MMS

1.1K 172 71
                                    

An : Vote Aja dulu ntar lupa loh

Happy Reading

Kini Jungwoo sedang berdiam diri di asramanya, ia duduk termenung memikirkan kejadian beberapa saat lalu, hatinya gelisah, ingin sekali rasanya untuk menangis tetapi air matanya sangat sayang untuk di keluar kan jika untuk menangisi nasib dirinya.

Ceklek...

Suara pintu di buka menyadarkannya dari ketermenungannya, dapat ia lihat sahabatnya---Moon Taeil memasuki asrama mereka, tidak seperti biasanya, kali ini Taeil lebih pendiam, ia yang biasanya begitu ekspresif kini hanya berjalan menundukkan kepalanya, Jungwoo sudah menduga ini akan terjadi, netra matanya tak sengaja menangkap pipi Taeil yang begitu basa.

"Taeil"

Panggilan nya tak di respon sedikitpun dari Taeil, pria pendek itu lebih memilih untuk merebahkan dirinya di ranjang dengan posisi membelakangi Jungwoo.

"Taeil"panggilnya lagi, namun tetap saja yang di panggil hanya bergeming.

"Taeil, aku minta maaf"ia mencicit diakhir kalimatnya.

"Sudahlah Jungwoo!!, aku sedang tak ingin berbicara padamu, untuk apa kau memiliki teman sepertiku, aku juga tak berarti untukmu, dan kau juga tak menanggap diriku sebagai temanmu!!"cercah Taeil tanpa menoleh kearah Jungwoo sedikit pun.

Dapat didengar oleh Jungwoo bahwa Taeil sedang terisak pelan dalam diam.

"Aku juga tak tahu Taeil, mereka tiba tiba datang---"

"Sudah kubilang aku tak ingin berbicara dengan mu!!, anggap aku bukan teman mu!!"Taeil sedikit berteriak memotong perkataan Jungwoo.

"Maafkan aku Taeil, maafkan aku"bisiknya pelan.

Di dalam kediaman mereka berdua menangis bersamaan, terlebih lagi Jungwoo, air matanya sudah berkali kali menetes, membasahi bantal tidurnya.

Sekarang ia benar benar sendiri, biasanya hanya Taeil yang menemaninya, tapi sekarang sahabat nya itu juga menjauhinya, memang ini kesalahan nya yang tak bisa membantah atau melawan segala bully-an yang diperuntukan padanya, seandainya saja ia bisa melawan pasti keadaannya tak akan separah ini, hubungannya dengan sang sahabat juga tak akan renggang.

Sementara di lain tempat, seseorang sedang duduk di balkon menikmati sebatang rokok yang terjepit di bibir merahnya, ia tak kedinginan sama sekali ketika angin malam menghembus menerpa dirinya, meskipun ia hanya mengenakan bathrobe.

Pikirannya memutar kembali kejadian yang menurutnya tak berguna, namun sialnya otaknya malah memutar kejadian itu.

Flashback


"Okay, babu Jungwoo, ini daftar makanan kami, ini credit card nya, cepat pergi!!, belikan makanan kami!!"Doyoung  mengusir dengan tangannya yang terulur memberi selembar kertas dan sebuah kartu.

Saat tangan Jungwoo akan menggapai dua benda itu, dengan sengaja Doyoung menjatuhkan kertas beserta kartu itu, kemudian mereka tertawa puas melihat Jungwoo yang kesusahan memungut kertas dan kartu karena seragamnya yang terlalu sempit.

Pria gemuk itu berjalan menuju tempat antrian untuk membeli pesanan keempat orang itu. Karena banyak nya pesanan yang tertulis di kertas itu, akibatnya Jungwoo kesusahan membawa semuanya sekaligus, akhirnya ia mengantar satu persatu makanan itu.

Jujur saja ia sudah sangat kelelahan, ia belum makan dari pagi tadi, pasalnya ia sedang program diet yang diperintahkan oleh Taeil, ini adalah pesanan terakhir, segelas americano hangat topping mocca pesanan dari tunangan Doyoung-----Jaehyun. Perutnya sudah meronta ronta minta diisi, mendadak kepalanya terasa berat, namun ia masih tetap mencoba untuk berjalan mengantarkan minuman berkafein itu.

My Metamorposa Story (Jaewoo) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang