Lupakan janji itu. Karena, yang terpenting sekarang hanyalah kamu.
***
Y/n menghela napasnya, jujur kali ini dia sangatlah enggan pergi kemana pun. Namun Mingrui-lelaki dengan gigi kelinci itu memaksanya pergi keluar. Dengan sangat terpaksa y/n ikut bersama lelaki itu, ayolah di hari secerah ini dirinya sama sekali tak merasakan keindahannya.
Perempuan itu duduk di kursi taman, bosan sekali dia hanya melihat beberapa orang yang lalar-liwat. Mingrui, entah kemana lelaki itu pergi. Lelaki itu mengatakan akan pergi membeli es krim, namun sudah sepuluh menit lelaki itu tak kunjung datang.
Y/n menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi taman, pikirannya langsung terbesit masa-masa dirinya bersama He Xinlong. Taman ini tempat yang sama dimana dirinya dan Xinlong melihat matahari terbenam. Mencoba melupakan, namun dirinya masih teringat akan hal-hal kecil bersama lelaki itu.
Brukk
Seseorang hampir saja terserempet oleh motor, wanita paruh baya itu terjatuh. Namun sama sekali tak ada orang yang membantunya berdiri. Dengan sigap y/n beranjak dari duduk santainya, menghampiri wanita paruh baya itu yang terlihat sangat kesulitan berdiri dengan barang-barangnya yang banyak.
Mata y/n sedikit membulat ketika menyadari jika itu orang tua dari He Xinlong. Iya, dia mamanya Xinlong. Walau hanya pernah bertemu satu kali, y/n sudah tahu dengan jelas itu mama dari Xinlong. Bagaimana pun wajah keduanya sangat mirip.
"Tante gak papa, sini biar aku bantu bawa belanjaannya!" ucapnya sambil membantu wanita paruh baya itu berdiri.
"Tante baik-baik aja kok, loh y/n? Kamu pacarnya Xinlong'kan?" ucap wanita itu penuh tanya.
"Ehh, ayo biar y/n liat apa gak ada luka? Kita duduk di sana dulu yah tan!" Y/n membawa wanita paruh baya itu menepi ke sebuah kursi di taman, dengan tujuan mengecek keadaan mama Xinlong baik-baik saja.
Ketika keduanya sudah duduk di kursi itu, perempuan berwajah secantik permata itu mengeluarkan tissue di dalam tas sekolahnya. Y/n menyerahkan benda kotak dengan ukuran sedang itu kepada mama Xinlong, agar wanita itu dapat membersihkan lukanya.
"Apa tante ada yang luka, biar y/n belikan dulu obat merah!" wanita itu mencekal pergelangan tangan y/n yang hendak pergi meninggalkannya.
"Tante gak ada yang luka kok, makasih lho udah nolong tante." Mama Xinlong tersenyum, dan itu semakin membuat dirinya terlihat mirip dengan lelaki yang tengah y/n rindukan.
Mungkin rindu sekali.
Y/n berusaha tersenyum walau pun itu sulit untuk dia lakukan, "sama-sama Tante, oh ya tante lagi apa? Kenapa gak nyuruh asisten Tante buat belanja, Tante kan bisa nyuruh orang. Kenapa ropot-repot belanja sendiri?"
"Karena sekarang Tante lagi banyak waktu, Tante ngajakin Xinlong jalan-jalan. Tapi itu anak malah ninggalin tante, yang lagi sibuk belanja." Jelas wanita itu dengan kekehan.
"Aishh..Xinlong keterlaluan, bahkan dia meninggalkan Mamanya sendiri." Umpat y/n yang masih bisa didengar jelas oleh wanita di sebelahnya.
"Kenapa y/n jarang main ke rumah, padahal tante mau masak bareng sama kamu. Nanti tante ahh bukan mama bisa makin akrab sama calon menantu mama!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You || He Xinlong
FanfictionTentang rasa cinta yang terjebak dalam keegoisan, atau masalah dalam memendam perasaan. Tak ada yang tau bagaimana akhir dunia, dan begitu pula dengan takdir keduanya. Hanya Tuhan yang tahu itu, dan hanya Tuhan yang dapat mempersatukan mereka kelak...