku mengangguk dengan mantap. "Apa kau tidak kelelahan??"
Jungkook kembali menggeleng. "Tidak, Nahyun-ssi.. Boleh kan, aku menemanimu disini?"
Aku terkekeh pelan. "Iya, Jungkook"
Jungkook dengan cepat mengambil tempat di sebelahku. Lalu ia menyalakan TV. "Aku bertanya seperti itu karena takut pacarmu marah"
Aku terkekeh dengan miris. "Taehyung maksudmu?"
Jungkook menoleh. Lalu ia mengangguk. "Tentu saja!"
Aku kembali terkekeh. Dengan miris. "Aku tidak yakin dia itu pacarku"
Jungkook membulatkan matanya. "Maksudmu?"
Aku terdiam sejenak. Lalu aku menggeleng. Tidak, dia tidak boleh tahu. "Tidak. Tidak ada apa-apa"
Jungkook tersenyum kecil. Lalu ia kembali menatap TV yang menayangkan sebuah acara. "Aku mengerti apa maksudmu. Semua hyung-ku tahu kalau sebenarnya Tae hyung itu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM AN ARMY [END]
FanfictionAku hanyalah seorang ARMY. Fans kalian. Tapi apakah salah jika aku merasa sakit saat melihat orang yang paling kucinta ternyata menutupi sebuah rahasia selama ini?? Sebuah rahasia yang membuatku hancur berkeping-keping.