Chapter 16 Keputusan

136 17 2
                                    

Beberapa saat kemudian, Shion pun kembali ke dalam ruangan dengan membawa pedang hitamnya. Alice yang masih duduk segera menoleh ke arah pintu, dan melihat Shion yang datang. "Bagaimana Shion? Apakah kamu sudah menemukan pedangmu?"

"Iya, aku sudah menemukannya." Sembari menujukkan pedang berwarna hitam pekat kepada mereka. Shion pun lanjut berjalan dan kemudian duduk kembali ke tempat asalnya.

"Baiklah akan kuperkenalkan, dia adalah Agram, naga hitam yang sekarang ini bersamaku." Menancapkan pedangnya di depan mereka. Sesaat sebuah suara yang agak berat muncul dari balik pedang tersebut. "Yah kita bertemu lagi. Itu benar, namaku adalah Agram. Dan juga aku adalah Naga hitam sekaligus partner anak ini."

Mereka bertiga terkejut saat mendengarkan ucapannya yang datang dari pedang tersebut.

"Naga hitam! Salah satu naga yang paling brutal pada masanya. Namun secara tiba tiba saja lenyap dari sejarah. Dan sekarnag aku mendengarnya secara langsung darinya," ucap Alice dengan penuh kekaguman.

Setelah itu Bella ikut bicara, "Sungguh tidak bisa dipercaya. Ternyata dia masih ada."

Kalau kalian adalah rekan, berarti kamu itu adalah seorang ksatira naga," lanjut Richal yang bertanya kepanya. Jika

"Dia masih dalam tahap Naga Muda. Jadi belum bisa dianggap sebagai Ksatria Naga yang sepenuhnya. Tapi seiring berjalannya waktu, dia akan terus bertambah kuat dan bisa menerima kekuatan ini lebih banyak. Dan setelah itu akan menjadi ksatira Naga." Agram langsung menjawab pertanyaanya.

"Apa?!!" Mereka pun terkejut akan ucapan Agram.

"Jadi pertarungan pada waktu itu. Dia masih belum menggunakan semua kemampuannya. Sungguh kekuatan yang sangat hebat," ucap lagi Richal. Dia tidak percaya jika pertarungan itu, Shion belum sepenuhnya menggunakan kemampuan dari Naga Hitam. Dan itu sudah sangat kuat.

"Hmmm itu benar. Yah, walaupun pada saat itu saya yang sedang mengendalikan tubuhnya. Tapi Shion adalah orang yang hebat. Dia masih bisa bertahan dari semua rasa sakit dan masih hidup ketika aku memasukkan kekuatan lebih secara paksa kedalam tubuhnya," jawab Agram.

Kemudian Alice kembali melihat ke arah Shion. "Dan juga Shion, sejak pertarungan kamu dengan Asperral, aku tidak merasakan aura sihir darimu. Apakah itu juga kekuatan dari Agram?"

Pertarungan Shion dan Asperral pada waktu itu memang membuatnya takjub. Tetapi dia masih bingung darimana asal kekuatan Shion yang bisa menyaingi Asperral hingga membuatnya membuka tingkat iblis sejati. Alice masih memperhatikan Shion menuggu jawaban darinya.

"Pertarungan pada waktu itu yah..." Kemudian Shion menutup matanya dan mulai mengatur nafasnya. Perlaha lahan aura hijau mengelilingi tubuhnya, walaupun tidak banyak. Alice dan tiga orang lainnya juga melihat aura itu muncul di sekitar Shion.

"Nah kekuatan itu! Aku idam menarakan aura sihir dari kekuatan itu." Saat melihat aura yang ada pada Shion, Alice semakin yakin dengan apa yang dia rasakan pada waktu itu.

Shion kembali membuka matanya. Ini adalah salah satu teknik yang diajarkan oleh Agram kepadaku. "Namanya adalah Teknik Pengendalian Kekuatan Alam. Dengan menyerap kekuatan yang ada di sekitar alam dan mengubahnya menjadi kekuatan kita. Ini adalah kemampuan yang sangat hebat. Apalagi untuk orang yang tidak memilik kemampuan sihir sepertiku."

"Itu adalah teknik yang sangat cocok digunakan untuk anak ini. Ternyata dia bisa menggunakannya dengan sangat baik. Aku pun terkesan melihat peningkatannya," lanjut lagi Agram.

"Shion, kamu memang tidak mempunyai sihir...?"

"Iya, memangnya kenapa."

"Tidak apa apa. Tapi jarang saja ada orang yang tidak mempunyai kakuatan sihir."

"Aku juga tidak terlalu memikirkannya juga. Sekarang aku bisa mempunyai kemampuan ini dan kemungkinan bisa menyaingi para pengguna sihir."

Setelah itu, Shion kembali membuat ke arha Agram, yang ada di dalam pedangnya. "Agram, setelah ini kita akan segera berangkat. Aku ingin secepatnya kembali ke Asrtith."

"Iya baiklah kalau begitu maumu. Saya juga mau melihat bagaimana keadaan di luar sana. Sudah lam saya tidak pergi keluar dan menjelajah."

Setelah mendapatkan jawaban dari Agram, dia melihat lagi ke arah mereka bertiga. "Dan kalian. Terimakasih karena telah merawatku sampai saat ini." Mendudukkan sedikit kepalanya.

"Tapi karena kalian sudah diasingkan, apakah kalian akan tetap tinggal di sini atau ke suatau tempat?" lanjut tanyanya. Dia akan berpisah dengan mereka. Tetapi apakah mereka akan tetap di sini atau juga ikut pergi meninggalkan reruntuhan ini.

Alice pun mulai berbicara, "Kami tidak mempunyai tempat untuk kembali. Mungkin kami akan tinggal di sini. Tapi... Beberapa waktu yang lalu kami sudah memutuskan untuk ikut denganmu, Jadi kami menunggu hingga kamu sadar dan memnta kamu untuk memutuskannya. Apakah kami boleh ikut denganmu?"

Kemudian Agram berbisik didalam pikirannya, "Nak, kasih ikut saja mereka didalam perjalananmu. Kekuatan Mereka akan berguna bagimu. Walaupun kamu sudah mempunyai kekuatan, tapi kamu tidak bisa melakukan apapun sendirian. Dan lagian kamu juga tidak akan bisa bertahan jika sendirian."

"Yang kamu katakan itu ada benarnya. Dan juga selama di perjalanan, mereka bisa membuatkanku makanan enak." Dia setuju dengan saran dari Agram. Tetapi sepertinya itu lebih berbeda dari pikirannya.

"Yah bisa juga begitu. Intinya ajak saja mereka."

"Baiklah..."

Sesaat dia kembali melihat mereka. "Kalian bertiga bisa ikut denganku. Kalian juga sudah tidak mempunyai tempat tujuan lagi. Mungkin akan lebih menyenangkan jika kita pergi bersama sama."

"Terimakasih karena telah menerima kami. Mulai sekarang mohon kerjasamanya."

"Yah, begitu juga denganku."

Mereka telah memutuskan untuk pergi bersama, menuju ke kerajaan Asrtith, rumah lamanya Shion, yang berada di ujung benua Vallesey.

**

Sesudah itu, Shion kembali berbicara, " Untuk sementara kita akan berada di sini terlebih dahulu. Aku harus melatih kekuatanku terlebih dahulu. Sudah cukup lama rasanya aku tidak latihan. Sementara itu kalian kalau ada waktu kosong, buatlah persiapan untuk bekal perjalanan nanti. Kita tahu berapa lama kita berjalan hingga sampai ke desa desa."

"Baiklah kalau begitu. Kami akan mencari bahan bahan terlebih dahulu," ucap Bella yang kemudian pergi bersama dengan Richal.

"Kalau aku akan mempersiapkan peralatan peralatan yang ada di reruntuhan ini. Siapa tahu masih ada yang berguna untuk di pakai." Dan kemudian berbalik pergi.

"Alice, tunggu!" Shion secara tiba tiba memanggilnya. "Dia pun bebalik dan bertanya, Ada apa Shion??"

"Itu... Sudah berapa lama aku terpingsan??" Shion tidak tahu berapa lama dia pingsan setelah hari itu. Rasanya sudah cukup lama baginya. rasa ingin latihan yang cukup tinggi adalah salah satunya dari kepenasarannya.

Alice pun berpikir sebentar, "Hmmm... sekitar 1 bulan mungkin...."

"Ehhh! Satu bulan?!!" ucapnya dengan nada terkejut. 1 bulan pingsan adalah waktu yang cukup lama. Tentu saja dia sangat terkejut mengetahui hal ini. "Apakah itu benar Alice?!!" Sekali lagi dia bertanya.

"Iya itu benar. Jika di hitung dari bulan purnama baru yang sudah muncul 1 kali, berarti kamu sudah tidur selama sebulan...." jawabnya.

"Ternyata begitu yah... pantas saja aku merasa sudah cukup lama tidak latihan. Baiklah! Aku akan segara latihan. Kemudian mengambil pedang hitamnya yang tertancap di tanah. "Alice, kalau kalian mencariku, aku ada di belakang reruntuhan, di dekat air terjun."

"Ya, baiklah."

Kemudian Shion pun keluar dar dalam ruangan dan berjalan menuju belakang reruntuhan untuk memulai kembali latihannya.

Ksatria Naga HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang