Maria POV
Aku sangat bersyukur Tian membawaku pergi dari pesta. Aku sungguh tak ingin bertemu mereka. Tidak sekarang.
Iya, mereka adalah orang tuaku. Orang tuaku yang meninggalkanku sendirian selama ini ... dan tiba-tiba mereka muncul sekarang.
Aku kira begitu sampai kamar, Tian akan menanyaiku tentang apa yang terjadi. Ternyata tidak, dia malah menyuruhku untuk tidur, istirahat.
Keesokan harinya. "Pagi," ucap Tian saat aku membuka mata.
"Pagi," jawabku.
"Aku masih tak ingin beranjak dari tempat tidur," kata Tian sambil menarikku dalam pelukannya.
"Tak ada yang ingin kau tanyakan?" tanyaku.
"Tentang yang terjadi kemarin?" tanya Tian.
"Hmmm."
"Aku menunggumu untuk bercerita, kapan pun kau siap aku akan mendengarkan. Aku tak akan memaksamu."
"Mereka adalah orang tuaku," ucapku pelan.
Tian tak merespon lagi, maka aku lanjutkan. "Saat usiaku sepuluh tahun, mereka bercerai. Tapi tak seperti orang tua pada umumnya yang memperebutkan hak asuh. Tak ada satupun dari mereka yang membawaku." Tangisku pecah, Tian mengeratkan pelukannya.
"Aku dibuang Tian, tak ada yang menginginkanku. Sampai akhirnya aku dirawat oleh nenekku—ibu dari Mama. Hingga beliau meninggal dan jadilah aku sebatang kara."
"Saat menyelamatkan Evan, aku sudah pasrah bila memang takdirku adalah kematian, tapi Tuhan berkehendak lain. Aku hidup dan sekarang punya keluarga, Evan, Rose dan dirimu," lanjutku.
"Ssusssshhhh, jangan pernah bilang begitu. Kau sangat berharga. Mereka yang tidak tahu itu," ucap Tian sambil mengecup keningku.
Setelah aku mulai tenang, Tian mengajakku sarapan. Di meja makan sudah ada mama, papa dan Evan.
"Selamat pagi," ucap Tian.
"Pagi," jawab papa dan mama.
"Pagi Mama, Papa. Cup," sapa Evan sambil mencium pipiku dan pipi Tian.
"Mari kita sarapan bersama," ucap Mama Tian.
"Maaf kemarin aku meninggalkan pesta," ucapku pada mama dan Papa Tian.
"Tak masalah Sayang, kami tahu kau lelah," jawab Mama Tian dengan mengelus rambutku.
Aku sangat mencintai keluarga ini. Selesai sarapan kami berbincang di gazebo halaman belakang. Evan bermain dengan mama dan Papa Tian.
"Aku punya sesuatu untukmu," kata Tian sambil memasangkan headphone padaku. Kudengarkan musik yang diputarkan oleh Tian.
I had a dream
I got everything I wanted
But when I wake up, I see
You with me
And you say, "As long as I'm here
No one can hurt you
Don't wanna lie here
But you can learn to
If I could change
KAMU SEDANG MEMBACA
Fat Concubine [COMPLETE]
أدب تاريخيMaria Flora adalah gadis 21 tahun yang sedang menempuh pendidikannya di Universitas Ternama di Indonesia Pada suatu hari dia menyelamatkan anak balita yang hampir tertabrak truk Namun naas, nyawanya tak tertolong 'Aku sudah mati?' batinnya Namun ken...