Mentari pagi sudah menampakkan dirinya sekali lagi dari arah timur. Reruntuhan yang terasa lembab dan gelap, mulai berubah menjadi hangat dan terang yang disebabkan oleh datangnya cahaya yang datang dari balik dinding yang berlubang. Di dalam reruntuhan yang terlihat sudah tidak terpakai, masih diisi oleh beberapa orang. Mereka sepertinya susah cukup lama tidak berpindah dari sana.
Cahaya matahari mulai menyinari salahsatu orang yang sedang tertidur dengan perban disekujur tubuhnya. Tangannya mulai bergerak secara perlahan lahan diikuti dengan pergerakan didekat kelopak matanya dan mulai membukanya, merespon cahaya yang menerangi wajahnya.
Akhirnya dia telah sepenuhnya membuka matanya, Sesaat dia melihat di bagian atasnya yang berupa dinding yang sedikit retak retak dan berpikir sejenak. Kemudian setelah itu, dia mulai berdiri dari tidurnya dan merubah posisinya menjadi duduk, memandangi area sekitarnya. "Dimana aku...." gumamnya dengan nada yang pelan.
Kemudian dia memperhatikan seluruh bagian tubuhnya yang saat ini diperban. "Apa ya-" Sesaat setelah itu, kepalanya tiba tiba saja menjadi sakit. "Aghhh!" Rasa sakit yang cukup hebat yang membuat dirinya dengan cepat merespon rasa sakit itu. Kedua tangannya seketika memegang kepalanya untuk menahan rasa sakit itu sembari berusaha berpikir.
Setelah cukup menahan rasa sakit yang datang, perlahan lahan kesakitan itu mulai menghilang. Dia juga mulai sedikit mengingat ingat kejadian yang membuat dia seperti ini. "Ahhhhh hari itu aku terlalu memaksakan diri bertarung..." Dia telah sepenuhnya mengingat kejadian waktu itu.
Perlahan lahan dia mulai beranjak dari tempat duduknya untuk pergi keluar melihat lihat. Dengan perlahan namun pasti, dia mencoba menyeimbangkan posisi duduknya dan mulai berjalan, jalannya sedikit sempoyongan. Namun itu tidak menghentikan dirinya untuk melanjutkan dirinya untuk berjalan.
Beberapa langkah sudah berhasil dilewati, akhirnya dia telah keluarga dari ruangannya. Diikuti dengan udara pagi segar terhembus ke tubuhnya yang membuat dia terasa nyaman sekaligus agak kedinginan. Dia pun mulai mencoba menarik nafas dalam dalam untuk merasakan segarnya udara itu.
Tetapi ketika dia mulai menghirup dara yang masuk, dia merasakan ada suatu yang aneh, udara itu terasa sangat enak sehingga membuat perutnya secara otomatis berbunyi. "Bau ini...."
Itu adalah bau yang sudah lama dia tidak rasakan. Sebuah bau dari yang berasal dari masakan dan tentunya itu pasti adalah masakan yang sangat enak, sampai sampai membuat perutnya berbunyi. Dia pun berjalan sambil mengendus endus mengikut arah dari datangnya bau itu.
Setelah melewati beberapa jalan yang cukup kacau, akhirnya dia sudah sampai di tempat yang menjadi asal bau itu. Terlihat ada sebuah panci yang sedang direbus diatas api dari balik pandangannya. Tetapi bukan hanya itu, ada 3 orang juga sedang duduk di sana. Siapa mereka... Sekali lagi dia berpikir pikir siapa orang orang ini.
Hal itu membuat dia tidak bergerak dari tempatnya sehingga dirinya dilihat oleh salah satu orang yang ada di sana. "Ohhh wakhirnga kamu telah sadar!!" ucap salah seorang lelaki yang melihat dia. Kemudian dua orang wanita yang ada di sana juga ikut melihat dirinya ketika mendengarkan ucapannya.
"Kamu udah bangun yah... silahkan duduk dulu..." ucap wanita yang habis mencicipi makanan yang ada dipanci yang sedang dimasak.
Yah dia pun hanya menuruti dan kemudian duduk diantara mereka. Dia duduk aja menjauh dari mereka karena tidak terlalu kenal. Dia masih memikirkan tentang ketiga orang ini.
"Hey.. Hey.. bagaimana sekarang dengan keadaanmu, apakah kamu baik baik saja?" Salah seorang dari wanita itu datang menghampirinya dan bertanya tentang keadaannya.
Dia pun memperhatikan wanita itu, dilihat dia cukup pendek dengan ukuran tubuh yang biasa biasa saja sama seperti seorang gadis kecil.
Wajahnya cukup imut untuk diperhatikan dengan rambut panjang pirang yang yang menjulai hingga kebelakang pinggangnya dan warna merah cerah yang diperlihatkan dari balik matanya yang memandang dirinya. Suaranya juga cukup imut untuk didengar. Dari pada menyebutnya seorang wanita, lebih baik dia disebut loli.
Namun ada suatu hal yang mengganjal dipikrannya saat melihat orang itu, Sepasang tanduk dengan ukuran kecil terlihat dari balik rambutnya. Itu membuat dirinya kembali terdiam.
"Hey kamu..... Hey..." Melambaikan tangannya kearahnya. Tiba tiba dia langsung tersadar dari lamunannya dan menatap kembali dia. "Yah... aku cukup baik baik saja, yah walaupun masib ada sedikit rasa sakit..."
"Ohhh begitu yah... tapi beberapa hari lagi lukamu akan sembuh sepenuhnya." Kemudian dia kembali ke tempat duduk sebelumnya.
Dia pun tidak menatap lagi dan menekan rasa penasarannya kemudian melihat ke arah panci yang sedang dimasak tidak jauh di depannya.
Supnya sudah masak mari kita makan," ucap wanita itu yang membuka isi dari panci. Aroma enak keluar hebat dari dalam panci dan menyerang dia. "Sungguh aroma yang enak.." Sambil membuka sedikit mulutnya yang mengeluarkan air liur. Dengan ceat dia dihilangkan liur yang keluar menggunakan lengannya secara spontan.
"Baiklah ini punyamu, makanlah. Kamu sudah tidak sadarkan diri cukup lama, pastinya pertumu sekarang ini kosong," ucap wanita Itu yang memberikan dia semangkuk sup.
"Oii! Bella, ambilkan aku juga bah..." teriak seorang lelaki yang berada di seberang sana yang sepertinya memanggil wanita itu dengan sebutan Bella.
"Kamu ambil aja sendiri. Jangan terus terusan jadi pemalas!" balasnya yang berbalik kemudian meneriakinya.
Setelah itu dia berjalan dan menyerahkan salah satu mangkuk yang dia pegang kepada gadis yang menghampiri dia sebelumnya. "Tuan Putri, ini dia makanannya, semoga anda suka.."
Tuan Putri?? Dia terkejut dengan apa yang dia ucapnya tadi. Gadis yang menghampirinya itu adalah seorang putri. Namun dia masih belum mempercayainya. Yah daripada itu, mangkuk yang dia pegang saat ini lebih penting. Sedari tadi aroma yang dipancarkan dari sup ini terus saja menggoda mulut dan perutnya untuk segera dilahap.
Perlahan lahan dia mengangkat sendok yang sudah diisi oleh sup kemudian meniup niupkannya sebentar untuk menghilangkan rasa panasnya. Setelah cukup aman untuk dimakan, dia mulai memasukkan sendok itu kedalam mulutnya. Kunyah dan kunyahan dia lakukan sambil menghayati makanan yang dia makan.
Sejenak dia berhenti dengan bagian depan sendok yang masih berada didalam mulutnya. Mereka yang melihat dia sudah memakan sup tersebut langsung memperhatikannya.
"Emmmm!!! ini sangat enak!! Sudah alam aku tidak memakan makanan seperti ini." teriaknya dengan penuh kebahagiaan dan langsung menggilas makanan yang masih ada didalam mangkuk itu. "Huhh untunglah..." lega mereka semua yang melihat ekspresi bahagianya.
Melihat dia makan dengab lahap dengan isi mangkuk yang hampir habis, Bella pun berbicara, "Apakah kamu ingin tambah??" tanyanya. Dia pun berhenti mengunyah kemudian melihat kearahnya. "Apakah boleh?"
"Iya boleh, aku juga tadi memasaknya cukup banyak."
"Baiklah kalau begitu aku tambah!!" Sambil menyerahkan mangkuk yang hampir kosong itu. Bella pun mengambil mangkuknya dan mengisi dengan sup yang ada berasal dari panci dan mengembalikannya kepada dia.
Mereka pun melanjutkan makan bersama di dalam reruntuhan itu hingga membuat panci yang berisikan sup itu dihabiskan olehnya. Padahal itu bisa digunakan untuk persiapan makan sehari penuh. Namun melihat wajahnya yang penuh kesenangan melahap lahap makanannya itu, mereka hanya membiarkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ksatria Naga Hitam
FantasyDi kisahkan pada Benua Vallesey, terdapat perkumpulan ksatria yang menyebut mereka sebagai Ksartia Naga. Yah, mereka semua adalah ksatria yang telah melakukan kontrak dengan para naga yang merupakan legenda diantara legenda. Mereka dikatakan sebagai...