Flashback
Perempuan itu tersenyum seraya menggenggam erat tangan Xinlong. Lelaki itu menoleh dengan tatapan hangatnya, dia ikut tersenyum membuat kedua matanya menyipit. Sangat manis, ah bahkan terlalu manis, jika perempuan itu terus memandanginya.
"Jadi sekarang kita pacaran?" tanya Xinlong dengan ragu.
"Gak tahu," jawab perempuan itu.
Kedua insan itu saling menatap untuk beberapa detik, hingga akhirnya keduanya tertawa bersamaan. Hanya mereka yang tahu, apa yang ditertawakan. Seakan mereka berbicara lewat telepati, melalui hati ke hati.
Tak usah mengatakan jika mereka aneh, toh siapa pun yang jatuh cinta pasti akan merasakan hal yang sama, bukan?
Xinlong menarik tangan y/n, membawanya ke dalam dekapannya yang hangat. Senyum y/n mengembang, entah mengapa dirinya jadi merasa candu berlama-lama dalam dekapan Xinlong.
Keduanya sangat bahagia, melewati waktu bersama-sama. Menjalani semua cerita dengan suka cita, walau mereka tahu pasti ini bukan kisah yang sempurna.
Butiran salju tiba-tiba saja turun menghujani taman di kota Beijing itu. Kedua insan yang tengah bersenda gurau itu lantas menghentikan aktivitasnya.
Ini adalah salju pertama, yang diyakini jika mengatakan cinta kepada orang terkasih. Cinta sepasang kekasih itu akan abadi. Entahlah, mereka percaya tak percaya akan hal itu. Namun apa salahnya jika mencoba, lagipula tak akan rugi.
"I love you," ucap Xinlong.
Sontak perempuan itu mendongakkan kepalanya, senyuman tipis terukir diwajahnya. Perlahan y/n menganggukkan kepalanya, sempat ragu. Namun dengan segera y/n menepis segala kemungkinan buruk itu.
"Y/n juga cinta sama, Xinlong."
"Apa gue gak denger? Lo ngomongnya kekecilan, tadi bilang apa?" tanya Xinlong mencoba menggoda y/n.
"Y/N JUGA SUKA SAMA XINLONG!" teriaknya.
Orang-orang yang berlalu-lalang, menatap dua insan itu, aneh. Y/n terkekeh merasa malu dengan ucapannya tadi. Apa dirinya terlalu lebay? Sudah tentu, bahkan Xinlong sekarang tengah menertawakannya.
"Ihh nyebelin, gue malu banget," ujar perempuan itu sambil menutupi semburat merah muda di pipinya.
"Gue gak nyuruh lo teriak, salah sendiri kenapa teriak-teriak? Dahlah sakit perut gue ketawa mulu," ucap Xinlong sambil memegangi perutnya yang terasa keram, akibat terlalu banyak tertawa.
Y/n memutar bola matanya malas, dia melipat kedua tangannya di depan dada. Apa y/n, marah? Tak marah, dia hanya kesal merasa dikerjain oleh kekasihnya.
"Udah dong jangan cemberut gitu, nanti cantiknya ilang, lho," ujar Xinlong. Lelaki itu memeluknya sambil mengelus surai panjang milik y/n. Sesekali lelaki itu mengecup puncak kepala kekasihnya.
Y/n tak menggubris ucapan Xinlong, dirinya sudah nyaman berada diposisi itu. Di dalam pelukan Xinlong yang hangat. Hingga akhirnya manik mata mereka saling bertemu, saling bertatapan dalam beberapa detik.
Xinlong mendekatkan wajahnya, sangat dekat bahkan terlalu dekat. Membuat ritme jantung perempuan di depannya berdetak tak beraturan. Hembusan napas hangat milik Xinlong menerpa wajah y/n, membuatnya semakin salah tingkah.
Perempuan itu menutup matanya dengan cepat, ketika bibir milik Xinlong meraup bibirnya. Melumatnya pelan hingga dirinya terbawa oleh permainan yang lelaki itu bawa. Y/n merasa tak percaya, perasaannya campur aduk. Jangan lupakan jantungnya yang semakin dipacu tak karuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You || He Xinlong
FanficTentang rasa cinta yang terjebak dalam keegoisan, atau masalah dalam memendam perasaan. Tak ada yang tau bagaimana akhir dunia, dan begitu pula dengan takdir keduanya. Hanya Tuhan yang tahu itu, dan hanya Tuhan yang dapat mempersatukan mereka kelak...