Happy reading!
Ini menyebalkan sudah lebih dari sepuluh kali lelaki keras kepala itu menelpon y/n. Dia ini memang sangat keras kepala, padahal y/n mengabaikan panggilan darinya. Namun dengan santainya dia terus berusaha menelpon perempuan itu.
Dengan sangat terpaksa perempuan itu mengangkat panggilan dari si keras kepala He Xinlong. Awas saja jika yang dibicarakannya tidak penting, siap-siap dia kena akibatnya.
In the call
"Ehh bngst, loe dari mana sih? Loe abis berak yah, lama bener ngangkatnya."
"Iya nih perut gue mules, lagian ngapain loe nelpon gue jam segini? Gak da kerjaan banget sih."
"Terserah gue dong, lagian gue bossnya. Oh ya ubab, dateng ke sekolah dan beresin markas BS! Gue gak mau liat tuh markas berantakan!"
"Loe kira gue pembantu loe? Tau ah gue tutup nih!"
"Ya udah, nanti gue bilang aja sama ortu loe. Jadi masalah ini dapat terselesaikan dengan mudah! Lagi pula mama dan papa loe ngefans sama gue, pasti mereka lebih memilih gue!"
"Pengadu!!"
"Datang ke markas BS, atau gue yang datengin loe!"
Call end
Bagaimana pun He Xinlong tidak memiliki hati, dengan mudahnya dia memerintah agar markas Boy Story dibersihkan. Jika saja dia bisa melunasi hutangnya itu, mungkin hal seperti ini tak akan pernah terjadi.
Pagi hari
Ini masih pukul enam pagi, namun perempuan itu sudah sampai di sekolah. Sesekali dia menguap sungguh ini pertamana kalinya dia datang sepagi ini.
Siswa/siswi yang datang pun masih sedikit, bahkan sekolah terlihat sangat sepi dan menyeramkan, dan yang paling menyebalkan untuknya adalah dia harus pergi ke markas Boy Story membersihkan semua ruangan itu.
Memang terlihat aneh di sekolah terdapat sebuah markas, itu bukanlah markas tapi gudang yang mereka pergunakan sebagai tempat bersembunyi ketika bolos jam pelajaran.
"Hallo ada orang di dalam?" teriak y/n ketika memasuki markas yang terlihat sangat gelap dan menyeramkan.
"Y/n, ngapain loe disini?" menepuk bahu y/n sontak membuat perempuan itu hampir jatuh karena kaget.
"Mingrui, loe mau gue dijemput malaikat maut? Gue kaget tau, kalau mau masuk ketuk pintu dulu! Loe mah kebiasaan, main masuk aja!" protes y/n kepada sahabatnya.
"Gue juga kaget tau biasanyakan gak ada orang lain disini selain gue sama members Boy Story. Ngapain loe kesini mau ketemu Mingrui yang tampan yah, kangen yah sama gue?"
"Gak kangen tuh, loe nyebelin."
Tak lama datanglah seorang lelaki membuka pintu dengan kasar, mata tajamnya fokus kearah y/n. Perempuan itu hanya meliriknya tidak peduli.
"Loe udah dateng, ngapain loe diem aja cepet beresin malah ngobrol aja."
"Long ge, kitakan udah damai ngapain sih gege gangguin y/n terus? Gue gak suka gege ganggu kehidupan y/n!" Mingrui membela sahabatnya bagaimana pun dia tidak tega melihat y/n ditindas oleh Xinlong.
"Rui, ini urusan gue sama Xinlong jadi loe gak usah ikut campur!" y/n sebanarnya sangat berterima kasih pada Mingrui telah mebelanya. Tapi dia tidak mau lelaki cerewet itu tahu jika dia melecetkan mobil Xinlong yang berharga miliaran itu.
"Loe dengerkan ini urusan gue sama y/n, jadi loe gak usah ikut campur! Lagian gue gak pernah janji gak gangguin si y/n."
"Tapi Long ge..."
"Rui udah, gue gak papa kok!" ucap y/n memotong kalimat Mingrui.
Dengan wajah yang marah, Mingrui keluar dari markas itu. Perempuan itu hanya bisa tertunduk diam, jika bisa dia ingin keluar dari sini bersama Mingrui dan tak perlu mengenal kata Boy Story atau apalah itu?
"Kerja bagus, mulai sekarang loe harus turutin semua perintah gue, dengan begitu hutang loe gue anggap lunas."
Ini memang tawaran yang bagus. Tapi apa harus dia menuruti semua perintah si keras kepala? Membayangkannya saja dia sudah bergidik ngeri, apa lagi menjalankannya?
"Pilihan loe cuman dua, yes or yes?"
Perempuan itu melirik Xinlong dengan sinis, pilihan macam apa itu? Y/n hanya diam dengan tatapan sinisnya, Xinlong terkekeh melihat perempuan di depannya marah.Kisah cinta yang Xinlong berikan memang sangat berbeda dengan kisah cinta orang lain. Marah berarti dia peduli dengan keadaan y/n, walau terkadang rasa marah seorang He Xinlong dapat membuat takut.
"Ck..menyebalkan, gue baru tau jika di dunia ini ada lelaki kaya loe. Keras kepala, sombong, sok tampan lagih."
"Makasih pujiannya, dari pada loe mengagumi ketampan gue mening loe beliin gue minuman dingin, gue haus nih!" perintah Xinlong dengan santainya.
Y/n membulatkan matanya, sadarlah dia bahkan belum selesai membereskan markas itu dan sekarang lelaki keras kepala itu menyuruhnya membeli minuman dingin.
Entahlah hari pertama sudah menyebalkan, dia tidak bisa membayangkan jika harus terus bersama dengan Xinlong. Mungkin dia sudah meledak dengan tingkah He Xinlong yang menyebalkan.
"Heumm baiklah, mana uangnya." Y/n menghela nafas seraya mengulurkan tangannya.
"Pakai punya loe!"
"Loh kan yang mau minum loe, kenapa gue yang bayar?" ucap y/n mengerucutkan bibirnya.
Dengan berat hati y/n pergi ke kantin, membeli minuman dingin yang lelaki keras kepala itu suruh. Apa ini hari sial untuknya? Kenapa disituasi seperti ini, perempuan itu harus bertabrakan dengan seseorang.
"Mingrui?"
"Maaf gue gak sengaja, gue duluan."
Perempuan itu menahan tangan Mingrui, jujur jika dulu Mingrui yang salah maka sekarang dia lah yang salah dan harus minta maaf kepada sahabatnya.
"Rui pulang sekolah bareng yuk, Mama lagi buat resep kue baru loh. Pasti Mama senang deh kalau Rui dateng!"
"Bilang sama Mama loe makasih, tapi gue lagi sibuk."
Tanpa pikir panjang y/n memeluk Mingrui, entahlah sudah lama sekali dia tidak bersama sedekat ini dengan Mingrui. Rasanya tak mau melepaskan pelukan ini, y/n tahu memeluk lelaki itu secara tiba-tiba bukanlah hal yang baik.
Dia tahu setelah ini pasti Xinlong akan marah, dan menasehatinya. Walau pun terasa aneh ketika Xinlong melarang semua ini, mereka tidak ada hubungan apa pun. Teman? bukan, pacar? apa lagi.
"Mingming maafin gue, iya gue tau gue salah tapi gue mohon jangan seperti ini, jangan bersikap dingin di depan gue!" ucap y/n didalam pelukan Mingrui.
"Terus kenapa loe lebih membela Long ge, loe tau kan gue cemburu loe kan sahabat gue dari kecil."
"Gue gak bisa cerita sekarang, mungkin lain kali kalo gue udah siap gue ceritain semuanya ke loe!" jawab y/n seraya melepas pelukannya.
Mingrui hanya berdecak kesal, tanpa menggubris jawaban dari y/n. Lelaki itu beranjak pergi dari sana, entahlah dia sudah terlalu cemburu dengan perhatian yang y/n berikan pada Xinlong.
TBC..
Sekian dulu ceritanya sampai jumpa di part selanjutnya, mianhe banyak typo...
.
.
.
Salam hangat pacar He Xinlong
Halu:*
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You || He Xinlong
Fiksi PenggemarTentang rasa cinta yang terjebak dalam keegoisan, atau masalah dalam memendam perasaan. Tak ada yang tau bagaimana akhir dunia, dan begitu pula dengan takdir keduanya. Hanya Tuhan yang tahu itu, dan hanya Tuhan yang dapat mempersatukan mereka kelak...