Sesaat sesudah sarapan, sekarang ini mereka saling duduk berhadapan. Shion sudah cukup puas memakan sup dan menggilas habis semuanya. Dia sudah lama tidak memakan makanan seperti ini sejak terjebak di reruntuhan ini. Saat mencicipi sup itu dia terasa seperti di dalam surga. Sungguh enak.
Beberapa saat, Shion pun mulai berbicara, "Perkenalkan namaku adalah Shion. Aku sudah cukup lama tinggal di reruntuhan ini."
Salah satu dari mereka pun membalas. Seorang gadis kecil yang duduk di tengah tengah dari mereka yang mulai berbicara, "Perkenalkan nama saya adalah Alice Efridth, putri dari raja iblis, dan mereka adalah dua pelayanku, Richal dan Bella." Sambil menunjuk kedua orang yang duduk disampingnya. Bella dan Richal menundukkan kepalanya saat mana mereka disebut oleh Alice.
Shion langsung memandangi Alice dengan serius. "Apakah kamu itu benar bener putri dari raja iblis?!" Mendengar identitas dari Alice tentunya membuat dia tidak bisa mempercayainya. Setelah kejadian kejadian itu. Apakah dia memang putri dari raja iblis.
"Memang kamu tidak mempercayaiku sebagai putri raja iblis. Tapi itulah kenyataannya."
"Tapi kenapa orang penting seperti dirimu bisa ada di sini dan ingin di bunuh?" Sekali lagi dia bertanya. Ini aneh mengapa orang penting dikalangan iblis seperti Alice ada di tempat seperti ini dan akan di bunuh. Pastinya ayahnya akan segera mencari dan menghentikannya. Itulah yang dia pikirkan saat ini.
Alice perlahan menghela nafasnya dan kembali berbicara, "Sebenarnya beberapa waktu yang lalu, ayah dan ibuku telah dikhianati oleh bawahannya. Dan mati. Mungkin saja mereka tidak puas kepada keputusan ayahku yang memberi perintah untuk tidak mengganggu manusia ..."
"... Oleh sebab itu mereka berkhianat. Sekarang pemimpin dari seluruh iblis telah diambil oleh mereka dan memerintahkan untuk membuangku ke sini karena hanya aku yang masih hidup. Tetapi ternyata aku ingin dibunuh di sini."
Kemudian dia melihat lagi ke arah Shion. "Dan kamu telah menyelamatkan hidupku. Aku sungguh berterimakasih akan hal itu."
"Ohhh jadi begitu ceritanya. Maaf yah karena mengingatkanku tentang kejadian itu lagi. Dan juga aku berturut duka atas kehilangan orang tuamu."
"Yah tidak apa apa..."
"Ayahmu memang orang yang hebat. Sudah sejak zaman dahulu semenjak iblis terus berperang dengan manusia, namun pada suatu hari mereka sudah mulai saling berdamai hingga sekarang ini. Tapi, jika orang lain yang menggantikannya, apakah tidak mungkin mereka akan menyerang manusia lagi?"
Pastinya pergantian kekuasaan akan segara mengganti peraturan baru.
Ayahnya Alice yang memberikan kedamaian diantara para iblis dan manusia telah mati. Cepat atau lambat mereka akan perubahan dan kembali melakukan peperangan terhadap manusia.Sesudah dia berbicara, Alice pun segera membalasnya, "Kemungkian besar iya. Salah satu hal besar mereka berkhianat adalah perdamaian yang dilakukan oleh ayahku dengan manusia. Mungkin kekacauan akan segara terjadi."
"Jadi begitu yah... ini akan semakin merepotkanku untuk pulang," ucapnya dengan kesal.
Alice agak bingung mengapa Shion mengatakan kata 'pulang' dia pun kembali bertanya. "Apakah kamu akan pergi dari sini....?"
"Hmmm itu benar. Aku secara tidak sengaja terjebak di tempat ini. Jadi aku memutuskan untuk kembali ke tempat asalku yaitu di kerajaan Asrtith. Tetapi jarak yang begitu jauh tidak memungkinkan diriku untuk pulang. Jadi aku terus mempersiapkan diriku agar bisa pulang."
"Kerajaan Asrtith!? Itu sangatlah jauh dari sini. Bahkan butuh waktu berbulan bulan atau bertahun tahun agar bisa sampai di sana. Memangnya apa yang membuatku bisa ada di sini."
"Hehhh, semua itu gara gara gulir teleportasi waktu itu. Sial, kalau saja aku tidak tertarik dan membuka gulir itu, pasti aku tidak berada di sini." Dengan menujukkan nada kesal.
"Jadi kamu sekarang berencana ingin kembali?"
"Iya, begitulah"
Kemudian Richal ikut berbicara, "Tuan Shion, saya bertanya tanya, kekuatan yang ada pada Tuan Shion pada waktu itu apakah benar itu adalah kekuatan dari naga. Dan apakah benar kamu itu adalah kesatria naga?"
Shion kembali mengalihkan pandangnanya kepada Richal. "Hmmm itu benar. Katanya si kakek tua-!" Tiba tiba dia teringat akan sesuatu. Ada sesuatu yang kurang. Dia kemana! Agram dan pedang hitamnya tidak ada di tempat. Shion kelupaan akan semua itu.
Agram... Agram... Agram... Dia berusaha memanggil dia dalam hati. Tetapi tidaka da respon darinya. Ohhh yah lebih baik aku cari pedangnya.
"Kalian bertiga! Apakah kalian melihat pedangku!?" tanyanya kepada mereka bertiga. Hanya mereka yang ada di sini selama dia tidak sadar.
Sesaat Bella pun berbicara, "Pedangmu ada di luar reruntuhan. Kami hanya membiarkannya tertancap di luar. Kekuatan sihir yang sangat besar, membuat kami kesulitan untuk membawanya masuk."
Shion segera beranjak dari tempat duduknya, keluar dari ruangan itu. Dengan cepat, dia melewati celah celah reruntuhan menuju keluar.
Setelah cukup berjalan jalan, akhirnya dia telah sampai di luar reruntuhan. Tidak jauh dari pandangnya, ada sebuah pedang hitam pekat dengan ukuran sedang tertancap di tanah. Shion pun berjalan mendekati pedang itu. "Ketemu juga..." Dengan perasaan lega. Ternyata benar itu adalah pedangnya. Dia sangat lega mengetahui pedangnya masih ada.
Shion menarik pedang dari tanah. Saat Dia menariknya, ia tidak menerima luka lagi yang menjadi efek samping dari pedang itu. "Tidak terjadi apa apa. Apakah aku sudah bisa menggunakannnya sesuka hati..." gumamnya sambil memandangi pedangnya dari dekat. Pasti ada peningkatan pada dirinya yang membuatnya efek samping dari penarikan pedang ini hilang, ataukah pedang ini sudah mengakui dirinya dan kemudian menghilangkan efek samping tersebut. Tetapi intinya dia segera bisa menggunakan pedang itu lebih sering lagi.
Di saat dia sedang sibuk memperhatikan pedang itu. Tiba tiba sebuah suara dengan nada berat terdengar dipikirannya. "Hahahahaha akhirnya kamu bangun juga yah nak..." Yah, itu adalah suara dari Agram. Tiba tiba saja suranya kembali muncul.
Shion pun segara bertanya saat mendengarkan suaranya, "Agram, kamu darimana saja? Aku tadi sudah memanggil memanggilmu, tetapi tidak ada jawaban," tanyanya.
"Aku sadari tadi berada didalam pedang itu sedang beristirahat. Kamu sudah tidak sadar cukup lama sehingga membuatku lelah menunggu. Jadi aku kembali saja kedalam pedang dan tidur lagi."
"Begitu yah... yah tidak apa apa. Maaf telah membuatmu menunggu cukup lama."
"Tidak apa apa. Memang pertarungan waktu itu sangatlah sengit. Tapi kamu masih bisa bertahan setelah menggunakan kekuatan Naga Muda untuk pertam kali hampir maksimal. Ini adalah perkembangan yang hebat," puji Agram.
"Hehehehe terimakasih..."
"Dan bagimana dengan mereka bertiga. Apakah mereka masih ada di sini?" tanya Agram. Yang dia tanyakan adalah Alice dan yang lainnya.
"Hmmm, mereka masih ada di dalam. Ohh yah, kalau begitu mari kita masuk dulu. Aku juga harus memperkenalkanmu kepada mereka semua," ucapnya yang kemudian berjalan masuk ke dalam reruntuhan lagi.
-Aku tidak tau novel ini mau dilanjutkan apa tidak. Ide selalu samar samar dipikiran. Ini aja aku nulisnya sudah sangat gabut. Jadi kalau ada ketidakjelasan pada bab ini maupun selanjutnya bisa dimaklumi atau diingatkan. Saya akan usahakan untuk merevisinya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ksatria Naga Hitam
FantasyDi kisahkan pada Benua Vallesey, terdapat perkumpulan ksatria yang menyebut mereka sebagai Ksartia Naga. Yah, mereka semua adalah ksatria yang telah melakukan kontrak dengan para naga yang merupakan legenda diantara legenda. Mereka dikatakan sebagai...