MMS

781 100 36
                                    

An : Vote Aja Dulu ntar lupa loh

Happy Reading

Sorry For TYPO


***

Sang Surya perlahan terbit membakar ufuk timur dengan cahaya kuning keemasannya, terang benderang serta berkilauan, indah sekali, keindahan cahaya pagi itu menyebarkan kehangatan bagi makhluk hidup, memberi semangat baru untuk memulai hari, sinaran itu menusuk masuk melewati tembok kaca yang tertutupi oleh tirai putih, menerpa wajahku yang sedang tertidur, ah.. Hal itu berhasil mengusik tidurku yang nyaman, akupun menggeliat mencari posisi nyaman di dalam sebuah pelukan, akupun membalikan tubuh menduselkan wajahku kedada bidang orang yang memelukku tidur semalaman, rasanya begitu nyaman, seandainya hal ini terus terjadi setiap hari pasti akan terasa menyenangkan, namun aku tahu pria ini terpaksa mau tidur bersamaku, walaupun aku ini adalah tunangan nya sendiri.

Iya, ia adalah Seo Jhonny—tunanganku, selepas kejadian dimana ia menyatakan cintanya padaku untuk pertamakali sejak pertunangan kami, akhirnya aku memintanya untuk menemaniku tidur satu malam ini, untuk membuktikan bahwa ia benar benar mencintaiku.

Pasalnya, aku sama sekali tidak percaya dengan pernyataan cintanya itu, itu hanya sebuah keterpaksaan, ia tak pernah tulus tulus dalam mencintaiku.

Kemarin, seusai aku pulang dari kantor tempatku bekerja, aku menerima berita bahwa perusahaan yang dipimpimnya mengalami penurunan angka sebanyak duapuluh persen, tentu saja itu akan membuat perusahaan nya terancam jatuh dan bangkrut, jadi jangan heran dengan maksud dan tujuan dari pernyataan cintanya itu, hal itu hanya sebuah ungkapan yang disertai niat terselubung, ia berkata mencintai yang tentu saja membuatku senang sekaligus sedih, bagaimana pun aku masih mengharap cinta yang tulus. Jika ia ingin meminta bantuanku untuk menstabilkan perusahaan nya maka ia hanya perlu berkata To The Point, tak perlu menyatakan cinta dengan terpaksa, tentu saja aku tidak percaya, namun ia berkata untuk membuktikannya, dan akhirnya aku memintanya untuk menemaniku tidur malam ini, jelas saja ia terlihat keberatan, namun akhirnya ia menerima tawaran ku demi menyelamatkan perusahaan nya.
Dalam diam aku memandangi wajahnya, ia terlihat begitu damai ketika tertidur, tak ada wajah dingin nan penuh emosi seperti setiap kali aku berjumpa dengannya, kini hanya wajah tampan dan damai yang terlihat, jauh didalam hatiku aku masih berharap bahwa ada secercah celah di hatinya agar bisa menerimaku, namun jika kuingat sejauh mana hubungan kami sebagai sepasang tunangan, sepertinya tak mungkin ia akan mencintaiku, tapi ada satu yang benar benar ku kagumi pada dirinya, ia memang tak pernah menganggapku sebagai tunangannya, tetapi sampai saat ini ia tak pernah melepaskan cincin pertunangan yang kesematkan di jarinya tahun lalu, ah iya aku baru mengingat tentang cincin tunangan yang hilang, aku bahkan tak mencarinya, aish pasti akan ada cekcok baru diantara kami nantinya.

Tak ingin terus menerus memikirkan sesuatu yang membuat kepalaku semakin terasa ingin pecah, akhirnya aku lebih memilih untuk bangkit dari tidurku, bergegas mencuci muka, selepasnyq membuat menu sarapan, hingga diakhiri dengan mandi.

Menu sarapan sederhana telah tersaji di meja makan, aku tak tahu apa menu kesukaan si pria tinggi menjulang itu, hingga aku memasak seadanya saja, ah iya aku juga sudah selesai mandi dan berpakaian kantor, mungkin hari ini aku akan sedikit terlambat datang kekantor.

"Ah sudah siap?, sarapan lah dahulu"

Ajakku padanya yang sudah selesai mandi serta berpakaian, aku selalu menyediakan pakaian kantor untuknya di apartemen ku, siapa tahu dia akan menginap, bukankah aku tipe calon idaman?, dia hanya menuruti ajakan ku.

Kami memakan sarapan di keheningan, tak ada suasana ceria yang menaungi kegiatan kami, sungguh ini sangat membosankan.

"Emm.... Jun—"

My Metamorposa Story (Jaewoo) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang