Rupanya terlalu dini bagi Troy merasa puas. Beberapa saat lalu dia merasa telah memegang kendali, tapi lima menit setelahnya, keadaan sudah berubah. Hal itu disadarinya melalui jeritan Zanna yang tiba-tiba.
"Troy, van putih itu di belakang kita!"
Troy menengok ke belakang, dan seketika mengumpat. Berjarak hanya beberapa ratus meter di belakang, van putih itu berhasil menyusul.
Sialan!
Troy melarikan motor lebih kencang. Tak mau kalah, van putih itu melakukan hal yang sama sehingga jarak mereka tetap terjaga. Malah beberapa detik kemudian, van putih itu nyaris menyusul mereka.
"Awas, Troy!" Zanna berteriak saat van putih itu melaju merapat ke motornya. Membuat Troy harus bergerak menghindar agar motornya tidak bersinggungan dengan body mobil van tersebut.
Tiap kali Troy mencoba memanfaatkan peluang untuk kabur, van putih itu kian merapat dekat dengan motornya. Berengsek! Kejadian itu berulang terus-menerus.
Sampai mereka berada di jalan yang sedikit lengang, van putih itu mendadak menikung dan memblokade jalan di depan Troy. Memaksa Troy menghentikan motornya.
Pintu belakang van putih itu terbuka. Dua orang berpakaian hitam dengan tubuh besar dan menjulang keluar dari sana. Troy memperhatikan kedua orang itu dengan tatap waspada.
Kedua orang itu memaksa Troy dan Zanna turun dari motor. Menarik mereka masuk ke dalam van. Suara jeritan Zanna sempat terdengar, tapi belum sempat berlangsung lama, mulut gadis itu sudah dibekap. Entah bagaimana, Troy melihat gadis itu sudah berada di dalam van.
Troy berusaha melawan dan menyerang salah satu dari kedua orang itu, tapi badan lawan yang besar menyulitkan Troy sehingga Troy akhirnya terdesak dan masuk ke dalam van. Begitu tubuhnya terhempas di dalam, pintu van segera menutup.
Meski telah terjebak di dalam, tidak serta merta membuat Troy pasrah, dia tetap berusaha mencari celah untuk keluar dari sana dengan terus melakukan perlawanan.
Perkelahian singkat terjadi dalam van itu. Troy mengumpat nyaring, ketika orang berpakaian hitam tersebut berhasil mengapit Troy dari belakang. Kedua tangannya diputar ke belakang punggung dan lehernya ditekan keras di jok tempat duduk. Sesuatu yang membelit kencang di sekitar tubuhnya mengakhiri perlawanan Troy telak-telak. Dengan tubuh dan tangan yang terikat, Troy memperhatikan kedua orang berpakaian hitam itu dengan tatapan penuh perhitungan.
"Kalo lo nggak mau berakhir sama kayak temen lo ini, diam aja dan jangan banyak melawan," ujar salah satu dari orang berpakaian hitam itu pada Zanna.
Gadis itu duduk dengan kedua tangan terikat, sekitar mulutnya dililit oleh kain. Melihat itu api kemarahan berasap di kepalanya. Troy bersumpah, siapa pun dalang yang melakukan ini pada mereka, Troy akan melakukan pembalasan dua kali lipat lebih parah dari pada yang telah dia terima.
Salah satu dari orang itu mengalihkan perhatiannya pada Troy.
"Perintah dari bos, kami harus bikin lo dalam keadaan nggak sadar. Jadi," orang itu mengambil sebuah box kecil dari bawah jok. Membuka penutupnya dan mengeluarkan sebuah suntikan dari sana. "Sampai ketemu lagi."
Seringai puas orang itu masih bisa Troy saksikan sebelum ujung jarum tertancap di kulitnya. Pandangan Troy langsung beralih pada Zanna. Gadis itu berteriak tertahan. Suaranya teredam dalam kain. Troy masih bisa menangkap jelas raut kekhawatiran di wajah gadis itu.
Lamat-lamat penglihatannya memburam dan kesadaran seperti tercabut perlahan dari tubuhnya. Kedua matanya menangkap dua manik Zanna yang berpendar sarat kecemasan, sebelum kemudian kesadaran lenyap dan keadaan menjadi gelap total.
🎤
KAMU SEDANG MEMBACA
Distorsi (END) TELAH TERBIT
Teen FictionDulu Zanna mengidolakan Troy karena suaranya yang merdu. Tapi itu sebelum Zanna tahu kalo Troy pembuat onar sejati. Namanya jadi urutan teratas dalam daftar siswa paling bermasalah di SMA Nusa Bangga. Zanna mundur teratur dan berusaha menjauhkan dir...