Y/n menghabiskan waktu istirahatnya di perpustakaan, ayolah jangan anggap dirinya perempuan malas toh sekarang dia ada di perpus. Iya dia memang ada di perpustakaan, hanya untuk membaca novel yang dia pinjam. Bukan hanya karena itu, di sini juga terlihat lebih tenang dibanding di dalam kelasnya.
Seseorang tiba-tiba saja menarik novelnya, perempuan itu tersentak kaget sambil mendongak melihat si penarik itu. Seorang lelaki dengan wajah yang nampak gelisah menatapnya dengan penuh belas kasihan.
"Ngapain sih Zey, lo ngagentin gue tau," ucap y/n dengan sinisnya.
"Lo liat Xinlong kagak, emaknya tadi nelepon sama gue katanya Xinlong kabur dari rumah." Jelas Zeyu to the point.
"Kabur, kemarin gue liat dia sih. Gue kira dia abis berantem karena wajahnya memar-memar. Emangnya kenapa Xinlong bisa kabur dari rumah?"
"Berantem ama bokapnya, kalo lo liat dia bilang sama gue yah, atau lo suruh dia pulang aja!" titah Zeyu seraya pergi meninggalkan perpustakaan.
Y/n mengerutkan keningnya, pertanyaan masuk silih berganti di dalam otaknya. Kemana perginya Xinlong? Setelah membersihkan lukanya Xinlong langsung pergi dari rumah y/n, tanpa sepatah kata apapun. Mengucapkan terima kasih pun tidak, sebenarnya ada apa dengan Xinlong?
"Long gue harap lo baik-baik aja!"
***
Lelaki dengan pakaian serba hitam itu berdecak, dia tak bisa menggunakan kartu kreditnya, sudah tentu itu sangatlah menyebalkan. Ternyata yang dirinya takutkan benar-benar terjadi, Tuan He menarik semua fasilitas yang dia punya.
"Mampus, kalau gini hidup gue gimana?" umpat Xinlong seraya mengacak rambutnya.
Ting
Massage from ubab
Long lo dimana?
Temuin gue di taman deket sekolah, ada yang mau gue omongin sama lo!
Awas lo harus dateng!!Pesan itu hanya Xinlong baca, dia tak berniat untuk membalasnya. Masih belum waktunya dia bertemu dengan orang itu.
Dia masih ingin mengumpulkan rasa percaya dirinya untuk mengutarakan perasaan. Tapi tentu itu bukanlah sekarang, dikala semua masalah masih menghampirinya.
"Ck, jadi ceritanya lo kangen sama gue. Tapi ini belum saatnya gue ketemu sama lo, mungkin nanti setelah masalah ini selesai." Gumam Xinlong.
Xinlong sengaja menjauh dari y/n, bukan karena dia tak mencintainya, dan bukan karena dia ingin benar-benar menjauh dari perempuan itu. Dia hanya ingin menguji apakah benar jika y/n pun menyukainya?
***
Satu jam
Dua jam
Tiga jam
Y/n berdecak dengan kesal, sudah tiga jam dia menunggu di taman. Namun manusia keras kepala itu tak kunjung datang. Ayolah jangan goyah, dia harus tetap menunggu sampai manusia itu datang menemuinya.
Perempuan itu merogoh ponselnya di dalam saku, mengetik sebuah nama untuk dia hubungi. Setelah mencoba beberapa saat, tak ada satu pun panggilannya yang diangkat.
"Bngstt gue dikacangin terus, ehh ya ampun sabar!!" ucap y/n. Yang masih berusaha sabar menunggu satu manusia yang tak kunjung datang.
Byurrr
Perempuan itu menganga tak percaya ketika tiba-tiba saja hujan turun dengan derasnya, dengan wajahnya yang panik y/n langsung berlari untuk berteduh tempat yang aman.
"Anjerr hujannya makin gede lagi, gue gimana pulangnya kalo gini?" ujar y/n dengan wajah memelasnya.
"Sialan, mana halte bus masih jauh uang saku gue mana cukup buat naik taksi. Xinlong nyebelin banget sih, dia beneran gak datang." Cerocos y/n tak henti-hentinya.
"Kata siapa gue gak dateng?" ucap He Xinlong sambil memberikan jaket yang cukup tebal kepada y/n.
Xinlong memang tak menemui y/n, namun bukan berarti dia tak datang ke tempat itu. Sendari tadi dia memerhatikan perempuan itu, walau dari jauh. Karena merasa kasihan y/n kehujanan, maka dari itu Xinlong keluar dari persembunyiannya.
Y/n menoleh dengan wajah bingungnya, "bagus, lo telat tiga jam dan sekarang gue kehujanan gara-gara lo."
"Nih lo pake dulu, masuk angin tau rasa! Lelaki itu melempar jaket berwarna hitam kearah y/n, dan tepat mengenai wajah perempuan itu.
Hatchimm
Hatchimm
"Tuh 'kan gue bilang juga apa, pake jaketnya!" Titah Xinlong dengan wajah datarnya.
Sambil menahan dingin y/n langsung memakai jaket yang Xinlong berikan, tidak lebih tepatnya yang Xinlong lempar. Baiklah salahkan Xinlong jika nanti dirinya demam, siapa suruh lelaki itu yang telah membuatnya menunggu berjam-jam.
"Ayo ikut gue!" Xinlong menarik tangan y/n. Lelaki itu membawanya kesebuah cafe yang tak jauh dari sana, untuk sekedar berteduh sampai hujan berhenti.
Setelah sampai di cafe, Xinlong langsung menyuruh y/n mencari tempat yang kosong. Sementara dirinya akan memesan minuman hangat, agar y/n tak sedinginan.
Satu cangkir cokelat hangat tersaji di atas meja. Iya cuman satu, karena ingatlah semua fasilitas yang Xinlong miliki sudah diambil oleh Tuan He. Mulai hari ini Xinlong harus benar-benar mengirit, untuk keberlangsungan hidupnya.
"Long!" panggil y/n.
Xinlong menoleh dengan wajah datarnya yang masih setia dia tampakan, "hmm."
"Gue denger dari Zeyu, lo kabur dari rumah. Kenapa lo kabur Long? Kasian Mama pasti dia khawatir banget sama lo," ucap y/n sambil menunduk.
"Bukan urusan lo," jawab lelaki itu datar.
"Cih, lagi-lagi lo bersikap dingin, denger yah gue cuman mau bilang kasian Mama lo, jangan sampe dia sakit cuman gara-gara mikirin anaknya yang egois ini!!" ucap y/n dengan emosi yang meluap-luap.
"Gue emang egois, tapi orang itu harusnya lebih egois dari pada gue. Lo gak tau apa-apa y/n, jadi lo gak usah ikut campur!!"
"Gue emang bukan orang istimewa buat lo, tapi Long gue tuh sayang sama lo. Gue gak mau kalau sampe lo, pergi ninggalin gue!" Y/n menundukan kepalanya, menahan tangis yang sudah siap menghampiri.
Xinlong terbungkam dengan perkataan y/n yang tiba-tiba itu. Rasanya aneh, percaya dan tak percaya. Apa ini mimpi atau hanyalah ilusi?
"Apa lo bilang?" tanya balik Xinlong. Ayolah Xinlong takut jika dirinya hanya salah dengar, lebih baik memastikan dari pada akhirnya merasa kecewa.
"Lupakan, lo harus pulang dan minta maaf sama orang tua lo!!" titah y/n sambil beranjak dari tempat duduknya.
"Lo mau kemana?"
"Balik, hujannya udah reda."
"Ihh galak bener, katanya lo sayang sama gue, kok malah galak sih?"
Jujur rasanya perempuan itu menyesal telah mengatakan hal itu, sekarang Xinlong mulai kepedean karena hal itu. Y/n menyembunyikan semburat merah muda di pipinya, tanpa menghiraukan He Xinlong dia langsung pergi keluar dari area cafe.
TBC
Tunggu kelanjutannya yahh!!
Bye!
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You || He Xinlong
Fiksi PenggemarTentang rasa cinta yang terjebak dalam keegoisan, atau masalah dalam memendam perasaan. Tak ada yang tau bagaimana akhir dunia, dan begitu pula dengan takdir keduanya. Hanya Tuhan yang tahu itu, dan hanya Tuhan yang dapat mempersatukan mereka kelak...