Jawaban Troy sontak membuat Zanna ternganga.
"Kalo nyawa lo melayang, masih juga lo sebut itu uji nyali?" pekik Zanna hampir tak dapat mempercayai pendengarannnya. Sedang Troy tak menanggapi kata-kata Zanna dengan serius. Padahal ini benar-benar dalam situasi genting.
"Na, stop drama. Ini urusan cowok, mending lo diam aja," ucapan Keil menginterupsi mereka. Dan dilihatnya cowok itu berjalan mendekat padanya. "Nanti lo juga dapat giliran. Minggir."
Saat Keil menangkap kedua tangan dan menarik tubuhnya menjauh, Zanna meronta. Tanpa disangka perlawanan itu justru membuat Keil menjadi lebih protektif hingga memerangkap Zanna dalam pelukan, membuatnya kini tak dapat berkutik. Sementara itu empat cowok yang mengepung Troy mulai melakukan penyerangan.
Zanna belum pernah melihat orang berkelahi. Kalau menonton olahraga tinju di televisi yang sering dilakukannya bersama sang papa, bisa dibilang satu dari momen itu, jelas adrenalin yang diciptakan dari keduanya sangat jauh berbeda. Terlebih ketika baku hantam itu tidak berjalan seimbang seperti sekarang ini.
Mereka menyerang Troy secara bersamaan di empat titik berbeda. Digempur serangan dari berbagai arah, membuat Troy tak bisa menangkis setiap pukulan. Satu pukulan yang mengarah ke wajah dan dada saja yang dapat ditangkis. Sedang pukulan yang mendarat di perut dan kaki, tak dapat tertolong.
Zanna tak bisa berbuat apa-apa, Keil bahkan membekap mulutnya ketika dia berteriak minta tolong bersamaan ketika Troy diserang tadi.
Zanna menyaksikan bagaimana Troy di bombardir dengan pukulan bertubi-tubi hingga membuat cowok itu berkali-kali jatuh tersungkur. Zanna tidak tahu apa yang dipikirkan Troy saat ini sampai mau terus melawan, padahal jelas-jelas dia tidak akan menang. Hanya tinggal menunggu waktu, sampai cowok itu akhirnya K.O.
Andai saja ini adalah pertandingan tinju, Zanna pasti sudah memberikan standing applaus atas kegigihan dan dedikasi cowok itu dalam hal mempertahankan diri.
Zanna menatap Keil penuh harap. Dengan mulut yang masih dibekap, Zanna memohon. "Kak Keil tolong berhenti, dia bisa mati kalo dipukul terus begitu."
Keil cukup menatapnya sekilas tanpa perlu berlama-lama melakukannya. Entah karena memang cowok itu tidak peduli permohonan Zanna atau karena cowok itu tidak mengerti apa yang diucapkannya karena suaranya teredam telapak tangan.
Cowok itu kembali fokus menonton adegan mengenaskan itu dengan raut puas yang tak tertutupi.
Troy ambruk pada akhirnya saat dua cowok menyerang punggung belakangnya secara bersamaan.
Cowok itu menggelepar di halaman dengan lebam dan luka yang memenuhi hampir beberapa bagian di wajahnya, juga darah segar yang mengalir dari hidung. Kalau dibandingkan dengan petinju yang dikalahkan dengan cara K.O setelah lima belas ronde, nasib Troy lebih mengenaskan lagi. Belum lebam dan luka yang didapatnya menghasilkan pembengkakan yang nyaris membuat Zanna tak mengenali wajah asli Troy. Ya, separah itu.
Sepertinya ini adalah akhir dari perlawanan Troy karena sesudah itu meski kedua matanya masih terbuka, cowok itu tak lagi mampu bergerak.
Melihat korbannya tak berdaya, Keil melepaskan tangan dari mulut Zanna dan melonggarkan cekalannya.
"Kak Keil, udah... tolong berhenti," pinta Zanna, ketika melihat salah seorang dari empat penyerang itu hendak kembali menghajar. "Dia udah nggak bisa ngapa-ngapain."
Keil lagi-lagi tak mengindahkan permohonannya. Cowok itu lalu mendekat ke tempat di mana Troy tergeletak. Empat cowok yang mengeroyok Troy, mundur, memberi ruang pada Keil yang berjongkok di samping Troy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distorsi (END) TELAH TERBIT
Teen FictionDulu Zanna mengidolakan Troy karena suaranya yang merdu. Tapi itu sebelum Zanna tahu kalo Troy pembuat onar sejati. Namanya jadi urutan teratas dalam daftar siswa paling bermasalah di SMA Nusa Bangga. Zanna mundur teratur dan berusaha menjauhkan dir...