WHAT2DO

3.2K 264 9
                                    

Tell me what2do ...

I don't know what2do ....

Dean ft Crush & Jeff Bernatt

-What2Do-

Mu Lan POV

Ini hari ketiga aku tinggal dengan Hu An. Aku sungguh gugup bila malam datang, tapi aku ingat janjiku pada Ling Ling. Entah bagaimana nantinya, aku kembali atau tetap di sini, paling tidak aku membantu Ling Ling dulu.

"Kau belum tidur?" tanya Hu An.

"Aku menunggumu," jawabku.

"Kau bisa tidur dulu, ini sudah larut, kau pasti lelah," ucap Hu An.

"Bagaimana aku lelah? Aku tak melakukan apa pun di sini, kau melarangku memasak, kau melarangku melakukan apa pun!" protesku.

Dia menggumam sesuatu, tapi aku tak bisa mendengarnya. "Kau ingin melakukannya?" kataku.

Hu An yang semula menghadap jendela berbalik padaku, "Kau bilang apa?" tanyanya.

"Jangan membuatku mengulanginya," jawabku menunduk karena sungguh memalukan menawarkan diriku begitu saja.

Hu An mendekatiku, berlutut di depanku agar tinggi kami sejajar, mengingat aku duduk di tepi tempat tidur.

"Kau yakin?" tanyanya. Aku mengangguk. "Aku bisa menunggumu sampai kau siap," ucap Hu An.

"Aku takut aku tak punya waktu," ucapku sangat pelan.

"Kau takut padaku?" tanya Hu An yang mungkin hanya mendengar kata 'aku takut'.

"Apakah sakit?" tanyaku polos. Hu An terkekeh.

Aku memukul bahunya, "Jangan tertawa, aku tak sepertimu yang punya empat selir dan satu istri sah!" ucapku kesal.

Hu An terdiam, menghela napas. "Aku hanya melakukannya dengan Ling Ling, itu pun bisa dihitung jari satu tangan. Kau selir pertama yang aku inginkan," ucapnya.

"Kau harus berbuat adil pada istri dan selirmu," kataku.

"Aku tak ingin memiliki keturunan dari banyak selir, itu akan membuat kekacauan. Aku hanya akan melakukannya pada wanita yang aku cintai. Kau dan Ling Ling adalah wanita yang aku cintai, namun dengan pengertian cinta yang berbeda. Ling Ling adalah istri sahku dan sahabatku. Dirimu adalah satu-satunya wanita yang aku inginkan dan yang paling aku cintai," jelas Hu An.

Wajahku memerah karena malu. "Aku ingin melakukannya, tapi aku takut," ucapku, kali ini menatap wajahnya.

"Aku akan dengan senang hati melakukannya denganmu, lihatlah, kau adalah wanita pertama yang membuat seorang pangeran berlutut," jawabnya.

Hu An mencium kedua tanganku yang dari tadi dia genggam, "Baiklah, mari kita lakukan. Bila membuatmu tak nyaman, kau bisa menghentikanku," kata Hu An. Aku mengangguk.

***

Keesokan harinya aku bangun lebih dulu. Semalam dia bilang 'kau bisa menghentikanku', yang benar saja! Dia tak TERHENTIKAN!

Tubuhku sakit semua, dan lelaki di sampingku ini masih tertidur dengan senyum puas di wajahnya.

"Bolehkah aku membuka mataku?" tanyanya.

Ya Tuhan, dia dari tadi terbangun dan pura-pura tidur. "Kau pura-pura tidur?" tanyaku.

"Selamat Pagi."

Cup

Dia mencium bibirku. Aku tak tahu lagi bagaimana aku menghadapi lelaki ini.

"Aku akan meminta pelayan menyiapkan air hangat untuk kita mandi," ucapnya.

"Aku ingin mandi sendirian!" protesku.

"Kenapa? Kalau berdua 'kan hemat air," ucapnya.

Tidak, bisa saja dia memakanku. "Aku ingin berendam sangattt lama, sendirian!" ucapku.

"Baiklah, kali ini aku mengalah karena aku ada pertemuan penting," jawabnya sambil memberikan kedipan mata.

Wah, benar-benar. Aku rindu Hu An yang dingin. Aku tak bisa menghadapi dia saat 'mode romantis' seperti ini, tak sehat untuk jantung.

Hu An sudah pergi ke istana utama, ada pertemuan dengan semua menteri dan raja.
Aku masih berendam di sini, kulitku seperti 'anjing dalmatian', bedanya ini polkadot merah keunguan.

"Lady Lan, ada Putri Bao datang berkunjung," bisik Qi Wei.

"Baiklah, tunggu sebentar. Siapkan pakaianku!" perintahku.

Ling Ling langsung memelukku begitu melihatku.

"Aww!" ucapku karena sungguh badanku sakit semua.

"Kau kenapa?" tanyanya.

"Tanyakan pada temanmu, apa yang dia lakukan padaku!" jawabku ketus.

Mulut Ling Ling terbuka lebar, "Kalian melakukannya?"

"Menurutmu?" jawabku kesal.

"Woah, lakukan setiap hari agar kau terbiasa," sarannya. Aku ternganga mendengar nasihatnya.

"Kau siapa? Di mana kau sembunyikan Ling Ling?" tanyaku. Ling Ling terkekeh.

"Kau harus memanfaatkan ini, karena kudengar kondisi baginda raja kurang sehat dan para menteri mendesak ibunda ratu agar mengangkat Hu An sebagai raja," jelas Ling Ling.

"Kuharap baginda raja segera pulih," ucapku.

"Kuharap begitu. Walaupun beliau pulih, aku yakin Hu An akan jadi raja baru, makanya kita harus cepat. Maaf kalau aku terdengar memanfaatkanmu, tapi ini demi semua sehingga kerajaan tidak jatuh ke tangan yang salah," kata Ling Ling.

"Aku mengerti, aku pun ingin membantumu dan Hu An selagi aku punya waktu," ucapku lirih.

"Apa maksudmu punya waktu?" Ternyata dia mendengarnya.

"Waktu untuk tinggal dengan Hu An," jawabku.

"Jaga kesehatanmu, semoga akan segera ada kabar baik," kata Ling Ling.

Malam hari, ini sudah hampir tengah malam dan Hu An belum kembali. Aku sudah menguap berkali-kali, Kuputuskan untuk tidur lebih dulu, lagi pula Hu An mengizinkanku untuk tidur lebih dulu.

Kurasakan tempat tidurku bergerak, pasti Hu An sudah pulang, ini hampir subuh.

Kurasakan tangannya di pinggangku, Hu An mulai menciumi tengkukku. Yang benar sajaaaa, jam segini?

"uhh!" Aku mengeluarkan suara yang membuatku malu sendiri.

"Aku ingin dirimu." Itulah bisik Hu An.

(*Kalian tahu yang terjadi)

-Selamat Membaca-
#EditedVersion


Fat Concubine [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang