Ps. Yang nungguin EXTRA PART mana suaranyaaaaaaa???????🤣
Tian POV
Aku menyukai hal-hal berbau Cina, itu bukan hanya kebetulan. Dari umur lima tahun aku sering memimpikan Kerajaan Cina.
Aku pun tak tahu mengapa. Padahal keluargaku sama sekali tak ada keturunan Cina. Aku akan excited setiap Imlek, bahagia melihat lampion, senang dengan kue bulan dan tentu saja, obsesiku terhadap daffodil.
Setiap tahun aku pasti akan meminta orang tuaku untuk berlibur ke Cina. Mimpi-mimpi itu berubah menyesuaikan umurku. Misalnya di umurku tujuh tahun, aku akan memimpikan sosok tujuh tahun yang belajar mengenai Kerajaan Cina, politik kerajaan dan lain-lain. Di umurku 13 tahun aku bermimpi belajar memanah dan berkuda.
Umur 16 tahun, aku bermimpi aku menikah. Mengagetkan memang, untukku yang di Jakarta ini sedang bersekolah kelas 1 SMA, bermimpi menikahi wanita cantik dan pintar. Hidupku bahagia, baik di Jakarta ataupun di mimpi. Tapi hatiku merasa sungguh kosong.
Aku tak pernah sekalipun pacaran, setiap ada wanita yang dekat, aku tak pernah tertarik. Kadang berpikir apa aku tidak normal. Tapi setelah kupikirkan lagi, aku juga tak tertarik pada Paul, masak iya aku asexual?
Sampai kuliah pun aku bermimpi yang sama, hingga pada semester empat mimpiku berubah. Aku bertemu gadis yang mengisi ruang kosongku. Dia mengenalkanku pada hal-hal baru, di mimpiku, gadis ini suka sekali membuat sesuatu, aneh tapi juga unik. Dia cerewet tapi berani, pendengar yang baik dan pengertian. Sayangnya, wajah gadis itu tidak terlalu jelas.
Mulai hari itu aku bertekad untuk menjadikannya standar gadis idamanku.
Menjelang akhir semester enam, aku mulai fokus skripsi. Aku tak ingin mewarisi perusahaan papa, aku ingin cepat lulus dan buat perusahaan sendiri. Aku sudah sering kompetensi desain, menang tentunya, ikut project dosen, itu semua untuk memulai perusahaanku. Tenang, aku sudah punya karyawan dari nol, yaitu Paul, hahaha .... Dia orang kepercayaanku, tahu apa pun tentangku.
Alasan aku tak mau mewarisi perusahaan papa adalah karena kakakku, dia sangat ambisius dan membenciku dari kecil, karena aku selalu dipuji dan diunggulkan mama dan papa. Itukan salahnya sendiri, tidak mau berusaha menjadi terbaik. Tapi Gabriel tetaplah Gabriel, menyalahkan orang lain, arogan.
"Bahkan daffodil pun menghiasi kamarmu lagi begitu kita kembali?" tanya Maria yang membuyarkanku dari lamunan.
"Jangan mengejek," kataku.
"Kenapa suka sekali dengan daffodil?" tanya Maria.
"Kamu tahu arti bunga daffodil, 'kan?" tanyaku.
"Iya, baru atau terlahir kembali," jawab Maria.
"Bagiku sangat keren, kurasa aku reinkarnasi Raja Cina sebelumnya," ucapku.
"Ha, kenapa begitu?" tanya Maria.
"Karena sewaktu kecil aku sering bermimpi Kerajaan Cina dan akulah Raja Dinasti tersebut," jelasku.
"Dinasti apa?" tanya Maria.
"Dinasti Tian, seperti nama panggilanku. Keren bukan?" tanyaku.
Maria terdiam lumayan lama, lalu tiba-tiba dia terisak.
"Sayang, ada apa?" tanyaku panik. Dia hanya menggeleng. Aku memeluknya.
"Kalau kau sudah siap cerita, bilang ya? Aku mendengarkan," ucapku lirih. Aku pun membawanya ke tempat tidur untuk istirahat.
Kami baru saja kembali dari honeymoon kami. Hanya ke Bali sih, karena Maria tak ingin meninggalkan Evan lama-lama.
Aku memeluknya agar berhenti menangis. Posisi kami sekarang berbaring sambil berpelukan. Sudah satu jam kami seperti ini, aku tak masalah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fat Concubine [COMPLETE]
Ficção HistóricaMaria Flora adalah gadis 21 tahun yang sedang menempuh pendidikannya di Universitas Ternama di Indonesia Pada suatu hari dia menyelamatkan anak balita yang hampir tertabrak truk Namun naas, nyawanya tak tertolong 'Aku sudah mati?' batinnya Namun ken...